TEMPO.CO, Cirebon - Sebanyak 3 kesenian asli Cirebon telah punah. Keberadaan organ tunggal disinyalir menjadi penyebab punahnya kesenian Cirebon itu. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan olahraga (Kadisbudparpora) Kabupaten Cirebon, Asdullah, Kamis, 10 Januari 2013 menyatakan Cirebon kini tinggal memiliki 14 kesenian asli. "Dari 17 kesenian asli Cirebon, sebanyak 3 di antaranya sudah punah," kata Asdullah.
Ada pun tiga kesenian tersebut adalah Genjring, Lais, dan Masres (sandiwara). Penyebab punahnya tiga kesenian tersebut akibat ketiadaan panggilan atraksi dari masyarakat. "Masyarakat sekarang lebih senang memanggil organ tunggal jika ada hajat maupun pesta rakyat lainnya," kata Asdullah.
Padahal Masres, menurut Asdullah, sangat terkenal hingga ke luar negeri. Masres biasanya mengangkat sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa. "Jadi, bukan hanya sandiwara, tapi ada sejarahnya," katanya.
Selain punah, kini ada 14 kesenian daerah lainnya yang sudah sangat jarang dipentaskan. "Karena itu, kami berkeinginan agar kesenian-kesenian tradisional tersebut bisa dihidupkan kembali," katanya.
Salah satunya dengan menggelar kesenian tradisional saat upacara-upacara adat rakyat. "Seperti saat Mapag Sri ataupun Nadran. Kesenian daerah yang punah dan nyaris punah bisa dipertontonkan ke masyarakat," kata Asdullah.
Nurdin M. Noer, budayawan Cirebon, menyatakan untuk menghidupkan kesenian daerah yang punah dan nyaris punah harus ada peraturan daerah (perda)-nya terlebih dahulu. "Perda-nya memang harus dibuat terlebih dahulu untuk dasar pengembangannya," katanya.
Selanjutnya dimulai kembali usaha untuk menghidupkannya di tengah-tengah masyarakat luas. "Tapi untuk menghidupkan kembali kesenian daerah tidaklah mudah," katanya. Harus secara terus-menerus disertai dengan dukungan dana.
IVANSYAH
Berita terkait
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga
2 Maret 2024
Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.
Baca SelengkapnyaButet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan
15 Januari 2024
Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta
Baca SelengkapnyaTak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni
5 Desember 2023
Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.
Baca SelengkapnyaDebat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini
5 Desember 2023
Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu
22 Agustus 2023
Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.
Baca SelengkapnyaSejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat
4 Juli 2023
Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.
Baca SelengkapnyaWM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia
24 Februari 2023
Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.
Baca SelengkapnyaSeniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia
20 Januari 2023
Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.
Baca SelengkapnyaJadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami
17 November 2022
Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar
Baca SelengkapnyaMasyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan
27 Oktober 2022
Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI
Baca Selengkapnya