TEMPO.CO , Jakarta: Pelonggaran aturan larangan rapat di hotel bagi pegawai negeri sipil telah menaikan tingkat hunian hotel berbintang. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Maret 2015 naik 1,54 persen dibanding Februari 2015.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin mengatakan TPK pada Maret 2015 rata-rata mencapai 49,13 persen. "Dibanding dengan TPK pada Februari 2015 yang tercatat 47,59 persen, TPK pada Maret 2015 mengalami kenaikan 1,54 persen," kata Suryamin di kantor BPS, Jakarta, Senin, 4 Mei 2015.
Menurut Suryamin, pelonggaran larangan rapat di hotel menjadi salah satu sebab kenaikan tingkat hunian hotel. "Ini menunjukkan sedikit saja ada kebijakan, bisa mempengaruhi tingkat hunian hotel," ujar Suryamin.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan aturan larangan bagi PNS untuk rapat di hotel. Ini dilakukan untuk alasan penghematan. Namun larangan ini diperlonggar setelah adanya keberatan dari para pengusaha hotel. Mereka mengeluh mengalami kemerosotan pendapatan akibat kebijakan itu. Pemerintah pun memperlonggar PNS boleh rapat di hotel jika hotel milik pemerintah sudah penuh.
Menurut Suryamin, pada Maret 2015 tingkat hunian tertinggi terjadi di Sulawesi Tengah, yakni 58,55 persen. Diikuti Kalimantan Timur 57,79 persen dan DKI Jakarta 56,82 persen. Sementara tingkat hunian terendah terjadi di Gorontalo 24,63 persen.
Meski naik dibanding bulan sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan tingkat hunian pada Maret 2014 (year on year), tingkat hunian pada Maret 2015 mengalami penurunan. Pada Maret 2014, tingkat hunian hotel berbintang mencapai 51,29 persen. "Secara year on year terjadi penurunan 2,16 persen," kata Suryamin.
AMIRULLAH
Berita terkait
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara
2 hari lalu
BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.
Baca SelengkapnyaBPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik
2 hari lalu
Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaNeraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?
12 hari lalu
Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka
12 hari lalu
Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.
Baca SelengkapnyaImpor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik
12 hari lalu
BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.
Baca SelengkapnyaBPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.
Baca SelengkapnyaBPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan
12 hari lalu
BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSurplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit
12 hari lalu
Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.
Baca SelengkapnyaTimur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak
12 hari lalu
Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaPenerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen
30 hari lalu
Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.
Baca Selengkapnya