Uniknya Pengiriman Surat di Kampung Terpencil di Grand Canyon, Pakai Keledai seperti Era Wild West

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Minggu, 30 Juni 2024 16:21 WIB

Bagal, keturunan keledai (Pixabay)

TEMPO.CO, Jakarta - Pada zaman dahulu di benua Amerika, surat-surat dikirim oleh keledai atau bagal. Binatang hasil perkawinan silang keledai dengan kuda itu berjalan menyusuri jalanan menantang untuk mencapai perkampungan suku-suku di perkampungan terpencil. Layanan pos ini belum hilang sepenuhnya di Grand Canyon.

Terselip di hutan belantara terjal di Grand Canyon, layanan pos AS pengiriman surat ala zaman Wild West itu masih bisa ditemukan. Tradisi menarik ini bisa dilihat di sepanjang Jalur Havasupai di Desa Supai, Arizona.

Tanah Leluhur Suku Havasupai

Suku Havasupai, yang berarti "penduduk perairan biru kehijauan", telah menghuni Grand Canyon selama berabad-abad. Tanah leluhur mereka ada di Ngarai Havasu, pemukiman paling terpencil di wilayah Amerika Serikat. Tempat ini hanya dapat diakses dengan berjalan kaki, menunggang kuda, atau helikopter. Desa Supai terletak jauh di dalam Grand Canyon, dikelilingi oleh air terjun yang menakjubkan, kolam berwarna biru kehijauan, dan dinding ngarai yang menjulang tinggi.

Karena lokasinya yang terpencil, Desa Supai tidak memiliki infrastruktur untuk layanan pengiriman surat konvensional seperti truk pos atau bahkan layanan udara reguler. Akibatnya, Layanan Pos Amerika Serikat (USPS) telah lama mengandalkan metode unik menggunakan keturunan keledai untuk mengirimkan surat ke desa tersebut. Tradisi ini sudah ada sejak lebih dari satu abad dan berlanjut hingga hari ini. Ini membuat desa ini tidak benar-benar terisolasi, penduduk dan pelaku bisnis masih bisa menerima surat mereka meskipun medannya menantang.

Jalanan Menantang

Perjalanan bagal surat dimulai di Puncak Bukit Hualapai, ujung jalan setapak menuju Grand Canyon. Dari sini, bagal dan pawangnya memulai perjalanan sulit sejauh 8 mil di sepanjang Jalur Havasupai. Jalur ini berkelok-kelok melewati tikungan curam dan medan berbatu, menurun hampir 2.000 kaki ke dasar lembah tempat Desa Supai berada.

Advertising
Advertising

Bagal yang membawa surat melintasi jalan sempit dan tepian berbahaya membawa hingga 200 pon surat dalam tas kanvas yang diikat erat di punggungnya. Metode pengiriman ini tidak hanya menghormati tradisi suku, tetapi juga menjamin pengangkutan barang-barang surat penting yang aman dan andal, termasuk surat, paket, dan perbekalan yang dibutuhkan masyarakat.

Warisan Budaya Grand Canyon

Mengirimkan surat dengan bagal menghadirkan banyak tantangan, termasuk kondisi cuaca Grand Canyon yang tidak dapat diprediksi, medan terjal yang memerlukan navigasi yang cermat, dan tuntutan fisik yang dibebankan pada bagal dan penangannya. Namun, tradisi ini juga sangat bermanfaat, menumbuhkan rasa kebersamaan dan melestarikan warisan budaya di tengah keindahan alam Grand Canyon yang menakjubkan.

Pengiriman surat ala Wild West dengan bagal ini melambangkan ketahanan, kecerdikan, dan hubungan abadi antara suku dan tanah leluhur mereka. Kini, ini menjadi bagian dari wisata Grand Canyon.

TIMES OF INDIA

Pilihan Editor: Grand Canyon Resmi Menjadi Monumen Nasional AS: Begini Kisah Penemuannya

Berita terkait

Joe Biden Tak Mau Mengundurkan Diri dari Pencalonan Pilpres 2024

2 jam lalu

Joe Biden Tak Mau Mengundurkan Diri dari Pencalonan Pilpres 2024

Joe Biden berjanji tak akan mengundurkan diri dari pilpres 2024. Dia akan mengikuti pemilu ini sampai akhir.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Mengakui Tak Berikan yang Terbaik dalam Debat Capres Lawan Donald Trump

1 hari lalu

Joe Biden Mengakui Tak Berikan yang Terbaik dalam Debat Capres Lawan Donald Trump

Joe Biden beralasan tak tampil prima di debat capres gara-gara jet lag setelah sejumlah kunjungan kerja ke luar negeri pada awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Houthi Serang Lagi Kapal Israel, Kapal Tanker Amerika Serikat, dan Kapal Dagang Inggris di Laut Merah

1 hari lalu

Houthi Serang Lagi Kapal Israel, Kapal Tanker Amerika Serikat, dan Kapal Dagang Inggris di Laut Merah

Kelompok Houthi di Yaman menggelar operasi militer besar di Laut Merah dan sekitarnya dan menyerang kapal-kapal yang berhubungan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

2 hari lalu

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

Rusia bersumpah untuk menghancurkan senjata yang dikirim negara-negara Barat ke Ukraina, di tengah laporan rencana AS akan kirim Patriot dari Israel

Baca Selengkapnya

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

2 hari lalu

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik taktis baru yang mampu membawa hulu ledak super besar

Baca Selengkapnya

Iran Siapkan Pilpres Putaran Kedua untuk Pemilih di Luar Negeri

2 hari lalu

Iran Siapkan Pilpres Putaran Kedua untuk Pemilih di Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri Iran memulai persiapan pemilu putaran kedua untuk para pemilih di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korban Serangan Hamas 7 Oktober Gugat Iran, Suriah dan Korea Utara di Pengadilan AS

2 hari lalu

Korban Serangan Hamas 7 Oktober Gugat Iran, Suriah dan Korea Utara di Pengadilan AS

Iran, Suriah dan Korea Utara dituduh memberi dukungan kepada Hamas dalam sebuah gugatan yang diajukan lebih dari 100 korban serangan 7 Oktober di Israel.

Baca Selengkapnya

Hasil Copa America 2024: Uruguay dan Panama Lolos ke Perempat Final, Tuan Rumah AS Tersingkir

2 hari lalu

Hasil Copa America 2024: Uruguay dan Panama Lolos ke Perempat Final, Tuan Rumah AS Tersingkir

Pemain bertahan Timnas Uruguay Mathias Olivera mencetak gol tunggal untuk membawa timnya ke perempat final Copa America 2024.

Baca Selengkapnya

MA AS Putuskan Mantan Presiden Donald Trump Miliki Kekebalan Hukum

2 hari lalu

MA AS Putuskan Mantan Presiden Donald Trump Miliki Kekebalan Hukum

Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa mantan presiden Donald Trump tidak dapat dituntut atas tindakan yang berada dalam kewenangan konstitusionalnya

Baca Selengkapnya

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

2 hari lalu

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menuduh bahwa China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya