Gandeng Jerman, Yogya Rintis 'Green Hotel'  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Rabu, 11 September 2013 03:42 WIB

Hotel

TEMPO.CO , Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta menggandeng lembaga penelitian asal Jerman, GIZ, untuk mewujudkan prgram green hotel atau hotel ramah lingkungan pada 2014.



Dalam pertemuan antara pihak peneliti Giz dengan pemerintah serta para pelaku perhotelan berbintang di Balai Kota Yogya, Selasa 10 September 2013, program tersebut mengarah utamanya pada pengelolaan limbah air dari hotel.



Peneliti Franhover yang menjadi rekanan GIZ, Marius Mohr mengungkapkan selama ini pengelolaan limbah air yang dilakukan pengusaha perhotelan cenderung konvensional, boros biaya, tidak ramah lingkungan serta kurang bermanfaat.



Pengelolaan limbah masih mengacu pada sistem aerob, dimana membiarkan air limbah yang terbuang dapat menjadi sumber pembentukan mikroorganisme dan menimbulkan potensi gangguan kesehatan. "Perlu ada pembalikan perspektif dalam pengelolaan limbah air ini, khususnya dengan sistem anaerob," kata dia.



Mohr mengungkapkan, sistem aerob pada pengelolaan limbah air perhotelan itu dimungkinkan karena masih mengadopsi pembuangan air dengan konsep gravitasi. Konsep ini hanya memberikan saluran air untuk dibuang tanpa mengalami pengolahan dan penyaringan lebih lanjut.



Advertising
Advertising

Phak GIZ pun dalam kesempatan itu membawakan konsep pengelolaan anaerob berbais vacuum system. Konsep ini telah diterapkan di sejumlah hotel Eropa, termasuk di kawasan resort Langkawi Malaysia dan juga Turki. Sistem pengolahan vakum yang ditawarkan menggambarkan beberapa keuntungan, misalnya konstruksi perpipaan pembuangan lebih felskibel pada ruang sempit, periode konstruksi pendek, hemat biaya, serta kemungkinan bocor kecil.



"Jika dengan sistem pembuangan gravitasi butuh banyak pos pembuangan, dengan sistem ini cukup satu pos tersentral lalu diolah pada instalasi pengolahan," kata dia. Hasil pengeolahan air limbah dengan sistem aerob ini pun dapat menghasilkan biogas yang bermanfaat untuk bahan bakar, air toilet, hingga pupuk. Namun air hasil olahan tetap tidak bisa diminum.



Yang menjadi persoalan dalam sistem itu sendiri satu satunya butuh ruang instalasi lumayan besar secara terpisah untuk pengelolaan limbah. Sistem ini diprediksi membutuhakn daya energi listrik 25-200 kiloawat dan energi thermal sekitar 25 kilowat untuk menghasilkan biogas sekitar 220 sampai 330 perkapita pertahun.



Regional Project Director GIZ Ruth Erlbeck sebelumnya mengatakan akan menggandeng beberapa hotel di Yogyakarta sebagai pilot project program green hotel ini. Sementara, pihak perhotelan yang diundang pada pertemuan itu mengatakan masih akan mempelajari dahulu sistem pengolahan limbah vacuum itu. Kepala Bidang Teknik Hotel Saphir Yogyakarta Dodi Purwanto kepada Tempo mengatakan, selama ini kebanyakan hotel memang masih menganut sistem aerob dalam pengolahan limbah.



"Untuk membangun instalasi model ini tentu butuh perombakan dan juga biaya besar, sehingga kami butuh kanjian lebih dalam agar dapat menerapkan ini," kata dia.



PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

13 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

16 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

52 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Prabowo Usul BUMN Lepas Bisnis Perhotelan, Pengamat Sebut Masih Layak Dipertahankan

56 hari lalu

Prabowo Usul BUMN Lepas Bisnis Perhotelan, Pengamat Sebut Masih Layak Dipertahankan

Mengomentari Prabowo, pengamat BUMN Toto Pranoto mengatakan, perhotelan BUMN masih bisa berkembang dalam ekosistem InJourney.

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

57 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Suka Traveling dengan Budget Tipis, RedDoorz Masih Fokus ke Gen-Z Tahun Ini

31 Januari 2024

Suka Traveling dengan Budget Tipis, RedDoorz Masih Fokus ke Gen-Z Tahun Ini

RedDoorz menyasar generasi Z atau Gen-Z sebagai salah satu target pasar 2024. Hasil survei RedDoorz Indonesia pada 2023 menunjukkan lebih dari 50 persen pengguna hotel RedDoorz dan multibrand di Indonesia berasal dari kalangan usia Gen-Z.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya