Melihat Aktivitas Orangutan di Hutan Semenggoh Sarawak, dari Makan Hingga Berfoto
Reporter
Joniansyah
Editor
Mila Novita
Senin, 1 Juli 2024 14:46 WIB
![](https://statik.tempo.co/data/2024/07/01/id_1315081/1315081_720.jpg)
TEMPO.CO, Sarawak - Bak foto model, Minah melakukan berbagai pose foto di atas pohon dan seutas tali yang menghubungkan kawasan hutan Semenggoh Sarawak, Malaysia, dengan pohon lainnya di luar hutan.
Orangutan berusia 36 tahun itu seolah mengerti sedang menjadi pusat perhatian dan objek kamera dan ponsel ratusan wisatawan yang menunggu kedatangannya. Ia langsung beraksi melakukan berbagai gaya foto, bergelantungan dengan satu kaki dan satu tangan, berjumpalitan kaki di atas dan kepala di bawah hingga beratraksi bak sirkus melewati tali sepanjang 10 meter, lalu turun dari pohon dan menghampiri tempat makan yang telah disediakan di atas papan besar seperti panggung.
Kedatangan Minah memang sudah ditunggu para wisatawan yang langsung mengabadikan aksi orangutan itu dengan kamera maupun ponsel yang ada di tangan mereka. Wisatawan mancanegara yang cukup lama menunggu terlihat kagum sekaligus senang melihat kemunculan orangutan berukuran besar itu. Namun mereka menahan diri untuk tidak bersuara dan bersorak, khawatir Minah lari masuk ke hutan lagi. Memang pengunjung dilarang bersuara agar tidak menganggu kehadiran orangutan itu. Suasana sangat hening.
Tak lama, muncul dua orangutan lainnya berukuran sedang dan kecil bernama Annuar, 26 tahun dan Anaku, 17 tahun. Keduanya juga beraksi dan melakukan pose sama seperti Minah. Bahkan, dua orangutan ini terlihat bercengkerama di dahan dan tali. Kadang, mereka saling berpautan dan berbagi makanan sambil meniti tali yang dibuat vertikal dan horizontal.
Kemunculan orangutan tersebut merupakan salah satu atraksi utama di Semenggoh Nature Reserve saat feeding time (waktu makan). Feeding time dua kali sehari pada pagi sekitar pukul 9.00 dan sore hari sekitar pukul 15.00. Saat feeding time, para pengunjung berkesempatan untuk melihat orangutan keluar dari hutan untuk menerima makanan tambahan dari para ranger. Ini juga merupakan kesempatan bagi orangutan yang lebih mandiri untuk mencari makanan di hutan dan hanya datang ke feeding platform sesekali.
27 Orangutan Huni Hutan Semenggoh Sarawak
Minah, Annuar, dan Anaku dan adalah 3 dari 27 orangutan yang saat ini menghuni hutan Semenggoh Sarawak. "Jumlah populasi orangutan yang tinggal di Semenggoh Nature Reserve ini sebanyak 27," ujar petugas pusat kehidupan liar Semenggoh, Stanly, kepada Tempo dilokasi Sabtu 29 Juni 2024.
Menurut Stanly, tak mudah mengundang orangutan keluar hutan seperti yang terlihat hari ini. "Kadang keluar kadang tidak, tak bisa dipastikan. Mereka keluar hutan biasanya di dalam hutan sudah tidak ada makanan lagi," kata Stanly.
Sebab, jika sedang musim buah, orangutan tidak akan keluar sebelum musim buah selesai. "Bisa 2-3 bulan mereka tidak keluar hutan," kata Stanly.
<!--more-->
Stanly mengatakan, hutan Semenggoh serawak seluas 605 hektare ditumbuhi banyak pohon buah seperti jambu, rambutan, duku, dandurian.
Untuk bisa melihat langsung aktivitas orangutan, pengelola Pusat Kehidupan Liar Semenggoh telah menyiapkan tiga titik lokasi. Untuk mencapai titik lokasi pertama, pengunjung harus berjalan kaki masuk ke dalam hutan sekitar 700 meter dengan jalan menurun.
Sayangnya, pada hari Tempo berkunjung ke hutan Semonggoh, dua titik lokasi pemberian makan orangutan lainnya sedang ditutup karena sedang ada penelitian. Lokasi dua titik itu lebih jauh lagi masuk ke dalam hutan.
Sekilas Tentang Semenggoh Nature Reserve
Semenggoh Nature Reserve, terletak sekitar 24 kilometer dari Kota Kuching, Sarawak, Malaysia, yang menjadi destinasi wisata bagi para pecinta alam dan penggemar satwa liar. Tempat ini terkenal sebagai pusat rehabilitasi orangutan yang berhasil di Malaysia, menawarkan pengalaman unik untuk melihat satwa-satwa liar dalam habitat aslinya.
Semenggoh Nature Reserve didirikan pada 1975 sebagai bagian dari upaya konservasi untuk menyelamatkan orangutan Borneo yang terancam punah dan satwa liar lainnya. Pusat rehabilitasi orangutan ini berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi orangutan yang telah diselamatkan dari perburuan liar atau kehilangan habitatnya akibat deforestasi.
Semenggoh Nature Reserve terletak di dalam hutan hujan tropis yang lebat. Ini memberikan kesempatan langka bagi pengunjung untuk melihat satwa liar lain seperti monyet proboscis, buaya, dan berbagai spesies burung yang hidup dalam lingkungan alami mereka. Pemandangan yang mengesankan dari pohon-pohon besar dan suara alam yang khas menyelimuti pengunjung, menciptakan pengalaman yang mendalam tentang kekayaan alam Borneo.
Selain sebagai tempat rehabilitasi orangutan, Semenggoh Nature Reserve juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penelitian. Para pengunjung dapat mempelajari tentang upaya konservasi yang dilakukan untuk melindungi orangutan dan keanekaragaman hayati lainnya di Sarawak. Program-program edukatif yang diselenggarakan di sini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan lingkungan dan keanekaragaman hayati.
Pilihan Editor: Ragam Kuliner Buka Puasa di Kuching, Malaysia