Kisah Seniman Pembuat Lukisan Bak Truk di Jalur Pantura

Reporter

Rabu, 27 Mei 2015 21:24 WIB

Sebuah lukisan di karoseri bak truk kayu yang melintasi Jalan Siliwangi, Pantura, Jawa Tengah, 19 Mei 2015. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Kantuk dan penat sering menghinggapi para pengemudi di jalan raya, apalagi ketika macet atau dalam perjalanan jauh. Namun, rasa itu sering hilang ketika tak sengaja membaca tulisan lucu atau nakal dan gambar menggoda di ‘pantat’ atau bak truk kayu dari truk yang melintas.

Ambil saja contohnya dari tulisan yang dirampungkan Agus Uryanto, 45 tahun: “Dua Anak Cukup, Dua Istri Ribut.” Kalimat ini ditulis di bak truk pesanan seseorang dari Cirebon. Kalimat itu terinspirasi dari slogan keluarga berencana yang digagas pemerintah.

“Untuk menghibur siapapun yang kebetulan ada di belakang truk itu,” ujarnya saat dijumpai di kawasan Jalan Bypass Perumnas Kota Cirebon, awal Mei 2015.

Dia ingin karyanya bisa sedikit mengobati kejengkelan pengendara yang terjebak macet dan terhalang truk di depannya.

Sebagai pelukis bak truk, Agus juga piawai menggambar tokoh tertentu, dari wajah artis hingga meniru gambar jagoan komik seperti Iron Man. “Sesuai dengan pesanan saja. Gambar dan tulisan semua dari pelanggan,” katanya.

Agus memiliki hobi menggambar sejak masih sekolah. Hobi dan bakat melukisnya ini menjadi mata pencahariannya. Dengan tarif sekitar Rp 600 ribu sekali lukis, dalam sehari Agus bisa melayani hingga tiga lukisan. Kendati masih sering dapat pesanan, sedikit demi sedikit peran Agus dan kawan-kawan kini mulai tergeser oleh hadirnya mesin cetak.

Di Batang, Jawa Tengah, misalnya, tren lukisan di bak truk berganti ke lembaran gambar tempel atau stiker sejak 2010. “Hasilnya lebih cepat dan murah,” ujar Ahad Khoironi, salah satu pembuat stiker untuk bak truk di Batang, Jawa Tengah.

Harga yang ditawarkan untuk memasang stiker berkisar Rp 350 ribu, hampir separuh dari harga lukisan. Tak hanya tulisan iseng, stiker juga bisa menyediakan jasa cetak dan menempel gambar tokoh tertentu. Misalnya gambar perempuan berpose menggoda, yang jadi favorit para pemesan. Gambar bisa pula ditampilkan dengan efek tiga dimensi. “Yang begini banyak peminatnya,” kata Ahad.

Di Surabaya setali tiga uang. Perusahaan karoseri mulai beralih bahkan bekerja sama dengan percetakan untuk membuat stiker sejak tahun 2000-an awal. Menurut Presiden Direktur PT Adicitra Bhirawa, Freddy Pangkey, perusahaan karoseri lebih suka menggandeng percetakan karena waktu pembuatan bak atau boks jadi lebih singkat. “Sama seperti lukisan, konsumen bisa memilih dan membawa rancangannya. Tinggal kami cetak dan kami pasang,” ujarnya.

Meski begitu, Freddy melanjutkan, peminat untuk jasa pelukis truk bukan berarti hilang begitu saja. Pelukis seperti Agus biasanya memang khusus dipesan untuk menghias bak truk kayu, yang masih banyak dipakai di kawasan Cirebon dan Jepara.

Agus pun mengaku tak begitu khawatir dengan fenomena ini. Baginya, melukis lebih dari sekadar pekerjaan. Apalagi ia telah menekuni seni menggambar sejak kecil. “Selama tak melanggar norma, saya senang-senang saja mengerjakan lukisan atau tulisan apa pun pesanan pelanggan.”


TIM TEMPO



Advertising
Advertising

Berita terkait

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

26 September 2022

Catatan Sejarah Paris van Java Menjadi Julukan Kota Bandung

Julukan Paris van Java untuk Kota Bandung mulai mencuat ketika acara Kongres Internasional Arsitektur Modern di Swiss pada Juni 1928.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

25 September 2022

Hari Ini 212 Tahun Lalu, Kota Bandung Diresmikan Daendels

Herman Williem Daendels meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang memindahkan ibu kota kabupaten melalui surat tanggal 25 Mei 1810.

Baca Selengkapnya

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

12 Februari 2018

Kelenteng-kelenteng di Jalan Raya Pos Daendels

Pada Cap Go Meh, arak-arakan joli yang diikuti liong dari kelenteng-kelenteng itu ada yang melewati jalan Daendels.

Baca Selengkapnya

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

28 Mei 2015

Senja yang Sempurna di Jalur Daendels

Nyaris tak ada jejak kejayaan pelabuhan di ujung Jalan Raya Pos Daendels ini.

Baca Selengkapnya

Kisah Mayat di Alas Roban

27 Mei 2015

Kisah Mayat di Alas Roban

Jalan Daendels membelah Alas Roban yang terkenal angker dan rawan kejahatan. Jadi tempat pembuangan mayat.

Baca Selengkapnya

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

27 Mei 2015

Prostitusi Pantura di Jalan Raya Pos

Prostitusi di jalur Pantura tumbuh sejak zaman Belanda. Titik lokalisasi mengikuti tempat istirahat para sopir truk.

Baca Selengkapnya

Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

27 Mei 2015

Jembatan Ini Dulu Bertiang Pancang Manusia

Jadi alat untuk menghukum penduduk karena jembatan tak kunjung selesai

Baca Selengkapnya

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

27 Mei 2015

Misteri Makam Diduga Korban Kerja Paksa Jalan Daendels

Korban kerja paksa pembangunan Jalan Raya Pos diperkirakan juga dikubur langsung di sekitar Cadas Pangeran.

Baca Selengkapnya

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

27 Mei 2015

Daendels Tak Begitu Dikenal di Kota Kelahirannya

Di kota kelahirannya sendiri, Hattem, jejak jenderal bertangan besi ini hanya terdapat di Museum Voerman, museum sejarah Kota Hattem.

Baca Selengkapnya

Menjelajah Keindahan Pasir Putih Situbondo  

27 Mei 2015

Menjelajah Keindahan Pasir Putih Situbondo  

Pantai Pasir Putih di Kecamatan Bungatan, Situbondo, Jawa Timur, cukup strategis, di sisi Jalan Raya Pos karya Gubernur Jenderal Daendels.

Baca Selengkapnya