Gunungkidul Gelar Festival Kesenian Tradisional  

Reporter

Rabu, 25 September 2013 16:00 WIB

Anak-anak bermain air bersama dalam melakukan ritual padusan di Telaga Bembem, Purwosari, Gunungkidul, Yogyakarta, (8/7). Umat Islam di Pulau Jawa melakukan tradisi Padusan untuk menyucikan diri menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul menggelar Festival Kesenian Gunung Kidul IX yang dipusatkan di Desa Wiladeg, Kecamatan Karangmojo, selama hampir sepekan, 24-28 September 2013. "Tahun ini fokusnya memberi ruang kepada kelompok yang daerahnya memiliki seni tradisi tapi nyaris punah, bukan yang sering tampil di depan masyarakat," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Gunungkidul, Sujarwo, kepada Tempo, pada Rabu, 25 September 2013.

Tak kurang dari 34 kelompok seni tradisional akan tampil di festival tersebut, di antaranya kelompok Wayang Beber, musik tradisional Rinding Gumbeng Beji, kesenian Thekthek Wonosari, tayub Karangmojo, reyog Dhodhog Piyaman, juga seni tradisi Jelantur Karangsari Semin.

Sujarwo mengungkapkan salah satu atraksi yang mendapat tempat prioritas dalam festival adalah Wayang Beber. Wayang ini di Indonesia hanya dimiliki dua kabupaten, yakni Gunungkidul dan Pacitan. Sebagai salah satu bentuk kesenian rakyat pinggiran, keberadaan Wayang Beber nyaris punah. Padahal, tradisi yang dipercaya mulai hidup sejak abad 16 itu dapat menjadi potensi kekayaan budaya bagi daerah mengenali sejarah.

Wayang Beber ditampilkan dalam bentuk gulungan-gulungan yang memuat cerita penokohan dunia pewayangan. Di Festival ini Wayang Beber yang ditampilkan memuat gulungan cerita seperti Panji Asmarabangun dan Jaka Tarub.

Musik Rinding yang dikukuhkan pemerintah kabupaten sebagai satu kesenian kuno Gunungkidul juga ikut dipentaskan. Kesenian ini, menurut Sujarwo, dipercaya sebagai salah satu jejak peninggalan tradisi masa Majapahit yang sampai sekarang masih dimainkan masyarakat Desa Beji, Ngawen. Kekhasan musik ini terletak pada alat musiknya yang sangat sederhana, yakni menggunakan bambu berbentuk pipih persegi panjang dan dimainkan sekitar tujuh orang.

"Kami berikan tempat khusus untuk seni tradisi yang hampir punah ini. Apalagi sekarang yang mengisi adalah generasi mudanya, jadi sudah mulai ada regenerasi, perlu diberi tempat untuk berkembang," kata Sujarwo.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

2 Maret 2024

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.

Baca Selengkapnya

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar

Baca Selengkapnya

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI

Baca Selengkapnya