Pengantin Baru dari Bandung Itu Bak Ditelan Gempa Nepal

Reporter

Editor

Budi Riza

Senin, 27 April 2015 19:03 WIB

Longsoran kecil di Gunung Pumori terlihat dari Everest Base Camp, Nepal, 26 April 2015. Puluhan ribu warga Nepal mewaspadai datangnya gempa susulan saat mereka mencari sanak famili yang menjadi korban. Azim Afif via AP

TEMPO.CO, Bandung -Lundi Farida, 59 tahun, tampak tegar meski keberadaan putri dan menantunya masih menjadi teka-teki. Putri tercintanya, Alma Parahita, 32 tahun, seolah lenyap ditelan bumi bersama sang suami, Kadek Andana (27). Mereka hilang saat gempa bumi menerjang Nepal pada pekan lalu.

Dua sejoli yang baru menikah ini hendak berbulan madu ke Nepal. Mereka mendaki Gunung Yalapik dan Nayakanga pada 19 April 2015. “Aku tak khawatir. Aku percaya mereka mendapat pelatihan dan punya jam terbang yang cukup di gunung. Aku yakin mereka cuma terkurung,” ujar Lundi, saat ditemui di Sekretariat Taruna Hiking Club (THC), Jalan Bukit Dago Utara, Bandung, 27 April 2015.

Alma dan Kadek sama-sama mencintai gunung. Lundi berkisah, putrinya bertemu dengan Kadek di klub pencinta alam asal Bandung, Taruna Hiking Club, pada 2007. Empat tahun berpacaran, keduanya menikah pada Maret 2015.

Menurut Lundi, Alma masih mengirim pesan kepadanya melalui ponsel sebelum gempa menerjang pada Sabtu lalu. Perasaannya sudah tak karuan sejak Kamis pekan lalu. Lundi pun berusaha terus menjalin komunikasi dengan Alma, tapi pesannya tak dijawab.

Gempa berkekuatan 7,9 skala Richter itu mengguncang Nepal pada Sabtu lalu. Ribuan orang menjadi korban, sedangkan yang lainnya hilang, termasuk anggota tim ekspedisi Nepal Taruna Hiking Club. Selain Alma dan Kadek, pendaki asal Bandung lainnya yang hilang adalah Jeroen Hehuwat (39).


Menurut Ketua Taruna Hiking Club, Grahito Handaru, ketiganya tak memberi kabar sejak terjadinya gempa. "Terakhir ada kontak saat mereka melakukan aklimatisasi (adaptasi cuaca) di pos pendakian area Langtang Village,” kata dia. Langtang Village merupakan wilayah dengan sinyal yang minim.

Kementerian Luar Negeri RI mencatat 34 warga negara Indonesia berada di Nepal saat peristiwa nahas itu terjadi. Komunikasi di Nepal dikabarkan terputus, sehingga keberadaan mereka sulit dilacak.

Anggota tim pusat krisis klub, Gyaista Sampurno, mengatakan ketiga pendaki tersebut berangkat ke Nepal untuk mendaki dua puncak gunung, Yala dan Naya Kanga. Mereka berencana ke sana pada 28 April dan 2 Mei 2015.

Hilangnya tiga warga Bandung ini membuat Wali Kota Ridwan Kamil turun tangan. Ia telah menghubungi sejumlah kelompok pencinta alam untuk menggali informasi. “Kalau ada kabar baru dari tim pencinta alam, pasti saya umumkan,” ujar dia.

PERSIANA GALIH | ANWAR SISWADI

Berita terkait

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

15 jam lalu

Gempa Magnitudo 5,4 di Kepulauan Seribu, Dampak Pergerakan Intraslab Lempeng Indo-Australia

TEMPO, Jakarta- Pada Rabu 15 Mei 2024 pukul 16.42.56 WIB wilayah Kepulauan Seribu, diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4

Baca Selengkapnya

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

17 jam lalu

Gempa di Laut Guncang Kepulauan Seribu, Guncangan Skala III-IV Terasa hingga Tangerang

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Mataram dan Sekitarnya, Warga Berhamburan Keluar Rumah

Gempa berkekuatan 5,5 Magnitudo selama kurang dari 10 detik menggoyang wilayah Mataram, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

Baca Selengkapnya

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

1 hari lalu

Alasan Korban Bencana Alam Tidak Ditanggung oleh BPJS. Bagaimana Aturannya?

BPJS Kesehatan memang memiliki aturan tertentu terkait penanganan korban bencana alam. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

2 hari lalu

Gempa Tektonik M5,1 di Laut Flores, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya deformasi batuan dalam slab Lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Mengenang Gempa Bumi Dahsyat Sichuan 2008 Berkekuatan 7,9 SR: Sekitar 90 Ribu Jiwa Tewas

3 hari lalu

Mengenang Gempa Bumi Dahsyat Sichuan 2008 Berkekuatan 7,9 SR: Sekitar 90 Ribu Jiwa Tewas

Gempa bumi dahsyat Sichuan yang terjadi pada 12 Mei 2008 menjadi salah satu gempa dengan korban jiwa terbanyak yang terjadi di China.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

8 hari lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

8 hari lalu

BMKG: Gempa Bumi di Pacitan Akibat Deformasi Batuan Lempeng Indo-Australia

Dari analisis BMKG, gempa bumi dengan magnitudo M4.8 di Pacitan akibat deformasi batuan lempeng Indo-Australia.

Baca Selengkapnya

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

8 hari lalu

Pacitan Diguncang Gempa Bumi Tektonik, Terasa Sampai ke Blitar dan Malang

Pacitan diguncang gempa bumi dengan magnitudo M5,0, Selasa, 7 Mei 2024 pukul 10.34 WIB.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

9 hari lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya