TEMPO.CO , Yogyakarta: Kapan Anda terakhir kali datang ke Malioboro? Jangan pangling jika kini ada pemandangan berbeda di jantung wisata kota Yogyakarta itu. Tak ada lagi pot beton yang membatasi jalur lambat kendaraan tak bermotor dan jalur cepat untuk kendaraan bermotor. Hasilnya, jalur selebar 12 meter itu terlihat lebih lapang.
Penghilangan beton setinggi setengah meter itu bagian dari upaya pemerintah kota merevitalisasi Malioboro agar lebih ramah bagi pejalan kaki. Jika sebelumnya, pejalan kaki harus mencari celah di antara pot untuk melintas, kini cara itu tak perlu lagi. “Bahkan ada yang sampai naik ke pot untuk menyeberang jalan,” kata Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Toto Suroto, Rabu, 4 Juli 2012.
Proses penghilangan beton itu berlangsung sejak dua pekan lalu. Dari 809 meter panjang jalan Malioboro, proyek ini baru berlangsung separuh jalan. Di sana sini masih tersisa bekas pembongkaran. Di ujung selatan jalan, pot beton masih utuh berdiri. “Targetnya H minus 10 hari sebelum lebaran, proyek ini sudah selesai,” katanya.
Agar pejalan kaki lebih nyaman menyeberang, jumlah Zebra Cross diperbanyak menjadi 17 titik. Beberapa di antaranya dilengkapi dengan traffic light. Tak berhenti di sini, proyek revitalisasi ini akan diteruskan dengan pengaspalan jalur lambat. Mendapat suntikan dana sebesar Rp 1,1 miliar, pengaspalan tak hanya untuk jalan Malioboro. Namun juga sepanjang jalan Ahmad Yani sepanjang 600 meter, dari jalan Dagen hingga ujung selatan di utara Gedung Agung.
Infrastruktur Malioboro memang sedang berbenah, namun masih ada sejumlah persoalan. Dari sampah hingga bau pesing kencing kuda penarik andong. Padahal upaya mengatasi persoalan itu sudah dilakukan. Di antaranya melalui pembagian 900 keranjang sampah bagi pedagang kaki lima.
Untuk menghilangkan bau pesing, penyemprotan jalan dengan air pun ditempuh. Unit Pelaksana Teknis Malioboro menganggarkan dana sebesar Rp 30 juta untuk 100 volume penyemprotan. Satu volume air mencapai satu unit mobil tangki berkapasitas lima ribu liter. Meski tak tiap hari dilakukan, di saat bau pesing tajam menyengat satu hari penyemprotan bisa membutuhkan 4 hingga 5 volume air.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti berharap revitalisasi kawasan Malioboro membawa kemudahan bagi pejalan kaki. “Kalau dulu orang jalan (pesannya) hati-hati banyak kendaraan, sekarang harus diganti,” katanya. “Pengendara harus berhati-hati (karena) banyak pejalan kaki.”
ANANG ZAKARIA
Berita terkait
Pengelolaan Kebun Raya Cibodas Akan Dilelang
20 Agustus 2013
Ada empat lokasi wisata yang memiliki daya tarik tertinggi di kawasan Cianjur, yaitu Kebun Raya Cibodas, Pantai Jayanti, Ziarah Makam Cikundul, dan Waduk Cirata.
Baca Selengkapnya300 Wisatawan Parangtritis Disengat Ubur-ubur
11 Agustus 2013
Ubur-ubur datang bersamaan dengan datangnya musim kemarau
100 Ribu Pengunjung Padati Kawasan Wisata Ancol
9 Agustus 2013
Untuk lebaran tahun ini, Ancol dipadati sekitar 100 Ribu pengunjung.
Baca SelengkapnyaHari Ini, Pengunjung Ragunan Diprediksi Membludak
9 Agustus 2013
Tahun lalu, puncak kunjungan ada di H+2 ketika pengunjung Ragunan mencapai 142.999 orang.
Baca SelengkapnyaBorobudur Lebih Ketat Jelang Idul Fitri
8 Agustus 2013
Pengelola Candi Borobudur juga memasang close circuit television atau kamera CCTV di sejumlah titik di kawasan candi.
Baca SelengkapnyaPayung-payung Cantik Warnai Langit Agueda Portugal
26 Juli 2013
Payung-payung tersebut membuat turis yang berkunjung ke Agueda, Portugal, terkagum-kagum.
Baca SelengkapnyaJatim Park Group Bagi-bagi Tiket Gratis
10 Juli 2013
Promo diberikan untuk menjaga tingkat kunjungan wisata yang menurun saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaLayak Dicoba, Resor Mewah Milik Bos Virgin Air
5 Juli 2013
Untuk menginap di resor mewah ini, Anda harus siap mengeluarkan
biaya sebesar US $ 60 ribu atau sekitar Rp 596 juta per
malamnya. Apa fasilitasnya?
Tantangan Penjelajah Kaldera Tambora
5 Juli 2013
Lama waktu tempuh turun sejauh 2,8 kilometer ini diperhitungkan delapan jam dan pulangnya memerlukan waktu lebih lama, sekitar 12 jam.
Baca SelengkapnyaBBM Naik, Lokasi Wisata Bogor Padat Pengunjung
23 Juni 2013
Riska bahkan sudah menyiapkan uang untuk membeli ole-ole dan biaya makan di restroran untuk keluarganya.
Baca Selengkapnya