Ke Semarang, Gulai Kambing Gereja Blenduk Menanti  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Kamis, 21 Maret 2013 08:59 WIB

TEMPO/Sorta Tobing

TEMPO.CO, Jakarta - Namanya Gulai Kambing Bustaman. Jangan kaget. Di Semarang, Gulai Kambing Bustaman sudah menjadi nama generik. Di tiap sudut kota mudah ditemui penjual gulai kambing menggunakan label "Gulai Kambing Bustaman". Nama Bustaman, merujuk salah satu kampung di Jalan MT Haryono Semarang yang terkenal dengan usaha pemotongan kambing. Beberapa warganya bekerja sebagai pedagang gulai kambing keliling.

Meski sama-sama menggunakan label Gulai Kambing Bustaman, kedai gulai kambing di belakang Gereja Blenduk di kawasan Kota Lama Semarang ini lain dengan yang lain. Rasanya lebih lezat dan segar. Lezat karena bumbu rempahnya terasa, segar karena tak ada unsur santan dalam kuahnya. Berbeda dengan gulai lain yang justru menonjol rasa santannya.

Adalah Garbin, 63 tahun, sang pemilik kedai. Pria asal Kudus yang boro di Kampung Bustaman ini menyatakan cita rasa gulainya berani diadu dengan Gulai Kambing Bustaman yang bertebaran di Kota Semarang. Garbin tidak sedang jumawa. Namun, menurut pengakuan para pelanggan, gulainya memang beda dengan yang lain. "Tentu pelanggan kami sudah melakukan perbandingan," ujarnya kepada Tempo, Rabu, 20 Maret 2013. Sebelumnya, Tempo juga sudah melakukan perbandingan. Memang, gulai racikan Garbin lebih lezat dan segar. Orang Semarang bilang, tidak nek dan mblengeri (tidak gampang bikin kenyang).

Garbin yang sudah 40 tahun berjualan di belakang Gereja Blenduk meneruskan usaha ayahnya, Sumitro. Menurut dia, tak ada resep khusus pada menu gulainya. Sama dengan gulai pada umumnya, yakni menonjolkan rempah-rempah seperti serai, cengkih, kapulaga, kayu manis, lengkuas, daun salam, bawang merah, bawang putih, kemiri, adas, jinten dan sebagainya. Antara bumbu rempah dan kuah harus proporsional. "Jangan pelit dalam meracik bumbu," kata Garbin.

Oh ya, Gulai Bustaman juga menggunakan kelapa. Hanya saja, parutan kelapa tak dituangkan dalam bentuk santan, tapi disangrai (serondeng), lalu ditumbuk halus bersama rempah.

Meski resepnya sama dengan gulai pada umumnya, Garbin mengaku tiap orang memiliki garis tangan sendiri-sendiri yang menentukan enak tidaknya hasil masakan. "Ini rahasia Tuhan," katanya. Dia mencontohkan, meski sama-sama resep dan komposisinya, hasil racikan gulainya masih kalah enak dengan racikan Khoiri, salah satu anaknya yang kini ikut membantu berjualan. "Aneh tapi nyata".

Ketika ditanya, Khoiri menyatakan yang membedakan resep masakannya dengan gulai lain adalah tangannya. "Soal resep, semua sama," kata Khoiri.

Demikian halnya dalam memilih daging kambing, menurut Khoiri, sama dengan pedagang lainnya, yakni terdiri dari kepala, telinga, pipi, lidah, otak, jeroan, kaki dan iga. Asal dibersihkan dan dimasak dengan benar, gulai tak berbau prengus.

Kedai milik Garmin sangat sederhana. Tendanya menempel di salah satu bangunan kuno di belakang Gereja Blenduk. Tapi tiap hari kedai ini menghabiskan 30 kilogram kambing setara 200 porsi. Buka dari jam tujuh pagi sampai jam empat sore. Jika tak ingin antri, disarankan jangan datang antara jam 12 sampai jam satu siang.

Dengan Rp 20 ribu, Anda bisa menikmati seporsi Gulai Bustaman dipadu dengan tempe goreng kering dan taburan irisan bawang merah. Juga sambil menikmati keunikan bangunan tua Gereja Blenduk dengan atap kubahnya yang cembung menjulang. Dari kedai ini, kita bisa menikmati dua ikon kota Semarang sekaligus: Gulai Bustaman sebagai ikon kuliner dan Gereja Blendek sebagai ikon bangunan kuno di Kota Lama Semarang.

SOHIRIN

Berita terkait

Menengok Istana Drakula yang Melegenda di Rumania

3 April 2018

Menengok Istana Drakula yang Melegenda di Rumania

Meski diterpa hujan salju sejumlah turis terlihat asyik menikmati Istana Drakula berikut pemandangan indah sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Dari ASEAN, Jumlah Turis Indonesia Paling Banyak Datangi Prancis

6 September 2017

Dari ASEAN, Jumlah Turis Indonesia Paling Banyak Datangi Prancis

Jumlah turis Indonesia adalah yang terbanyak mendatangi negeri Menara Eiffel itu dari kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Prancis Tawarkan Empat Daerah Tujuan Utama Liburan Musim Dingin  

6 September 2017

Prancis Tawarkan Empat Daerah Tujuan Utama Liburan Musim Dingin  

Prancis menawarkan empat daerah utama untuk menghabiskan waktu liburan pada musim dingin.

Baca Selengkapnya

Hotel ini Menyewakan Ikan untuk Tamu Kesepian

5 September 2017

Hotel ini Menyewakan Ikan untuk Tamu Kesepian

Sebuah hotel di Belgia menarik perhatian dengan menawarkan sewa ikan untuk tamu kesepian dengan biaya Rp55.000/malam.

Baca Selengkapnya

Sindir Trump, Wonderland Bangun Miniatur Dinding Beton

6 Februari 2017

Sindir Trump, Wonderland Bangun Miniatur Dinding Beton

Taman wisata Wonderland Jerman membangun dinding miniatur di "sektor" Amerika sebagai sindiran kepada Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Minuman Berempah Indonesia Disukai Warga Belanda

14 Januari 2017

Minuman Berempah Indonesia Disukai Warga Belanda

Bursa pariwisata Vakantiebeurs adalah salah satu ajang
ternama di bidang wisata internasional.

Baca Selengkapnya

Pulau Madeira, Pulau Cantik Dengan Musim Semi Abadi

15 Maret 2016

Pulau Madeira, Pulau Cantik Dengan Musim Semi Abadi

Ketika musim semi tiba, pulau ini memiliki keindahan yang lebih cantik ketimbang musim lainnya.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Wisata ke Eropa Melonjak Signifikan  

3 Maret 2016

Perjalanan Wisata ke Eropa Melonjak Signifikan  

Pasar perjalanan wisata jarak jauh ke Eropa terus tumbuh signifikan didorong lonjakan wisatawan Amerika Serikat dan Cina.

Baca Selengkapnya

Jelang Natal di Brussel, Manneken Pis Berkostum Sinterklas

24 Desember 2015

Jelang Natal di Brussel, Manneken Pis Berkostum Sinterklas

Sejak awal Desember, suasana Natal sudah terasa di Brussel.





Patung Manneken Pis, salah satu ikon ibukota Belgia,



mengenakan kostum Sinterklas.

Baca Selengkapnya

Wisata Seru, Beruji Nyali di Kota Mati Chernobyl  

27 November 2015

Wisata Seru, Beruji Nyali di Kota Mati Chernobyl  

Saat berwisata di Chernobyl, turis dilarang keluyuran sendirian.

Baca Selengkapnya