Serba-serbi Semenggoh Nature Reserve, Pusat Rehabilitasi Orangutan di Sarawak Malaysia
Reporter
Joniansyah
Editor
Mila Novita
Rabu, 3 Juli 2024 20:11 WIB
TEMPO.CO, Sarawak - Pusat Rehabilitasi Orangutan Semenggoh Nature Reserve menjadi salah satu tujuan wisata para pecinta alam dan penggemar satwa liar di Sarawak, Malaysia. Hutan tropis seluas 605 hektare itu dihuni berbagai satwa liar dan langka, salah satu yang utama adalah orangutan.
Semenggoh Nature Reserve didirikan pada 1975 sebagai tempat perlindungan bagi orangutan yang terluka, kehilangan orangtua, atau pernah menjadi peliharaan ilegal. Pengunjung berkesempatan melihat dengan orangutan saat mereka berayun turun dari pohon untuk mendapatkan buah-buahan selama waktu makan.
Berikut serba-serbi Semenggoh Nature Reserve di Sarawak.
Dihuni 27 Orangutan
Menurut petugas pusat kehidupan liar Semenggoh, Stanly Anak Asui, saat ini tercatat 27 orangutan menetap di hutan Semenggoh. "Total populasi saat ini 27 Orangutan," ujarnya saat Tempo berkunjung ke tempat wisata itu, Sabtu, 29 Juni 2024.
Banyak Sumber Makanan Orangutan
Menurut Stanly, orangutan masih bertahan hidup di kawasan itu karena iklim dan sumber daya alam serta ekosistem yang masih terjaga. Hutan Semenggoh, kata dia, ditumbuhi dengan berbagai pohon buah dan tumbuhan yang menjadi sumber makanan dan vitamin orangutan. "Banyak pohon buah seperti jambu, rambutan, duku, durian, dan sebagainya."
Dengan sumber cadangan makanan yang tersedia itu, kata Stanly, kehidupan orangutan di kawasan itu bisa dipertahankan dan dipantau dengan baik. "Untuk mengetahui cukup dan tidaknya ketersediaan makanan mereka bisa dilihat saat mereka keluar hutan untuk mencari makanan. Cirinya makanan di dalam hutan sudah habis," ucapnya.
Karena jika musim buah, kawanan orangutan ini tidak akan keluar hutan sampai musim buah usai. "Bisa 2-3 bulan mereka tidak keluar hutan," ujarnya.
<!--more-->
Waktu Makan Orangutan
Untuk memberikan suplai makanan dan vitamin untuk orangutan itu, pengelola kawasan menyiapkan program pemberian makan atau feeding time bagi para orangutan. Feeding time dilakukan dua kali setiap harinya, pagi pukul 9.00 dan sore pukul 15.00. Feeding time ini menjadi salah satu program wisata yang banyak menarik wisatawan untuk melihat langsung aktivitas orangutan di hutan Semenggoh.
Bahan makanan berupa aneka buah-buahan, tumbuhan dan biji-bijian ditempatkan di sebuah tempat seperti panggung di luar hutan. Ada tiga tempat yang disediakan. Orangutan akan menjangkau tempat ini dengan menggapai dari pohon ke pohon lalu meniti dan menuruni tali yang terpasang diantara pohon dan tempat makanan tersaji.
Berinteraksi dengan Orangutan
Kawasan ini terletak sekitar 24 kilometer dari Kuching, Sarawak, Malaysia. Reserve ini menawarkan pengalaman unik untuk berinteraksi dengan satwa liar dan menikmati keindahan alam yang melimpah.
Rehabilitasi Orangutan
Semenggoh Nature Reserve didirikan pada 1975 dengan tujuan utama untuk merawat dan rehabilitasi orangutan yang terancam punah dan korban perdagangan satwa liar. Pusat ini telah berhasil menyelamatkan beberapa orangutan dari bahaya dan mempersiapkan mereka untuk dilepaskan kembali ke alam liar.
Program Pendidikan dan Konservasi
Selain sebagai pusat rehabilitasi, Semenggoh juga berperan sebagai pusat pendidikan untuk masyarakat setempat dan wisatawan tentang pentingnya konservasi satwa liar. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pelestarian hutan hujan tropis dan habitat alami orangutan serta spesies lainnya di daerah ini.
Keanekaragaman Hayati
Reserve ini tidak hanya menjadi tempat bagi orangutan, tetapi juga rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna endemik. Pengunjung dapat melihat berbagai jenis tumbuhan langka, burung-burung eksotis, dan reptil-reptil unik yang mendiami hutan-hutan di sekitar reserve ini.
Aktivitas Wisata
Kunjungan ke Semenggoh Nature Reserve menawarkan berbagai kegiatan menarik seperti trekking di hutan hujan tropis, birdwatching untuk melihat burung-burung langka, dan tentu saja, pengamatan orangutan di habitat alaminya. Pengunjung dapat mengamati cara orangutan berinteraksi satu sama lain dan dengan lingkungan mereka.
Pilihan Editor: Melihat Orangutan di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari Kalimantan Timur