Kawasan Mandalika Didesak Segera Dibangun  

Reporter

Senin, 10 September 2012 14:56 WIB

Kuta Lombok. ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Mataram - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meminta Pemerintah Provinsi NTB membentuk tim khusus untuk mendukung segera dimulainya pembangunan kawasan wisata Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah.

Anggota Komisi II DPRD NTB, Misbach Mulyadi, menjelaskan untuk kepentingan pengembangan infrastruktur diperlukan dana Rp 2,1 triliun. Sedangkan PT Pengembangan Pariwisata Bali (Bali Tourism Develompent Corporation-BTDC), selaku badan usaha milik negara yang ditunjuk pemerintah untuk membangun Mandalika, hanya memiliki dana Rp 500 miliar.

Kawasan Mandalika juga belum bisa ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus karena belum adanya analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Pekan lalu, Komisi II DPRD NTB sudah menemui Direksi BTDC. ”Menurut BTDC, Amdal sudah diajukan kepada Pemprov NTB,” kata Misbach, Senin, 10 September 2012.

Misbach berharap Gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi, melakukan terobosan agar semua kebutuhan pembiayaan dan upaya memulai pembangunan bisa dilakukan. Sebab, kawasan Mandalika memiliki prestise kepariwisataan Lombok NTB. “Saya lihat Pemprov NTB kurang agresif. NTB harus menggugat pemerintah pusat untuk membantu,” ucapnya.

Direktur Pengembangan BTDC Edwin Darma Setiawan menjelaskan bahwa pengajuan dokumen Amdal sudah diserahkan kepada Badan Lingkungan Hidup Provinsi (BLHP) NTB.

Menurut Edwin, tidak ada kendala terkait Amdal. Sebab, kerangka acuan Amdal sudah disetujui BLHP NTB. Saat ini, BTDC sedang menunggu jadwal review dokumen Amdal yang telah diserahkan kepada Pemprov NTB.

Ihwal pembiayaan untuk pembangunan kawasan Mandalika, menurut Edwin, dibutuhkan biaya secara total Rp 2,1 triliun. Namun, untuk tahap pertama BTDC hanya membutuhkan sekitar Rp 500 miliar yang akan dicarikan dari penerbitan obligasi.

Kepala Badan Penanaman Modal NTB Bayu Windia belum bisa dimintai penjelasan. Ketika dihubungi melalui telepon selulernya, tidak dijawab. Pertanyaan yang dikirim melalui pesan pendek juga belum dijawab.

Pada 21 Oktober 2011 telah dilakukan ground breaking proyek Mandalika Resort di Pantai Aan, Lombok Tengah, oleh Presiden SBY. BTDC, sebagai badan usaha milik negara yang ditunjuk pemerintah untuk menggarap, akan melakukan investasi senilai US$ 250 juta dan bekerja sama dengan swasta hingga mencapai US$ 3 miliar.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, yang hadir dalam acara tersebut, dalam laporannya menyebutkan Mandalika Resort sebagai salah satu potensi unggulan dijadikan ikon baru dan wisata MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) ,yang menjadi kebanggaan tidak hanya Lombok, melainkan Indonesia.

”Wisatawan ke sini diperkirakan bisa mencapai satu juta orang setahun,” ujarnya sewaktu menyampaikan prediksi pada 2015-2020. Pada 2025, sebagaimana dalam master plan PDRB, akan meningkat lebih dari empat kali lipat.

Hatta, selaku Ketua Dewan Ekonomi Khusus Nasional, menyebutkan bahwa Mandalika Resort sedang dalam proses diusulkan dijadikan kawasan ekonomi khusus (KEK). Jika sudah ditetapkan sebagai KEK maka pengembang kawasan ini akan memperoleh fasilitas fiskal dan nonfiskal.

Menurut Hatta, Mandalika Resort masuk dalam rencana pengembangan dalam Koridor V kawasan ekonomi khusus Bali-Nusa Tenggara. Di sana dilakukan pembangunan gerbang pariwisata dan pendukung pangan.

Dia mengatakan Mandalika Resort yang panjangnya 7,5 kilometer dan letaknya menghadap Samudera Indonesia memiliki peran strategis mendukung wilayah pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya.

Untuk mencapai Lombok, hanya memerlukan waktu 25 menit dari Bali, 1,5 jam dari Jakarta, dan dua jam dari Singapura. Mandalika Resort sendiri berjarak hanya 16 kilometer dari Bandara Internasional Lombok, 55 kilometer dari Pelabuhan Lembar, dan 40 kilometer kota Mataram.

BTDC sudah menyiapkan desain yang membagi 15 wilayah peruntukan, antara lain Kuta Transportation Hub, The Cultural Village, The Hill Tops, The Gateway, Quiet Getaway, Family Beach Resort, Underwater Park, The Heart, Eco Zone, golf Zone, F1 Track, Theme Park, Agro Zone, The Luxury Enclave, Conservative Quarter, dan Seaside Town.

SUPRIYANTHO KHAFID



Berita Lainnya:
Wisatawan Harus Perhatikan Ini Sebelum ke Sail Morotai

Menjelang Sail Morotai, Harga Makanan Melonjak

Rawan Kebakaran, Pendakian Gunung Lawu Ditutup

Festival Budaya Kotagede Digelar Akhir Pekan Ini

Trik Jualan Pariwisata Ala Korea

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

18 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

3 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

5 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

6 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

9 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

9 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

10 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya