Menara 150 Tahun di Pulau Biawak  

Reporter

Kamis, 11 September 2014 20:00 WIB

Air laut yang being dan bersih mengelilingi Pulau Biawak, di Laut Jawa Indramayu, Jawa Barat. 26 Juni 2014. Pulau ini menjadi salah satu destinasi favorit di Indramayu. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Indramayu - Satu bangunan yang paling menonjol waktu mengunjungi Pulau Biawak, Indrawayu, Jawa Barat, pada 5-7 Septembr 2014, adalah mercusuar. Dari jarak satu kilometer, di laut lepas menjelang darmaga pulau, bangunan dari baja itu sudah terlihat bentuknya. Berdiri menjulang setinggi kurang lebih 75 meter, seolah menjadi ikon bagi pulau yang dihuni kawanan biawak --binatang repteil sejeni kadal-- itu.

Ketika kapal bersandar, bentuk bangunan berkerucut yang dibangun pemerintahan kolonial Belanda sekitar 150 tahun lalu itu semakin jelas. Silinder dari baja berwarna putih membumbung tinggi. Di kakinya, rangka-rangka baja melindung dan menahan bangunan itu.


Menara mercusuar itu tak berdiri sendiri. Ada bangunan yang menjadi mess Kementerian Perhubungan yang menemani menara itu. Mess itu terdiri dari lima rumah dan satu ruangan penyimpan genset listrik. Tepat di ujung kanan kawasan mess itu, tinggallah Subur Sudirman, teknisi mercu suar.

Pria 56 tahun ini mulai menjejakan kaki di Pulau Biawak pada 1993. Setelah menetap selama beberapa bulan, dia meninggalkan tempat itu kemudian kembali lagi untuk yang keempat kalinya. "Sekarang sudah enak, tidak perlu naik ke atas untuk menyalakan lampu," kata dia yang ditemui Kamis, 5 September 2014 dalam acara Pertamina Peduli Ekosistem Laut di Pulau Biawak.

Pada tahun-tahun awal ditugaskan di sana, Subur harus naik ke atas menara untuk menyalakan lampu mercusuar. Kini pekerjaan itu tidak perlu dilakukan karena lampu di mercusuar menggunakan panel surya. "Lampu menyala otomatis saat gelap," kata Subur. "Paling seminggu sekali saya naik untuk bersih-bersih."

Di usianya yang lebih dari separuh abad, naik ke menara setinggi 55 meter itu cukup menguras tenaga.


Mercusuar di Pulau Biawak itu dibangun pada 1872. Ini diketahui karena angka itu terpampang di pintu mercu. "Belum pernah dipugar, hanya dicat sesekali saja," kata Subur. Karena itu tidak heran jika cat yang menempel di dinding sebagian besar sudah mengelupas. Karat pun sudah menggerogoti tangga yang terbuat dari besi.


Di dalam mercu, saat menegadahkan kepala, terlihat untaian anak tangga melingkar spiral. Indah untuk asimetris bangunan. Semakin tinggi anak tangga yang didaki, diameter menara pun semakin menyusut.

DIANING SARI

Berita Terpopuler:
Prabowo Legowo Ahok Keluar dari Gerindra
Surya Paloh Ditanyakan Soal Ahok dan RUU Pilkada
Jokowi Janji Akan Cukur Biaya Rapat Rp 18 Triliun
Jokowi-JK Pakai Mobil Lama, SBY-Boediono?

Advertising
Advertising

Berita terkait

Sarapan Bareng Erick Thohir, Sultan HB X Bahas Borobudur Sampai Jalan Tol

21 Februari 2022

Sarapan Bareng Erick Thohir, Sultan HB X Bahas Borobudur Sampai Jalan Tol

Gubernur DIY Sultan HB X dan Menteri BUMN Erick Thohir juga melakukan pertemuan dan pembicaraan empat mata secara tertutup.

Baca Selengkapnya

Proyek Penataan Pulau Rinca Capai 94 Persen, tapi Tak Bisa Selesai Tepat Waktu

29 Juli 2021

Proyek Penataan Pulau Rinca Capai 94 Persen, tapi Tak Bisa Selesai Tepat Waktu

Pemerintah tengah melakukan penataan sarana dan prasarana wisata di Pulau Rinca untuk membuat kawasan wisata komodo yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Anggarkan Rp 1,2 T untuk Bangun Pariwisata Borobudur

6 Februari 2020

Kemenhub Anggarkan Rp 1,2 T untuk Bangun Pariwisata Borobudur

Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk membangun infrastruktur pariwisata di Borobudur.

Baca Selengkapnya

Dukung Pariwisata, PUPR Akan Bangun Trans Bangka Belitung

3 September 2019

Dukung Pariwisata, PUPR Akan Bangun Trans Bangka Belitung

Kementerian PUPR menyatakan, Trans Babel terdiri atas Trans-Bangka sepanjang 440 kilometer dan Trans-Belitung sepanjang 390 kilometer.

Baca Selengkapnya

Dukung Danau Toba, Kemenhub Bangun 2 Kapal Ro-Ro dan 5 Dermaga

14 Oktober 2017

Dukung Danau Toba, Kemenhub Bangun 2 Kapal Ro-Ro dan 5 Dermaga

Kemenhub mendukung Danau Toba sebagai tujuan pariwisata dunia.

Baca Selengkapnya

Genjot Pariwisata, Jokowi: Pelabuhan Internasional Mendesak

4 Oktober 2017

Genjot Pariwisata, Jokowi: Pelabuhan Internasional Mendesak

Ketiadaan pelabuhan internasional menjadi perhatian Presiden Jokowi karena bakal mempengaruhi jumlah wisatawan mancanegara.

Baca Selengkapnya

Dukung Pariwisata, Kemenhub Genjot Pembangunan Infrastruktur di 3 Destinasi

1 Oktober 2017

Dukung Pariwisata, Kemenhub Genjot Pembangunan Infrastruktur di 3 Destinasi

Bandar Udara di Kulonprogo ditargetkan mulai beroperasi pada 2019 untuk mendukung pariwisata di Yogyakarta, Solo, dan Semarang.

Baca Selengkapnya

Gaet Lebih Banyak Turis, Desa Gamelan Wirun Gandeng UGM dan Hotel  

22 September 2017

Gaet Lebih Banyak Turis, Desa Gamelan Wirun Gandeng UGM dan Hotel  

Desa Wirun yang dikenal dengan industri gamelannya menggandeng Universitas Gadjah Mada dan Jogjakarta Plaza hotel untuk meningkatkan pariwisata.

Baca Selengkapnya

Garap Potensi Wisata, Kota Tangerang Luncurkan E-Plesiran  

16 Agustus 2017

Garap Potensi Wisata, Kota Tangerang Luncurkan E-Plesiran  

E-Plesiran juga terintegrasi dengan Google Maps yang bisa diakses masyarakat luas.

Baca Selengkapnya

Patung Banteng Wulung di Gedung BEI Jadi Ikon Baru Pariwisata DKI

13 Agustus 2017

Patung Banteng Wulung di Gedung BEI Jadi Ikon Baru Pariwisata DKI

Patung Banteng Wulung seberat tujuh ton berasal dari kayu fosil berusia2,5 juta tahun.

Baca Selengkapnya