Soldatenkaffee, Kedai Kopi Tentara Jerman di Bandung  

Reporter

Editor

Kurniawan

Kamis, 9 April 2015 18:59 WIB

Soldatenkaffe, Kafe yang menampilkan benda koleksi berupa replika perlengkapan tentara Jerman di masa perang dunia II. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Meski ada penyelenggaraan peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada pertengahan April ini, restoran kontroversial Soldatenkaffee tetap buka seperti biasa.

Kafe yang terletak di Jalan Cikawao, Bandung, itu menarik perhatian publik karena menawarkan restoran bertema Nazi. Tapi, pemiliknya, Henry Mulyana, tidak akan menggiring tamu KAA ke kafe ini. "Kafe ini tidak disukai negara yang membenci Nazi," ujar Henry kepada Tempo.

Henry tidak begitu antusias menanggapi KAA. Menurut dia, tidak ada yang istimewa dengan Konferensi Asia-Afrika.

Henry menegaskan bahwa kafenya bertema Perang Dunia II, bukan menyebarkan paham Nazi. Buktinya, selain memamerkan ornamen-ornamen militer Jerman, dia memajang poster Amerika dan Jepang.

Kafe yang dibuka pada 2011 di Jalan Pasir Kaliki, Bandung, ini memang memasang simbol-simbol Nazi Jerman, seperti swastika, dan lukisan pemimpin Nazi, Adolf Hitler. Kafe ini sempat menghebohkan dunia dan banyak diliput media luar negeri. Henry bahkan sempat dipanggil Pemerintah Kota Bandung.

Soldaten Kaffee der Kommandantur Gross, nama kafe itu dulu, sempat ditutup selama sekitar satu tahun, sebelum dibuka kembali pada Juni 2014.

Soldatenkaffee (bahasa Jerman yang berarti "Kafe Tentara") menawarkan wisata kuliner dengan suasana militer Jerman. Berbagai ornamen militer Jerman, seperti helm, senjata dan seragam, dipajang di sana.

Sejak 2007, Henry memang memiliki ketertarikan terhadap militer Jerman. Ia biasa memakai aksesori perang militer Jerman tersebut saat bermain airsoft gun.

Henry memajang ornamen, poster, dan lambang-lambang militer Jerman tersebut murni karena kesukaannya terhadap militer Jerman. Menurut dia, ini bukan berarti dia mengagung-agungkan Nazi. Lambang swastika, misalnya menurut Henry, di Indonesia tidak ada larangan khusus mengenai simbol tersebut. Henry mengatakan Soldatenkaffe merupakan nama yang diambil dari sebuah kafe di Jerman pada masa Perang Dunia II.

Kini Soldatenkaffe menempati bangunan seluas kurang-lebih 400 meter yang dibagi menjadi tiga ruangan. Sama seperti kafe lain, pengunjung dapat bersantai sambil menikmati beragam makanan dan minuman yang disediakan di kafe ini.

Faza, seorang pengunjung, mengatakan konsep kafe yang unik ini dapat membuatnya kembali merasakan zaman Perang Dunia II.

Setiap sisi ruangan di kafe ini sudah dirancang untuk pengunjung yang ingin berfoto. Pengunjung dapat berfoto dengan pernak-pernik militer Jerman, seperti foto, miniatur tank, dan poster militer Jerman, pada tembok yang didesain seperti habis terkena ledakan bom.

Dari semua makanan yang disediakan terdapat beberapa makanan khas Jerman yang disajikan, seperti schnitzel dan goulash soup.

DICKY ZULFIKAR NAWAZAKI


VIDEO TERKAIT:


Berita terkait

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

1 hari lalu

Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

10 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

11 hari lalu

10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.

Baca Selengkapnya

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

12 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

13 hari lalu

Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.

Baca Selengkapnya

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

16 hari lalu

Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

17 hari lalu

5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

25 hari lalu

Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.

Baca Selengkapnya

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

28 hari lalu

Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.

Baca Selengkapnya

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

30 hari lalu

Mengulik Keragaman Kuliner Khas Jawa Timur, Banjarmasin, hingga Lombok

Ada tiga episode web series dalam format dokumenter membahas tentang filosofi, cara hingga tips memasak kuliner setiap daerah

Baca Selengkapnya