Sakai, Potret Suku Pedalaman Melayu yang Berubah

Reporter

Editor

Ali Anwar

Senin, 17 September 2012 17:57 WIB

Suku Sakai di dekat pipa Caltex Rumbai, Riau tahun 1973. DOK/TEMPO/Ed Zoelverdi

TEMPO.CO, Pekanbaru - Penutupan Pekan Olahraga Nasional XVIII Riau 2012 yang akan berlangsung di Stadion Utama Riau, Panam, Pekanbaru, Kamis, 20 September 2012 akan mengusung pesan kearifan lokal suku asli masyarakat Melayu-Riau, seperti Sakai dan Talang Mamak.

Representasi peradaban mereka akan dikemas dalam pertunjukan bertajuk "Dalam Kasih Sayang Air".

“Akan kami tampilkan penari sekaligus penutur lisan masyarakat Sakai yang menyatu dengan pergelaran, sehingga dapat dinikmati secara umum sebagai pertunjukan seni,” kata pengarah program pergelaran budaya tersebut, Al Azhar.

Menurut Al Azhar, banyak pesan moral aktual dari budaya suku asli itu. Tari olang-olang, sebagai contoh, menunjukkan pesan bahwa seburuk-buruknya bumi, ia masih memiliki kebaikan sehingga dirindukan oleh alam kahyangan atau langit.

“Jadi, harapan untuk memperbaiki diri dari berbagai kesalahan masih terbuka lebar dan harus dimanfaatkan,” ujar budayawan yang juga Ketua Harian Lembaga Adat Melayu Riau itu.

Suku Sakai merupakan salah satu suku asli di Riau, selain Suku Akit, Suku Talang Mamak, dan Suku Laut. Suku-suku ini merupakan komunitas asli suku pedalaman Riau yang tergolong dalam ras Veddoid, dengan ciri-ciri kulit berwarna cokelat kehitaman dan rambut keriting berombak. Tinggi tubuh laki-lakinya sekitar 155 sentimeter dan perempuan 145 sentimeter.

Suku Sakai diyakini sebagai keturunan Pagaruyung, Minangkabau, yang melakukan migrasi ke tepi Sungai Gasib, di hulu Sungai Rokan, sejak berabad-abad silam. “Mereka merupakan identifikasi perpindahan manusia dari Asia ke Nusantara pada 3.000 tahun sebelum Masehi,” kata budayawan Riau, Taufik Ikram Jamil.

Populasi Suku Sakai tersebar mulai Riau hingga Jambi. Namun, yang paling banyak terdapat di Kabupaten Bengkalis. Kementerian Sosial mencatat, jumlah orang Sakai di Bengkalis sebanyak 4.995 jiwa.

Suku Sakai hidup di hutan belantara. Di sanalah mereka mencari nafkah dari hasil berburu, menangkap ikan, dan hasil hutan. Suku ini masih melestarikan berbagai upacara adat, seperti upacara kematian, kelahiran, dan pernikahan. Mereka juga memiliki ritual khusus untuk berbagai peristiwa penting dalam hidup mereka, seperti untuk menanam padi, menyiang, sorang sirih, dan tolak bala. Untuk berkomunikasi, mereka menggunakan bahasa Melayu bercampur Minangkabau dan Mandailing.

Sebagian orang Sakai menganut animisme, yang mempercayai keberadaan “antu” atau makhluk gaib yang hidup layaknya manusia. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, banyak penduduk Sakai yang memeluk agama Islam. Meski begitu, peralihan kepercayaan itu tak memupus kebiasaan mereka mempraktekkan ajaran nenek moyang mereka yang masih diselimuti unsur animisme, dinamisne, magis, dan makhluk halus.

Interaksi dengan manusia luar membuat pekerjaan mereka kini menjadi beragam, seperti guru, pegawai negeri, dan pedagang. Keinginan untuk berubah yang dipadu dengan program beasiswa dari pemerintah setempat membuat beberapa anak-anak suku Sakai menempuh pendidikan, bahkan hingga perguruan tinggi.

Salah seorang anak asli suku Sakai, Muhammad Candra, mewakili Provinsi Riau sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Negara pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus lalu.

ALI ANWAR



Berita Lainnya:
Dari Hulu ke Hilir, Festival Kopi Indonesia

Hotel Giat Gandeng Agen Wisata

Berburu Hantu di 3 Kota

Menunggu Sawahlunto Menjadi Kota Warisan Dunia

Keunggulan Braga Festival Tahun Ini

Jawa Timur Gelar Pesta Rakyat Sebulan Penuh

Berita terkait

8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

12 September 2023

8 Suku Terasing di Dunia, Tinggal di Hutan dan Ogah Tersentuh Dunia Luar

Suku-suku ini lebih memilih isolasi untuk melindungi tanah, budaya, dan kehidupan mereka. Campur tangan pihak luar sering dianggap ancaman.

Baca Selengkapnya

20 Mahasiswa dari Suku Terasing di Riau Dapat Pelatihan Wirausaha

10 November 2021

20 Mahasiswa dari Suku Terasing di Riau Dapat Pelatihan Wirausaha

Pelatihan saat ini digunakan sebagai proyek percontohan untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian mahasiswa anak Suku Sakai se-Provinsi Riau.

Baca Selengkapnya

Catatan Terakhir Misionaris AS Sebelum Tewas di Pulau Sentinel

24 November 2018

Catatan Terakhir Misionaris AS Sebelum Tewas di Pulau Sentinel

Misionaris muda Amerika Serikat yang diduga tewas dipanah suku terasing Pulau Sentinel menulis catatan terakhirnya sebelum menginjakkan kaki di pulau

Baca Selengkapnya

Polisi Kesulitan Evakuasi Mayat Misionaris AS dari Pulau Sentinel

23 November 2018

Polisi Kesulitan Evakuasi Mayat Misionaris AS dari Pulau Sentinel

Kepolisian India masih berupaya mengevakuasi mayat misionaris Amerika Serikat yang terbunuh di pulau Sentinel yang dihuni suku terasing.

Baca Selengkapnya

Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

23 November 2018

Uniknya Hidup Suku Terasing di Pulau Sentinel, India

Seperti apa kehidupan suku terasing di pulau Sentinel, Andaman, India yang hidup masih di masa pra-neolitik?

Baca Selengkapnya

Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

23 November 2018

Misionaris AS Tewas Dibunuh Suku Terasing di Pulau Sentinel

Menurut aparat penegak hukum India, pria AS yang menjadi korban pembunuhan suku terasing di pulau Sentinel bernama John Allen Chau, 26 tahun.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Amazon, Peneliti Temukan Suku Terasing di Brazil

24 Agustus 2018

Ekspedisi Amazon, Peneliti Temukan Suku Terasing di Brazil

Foto udara drone menunjukkan gambar sekilas suku terasing di Amazon Brazil, memperlihatkan 16 orang suku berjalan melalui hutan.

Baca Selengkapnya

Menteri Khofifah Janji Lindungi Suku Mante di Aceh

8 April 2017

Menteri Khofifah Janji Lindungi Suku Mante di Aceh

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menuturkan pemerintah akan melindungi warga Suku Mante yang tinggal di pedalaman hutan dan gua di Aceh.

Baca Selengkapnya

Menteri Khofifah Siapkan Perlindungan untuk Suku Mante Aceh

1 April 2017

Menteri Khofifah Siapkan Perlindungan untuk Suku Mante Aceh

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan keberadaan suku Mante di Aceh mesti dilindungi pemerintah agar tidak punah.

Baca Selengkapnya

Telusuri Suku Mante, Gubernur Aceh Minta Stafnya Pelajari Video  

31 Maret 2017

Telusuri Suku Mante, Gubernur Aceh Minta Stafnya Pelajari Video  

Dalam penelusuran tersebut, Gubernur Zaini sudah memerintahkan Humas Pemerintah Provinsi Aceh menggunakan video rekaman yang viral di internet.

Baca Selengkapnya