Restoran di SCBD Ini Hadirkan Makanan Autentik Batak dengan Sentuhan Modern
Reporter
magang_merdeka
Editor
Mila Novita
Kamis, 31 Oktober 2024 13:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lapo merupakan sebutan untuk rumah makan tradisional Batak. Meski namanya warung makan, lapo bukan hanya untuk mengisi perut, tetapi juga menjadi tempat berkumpul sambil bercengkerama.
Namun, Lapo Porsea di Sentra Distrik Bisnis Sudirman (SCBD), Jakarta, terlihat berbeda. Diresmikan pada 17 Oktober 2024 oleh Luhut Binsar Panjaitan, restoran khas Batak ini menawarkan kuliner dengan sentuhan modern pada cita rasa autentik hidangan Sumatra Utara.
Meryl Rouli Saragih, salah satu pemilik Lapo Porsea, mengatakan bahwa nama lapo ini diambil dari sebuah daerah di Sumatera Utara yang berada di sekitar Danau Toba. Ia mengatakan, nama ini tidak hanya mewakili budaya Batak tetapi juga merupakan ungkapan kepercayaan dan kehormatan terhadap tradisi kuliner Batak.
Konsep Restoran
Meilina Siregar, salah satu pemilik restoran ini, mengatakan bahwa Lapo Porsea berbeda dengan lapo-lapo pada umumnya. Perbedaan utamanya terletak pada konsep dan suasana yang ditawarkan.
Menurut Meilina, lapo biasanya identik dengan tempat sederhana dan suasana panas. Namun, di Lapo Porsea, pengalaman bersantap dihadirkan dalam suasana yang nyaman dan elegan.
Dia menambahkan bahwa restoran ini tidak hanya menarik bagi masyarakat Batak, tetapi juga siapa saja yang ingin mengenal lebih dekat kekayaan budaya dan cita rasa Batak.
“Jadi kami ingin memperkenalkan makanan khas Batak itu mulai dari packagingnya yang baik dan rasanya juga bisa diterima lidah dari Banyak masyarakat dan menciptakan suasana yang nyaman,” kata dia pada Selasa, 29 Oktober 2024.
Ornamen Batak
Meski bernuasa modern, interior Lapo Porsea dirancang untuk mencerminkan budaya Batak. Dekorasinya memiliki ornamen kain ulos, simbol budaya Batak yang mendalam.
“Interior restoran dengan ornamen Batak berupa kain-kain ulos. Kami juga menjual ulos tersebut, didatangkan langsung dari penenun dari Danau Toba," kata dia.
Selain itu, terlihat juga Interiornya menggunakan material kayu dan bebatuan yang didominasi warna merah tua, serta sentuhan warna putih dan hitam pekat yang sering ditemukan pada ukiran khas di rumah-rumah Batak Toba.