Nikmatnya Bolu Kuwuk alias Kue Klemben dari Desa Adat Kemiren Banyuwangi

Selasa, 24 September 2024 19:58 WIB

Bolu Kuwuk, kue kering tradisonal yang diproduksi warga Desa Adat Kemiren, Kabupaten Banyuwangi. Foto: Diskominfo Banyuwangi

TEMPO.CO, Banyuwangi - Masyarakat suku Osing di Desa Adat Kemiren Kabupaten Banyuwangi menyebutnya sebagai Bolu Kuwuk alias kue Klemben. Kudapan ini biasa disajikan bersama dengan secangkir kopi atau teh hangat di waktu pagi atau sore hari.

Jajanan tradisional ini juga biasa disajikan saat menyambut tamu. Bolu ini merupakan kue kering tradisional yang ada sejak zaman Belanda dan kini banyak ditemui di pasar tradisional. Di Kemiren masih banyak industri rumahan yang memproduksi kue klemben dengan cara tradisional, menggunakan tungku tanah tanah liat atau bengahan.

Salah satunya adalah Rebaiyah, 60 tahun. Ia membuat klemben di dapur rumahnya di Dusun Krajan, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Kue klemben yang dibuatnya dipanggang mengunakan oven tradisional yang terbuat dari tanah liat. Rebaiyah menceritakan mulai menjalani pembuatan kue kelemben sejak tahun 2000-an. Tiap hari dia harus membuat sekitar 2 sampai 5 kilogram kue klemben pesanan.

"Alhamdulillah. Pesanan tambah banyak terutama saat menghadapi momen hari besar. Tiap minggu rutin kami jual di pasar kuliner Desa Kemiren," ujar Rebaiyah dengan bahasa Osing yang kental.

Bulan puasa jadi bulan yang sangat sibuk bagi Rebaiyah. "Kalau bulan puasa pesanan satu bulan full selalu ada untuk persiapan hari raya. Biasanya dalam satu kali produksi selama Ramadan bisa sampai 10 kilogram," katanya.

Cita rasa kue klemben

Rebaiyah mengatakan kue kelemben gula aren yang dia produksi banyak diminati pembeli karena memiliki cita rasa yang khas. Rebaiyah masih mempertahankan keunikan proses produksinya yakni dengan memilih memasak menggunakan alat sederhana seperti memakai oven tungku bengahan. Dia juga mengkombinasi kue kelemben dengan beberapa rasa unik seperti keningar, vanili, dan jahe.

"Kami memanggangnya tidak pakai oven modern. Tapi dari bengahan yang di atasnya ditutup besi lalu ditimpa sabut kelapa yang dibakar. Jadi rasanya masih original," kata dia.

Rebaiyah mengaku banyak dibantu pemerintah setempat terutama dalam pengurusan sertifikasi halal dan PIRT sebagai jaminan legalitas produk. Kue klemben Rebaiyah kini tidak hanya dijual di Banyuwangi, namun telah dikirim ke luar kota seperti Bali hingga Kalimantan untuk oleh-oleh jajanan khas Banyuwangi.

Advertising
Advertising

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandiani sempat mencicipi kue tersebut saat mengunjunginya pekan kemarin. "Rasanya tidak kalah dengan kue kelemben yang dibuat dengan alat modern. Luarnya crunchy tapi dalamnya lembut, manisnya pas tidak berlebihan dan memiliki cita rasa yang khas," kata Ipuk Fiestiandani.

Pilihan Editor: Banyuwangi Gelar Festival Ngopi Sepuluh Ewu di Desa Adat Kemiren

Berita terkait

Rekomendasi 5 Drama Korea Tentang Kuliner

15 hari lalu

Rekomendasi 5 Drama Korea Tentang Kuliner

Ada juga Drama Korea tentang kuliner. Ini rekomendasinya

Baca Selengkapnya

TWA Kawah Ijen Kembali Dibuka untuk Wisatawan Mulai 8 September 2024

16 hari lalu

TWA Kawah Ijen Kembali Dibuka untuk Wisatawan Mulai 8 September 2024

Kawah Ijen ditutup total bagi pengunjung karena terjadi peningkatan aktivitas vulkanik sejak pertengahan Juli lalu.

Baca Selengkapnya

Butuh Banyak Tenaga Kerja, PT INKA Banyuwangi Beroperasi Penuh 2025

16 hari lalu

Butuh Banyak Tenaga Kerja, PT INKA Banyuwangi Beroperasi Penuh 2025

Pabrik kereta api PT INKA (Persero) Banyuwangi ditargetkan beroperasi penuh pada 2025. Akan membutuhkan banyak tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

Hampir Dua Tahun Vakum, KA Mutiara Timur Rute Surabaya-Banyuwangi Kembali Beroperasi

21 hari lalu

Hampir Dua Tahun Vakum, KA Mutiara Timur Rute Surabaya-Banyuwangi Kembali Beroperasi

KA Mutiara Timur dengan rangkaian kereta new-generation rute Banyuwangi-Surabaya dan sebaliknya beroperasi kembali setelah hampir dua tahun vakum.

Baca Selengkapnya

Cerita Saksi Hidup Tsunami 13 Meter di Banyuwangi: Panjat Pohon Sirsak, Bergelayut Jeriken

26 hari lalu

Cerita Saksi Hidup Tsunami 13 Meter di Banyuwangi: Panjat Pohon Sirsak, Bergelayut Jeriken

BNPB mengadakan Refleksi Gempa Tsunami 1994 Kabupaten Banyuwangi dengan mengundang sejumlah warga yang menjadi saksi hidup.

Baca Selengkapnya

Respons Peringatan BMKG soal Potensi Tsunami, Pemerintah Banyuwangi Gelar Simulasi Evakuasi

28 hari lalu

Respons Peringatan BMKG soal Potensi Tsunami, Pemerintah Banyuwangi Gelar Simulasi Evakuasi

Pemerintah Banyuwangi merespon peringatan BMKG soal potensi gempa megathrust dengan menggelar simulasi evakuasi.

Baca Selengkapnya

Alas Purwo Jungle Run, Hampir Seribu Pelari Berlomba Susuri Hutan dan Pantai di Taman Nasional

30 hari lalu

Alas Purwo Jungle Run, Hampir Seribu Pelari Berlomba Susuri Hutan dan Pantai di Taman Nasional

Hampir seribu pelari mengikuti lomba dengan trek pantai dan di bawah rerimbun pepohonan lebat Taman Nasional Alas Purwo.

Baca Selengkapnya

Gempa M5,0 Guncang Banyuwangi dan Sekitarnya, BMKG Sebut Pusatnya di Laut Selatan

41 hari lalu

Gempa M5,0 Guncang Banyuwangi dan Sekitarnya, BMKG Sebut Pusatnya di Laut Selatan

Gempa mengguncang sebagian wilayah Jawa Timur dan Bali pada Rabu malam ini, 14 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

5 Kue Paling Diminati di Toko Kue Ini

42 hari lalu

5 Kue Paling Diminati di Toko Kue Ini

Anda pecinta kue? Simak 5 pilihan kue yang paling banyak dicari masyarakat di toko kue ini.

Baca Selengkapnya

Beda 2 Kelas yang Ditawarkan KA Blambangan Ekspres Jakarta-Banyuwangi

55 hari lalu

Beda 2 Kelas yang Ditawarkan KA Blambangan Ekspres Jakarta-Banyuwangi

KA Blambangan Ekspres telah memperpanjang rute dari Jakarta sampai Banyuwangi, bolak-balik dengan menyediakan dua kelas.

Baca Selengkapnya