Mengenali Pangan Lokal dalam Pameran Etnografi Mentawai Universitas Andalas

Reporter

Tiara Juwita

Editor

Bram Setiawan

Kamis, 13 Juni 2024 19:35 WIB

Foto udara pengunjung menggunakan perahu bercadik menikmati perjalanan di Pulau Putoutougat, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Rabu 8 Februari 2023. Pulau Putoutougat merupakan salah satu gugusan pulau di Mentawai yang terkenal dengan spot pemandangan terbaik bagi wisatawan lokal dan mancanegara. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas atau Unand menyelenggarakan pameran Etnografi Mentawai bertema Merawat Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan. Pameran ini berlangsung pada Kamis, 13 Juni hingga Jumat, 14 Juni 2024.

Koordinator pameran, Anisa Syafitri mengatakan, pameran ini memberi gambaran tentang pentingnya pangan lokal pada era modern. “Mentawai sendiri yang kita tahu bahan makanan pokoknya itu adalah sagu, keladi, dan pisang mereka itu tidak mengonsumsi beras," katanya, pada Kamis 13 Juni 2024.

Ruangan pameran Etnografi Mentawai yang memamerkan aneka barang khas Mentawai dan foto- foto kegiatan keseharian masyarakat. Pameran diselenggarakan di pelataran Gedung D Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unand, Kamis 13 Juni 2024. TEMPO/ Tiara Juwita

Anisa menambahkan, pada era modern ini muncul anggapan yang tidak tepat. "Beberapa orang bilang mereka (orang Mentawai) itu kuno, dan mengonsumsi beras itu adalah hal yang modern,” ucapnya.

Pangan Lokal Mentawai

Advertising
Advertising

Anisa menjelaskan, sagu sangat penting mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Mentawai. Satu pohon sagu cukup untuk kebutuhan pangan satu keluarga. “Soalnya sawah tidak cocok di tanah Mentawai. Kalau menghilangkan sagu di kehidupan masyarakat Mentawai sama saja menghilangkan sosial budaya masyarakatnya,” katanya.

Padi, kata Anisa, kurang cocok dijadikan sebagai bahan makanan bagi penduduk sekitar. “Kalau beras harganya mahal, tapi kalau sagu mereka punya ladang, punya pohon sendiri ucapnya.

Pameran ini juga menampilkan beragam benda khas Mentawai, foto kegiatan keseharian masyarakat, dan makanan khas. Pameran ini juga menyuguhkan inovasi makanan dari sagu dari Mentawai seperti, cireng isi ayam suwir, lempengan sagu, ongol-ongol dan otak-otak sagu.

Pengunjung sedang mencoba makanan di stan olahan pangan inovasi dari sagu Mentawai dalam acara Pameran Etnografi Mentawai yabg diselenggarakan di pelataran Gedung D Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unand, Kamis 13 Juni 2024. TEMPO/ Tiara Juwita

Proses penyelenggaraan pameran yang berlangsung sekitar satu bulan lebih diawali dengan kuliah lapangan ke Kabupaten Mentawai selama 10 hari untuk melakukan proses pengumpulan data. Sebelum pameran, kegiatan dibuka dengan seminar yang diisi oleh beberapa dosen antropologi dari berbagai universitas di Indonesia dan Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN). Adapun di antaranya, Nursyirwan Efendi (Unand) Obing Katubi (BRIN), Moh Soehadha (UIN Sunan Kalijaga), dan Pawennari Hijang (Universitas Hasanuddin) yang telah berlangsung pada Rabu, 12 Juni 2024.

Menurut pengunjung pameran Nabila Annisa, pameran yang mengangkat pangan lokal masyarakat Mentawai tersebut sesuai dengan isu masalah di lapangan. “Konsep pameran tahun ini beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi memang ada makanan yang dipamerkan, seperti makanan asli setempat dan makanan inovasi yang bisa dicoba," ucapnya.

Pameran Etnografi Mentawai merupakan acara yang hampir setiap tahun diselenggarakan. Biasanya acara ini merupakan output dari mata kuliah Etnografi Mentawai. Namun, pada tahun ini acara tersebut berkolaborasi dengan sejumlah mahasiswa pascasarjana antropologi. Ada pula yang sedang mengikuti program pertukaran mahasiswa merdeka di Unand.

Pilihan Editor: Mengintip Keindahan Kepulauan Mentawai yang Didatangi Anthony Kiedis

Berita terkait

Koalisi Masyarakat Sumbar Tolak Politik Uang dan Politik Dinasti: Kemenangan 40 Persen dari Transaksional

2 hari lalu

Koalisi Masyarakat Sumbar Tolak Politik Uang dan Politik Dinasti: Kemenangan 40 Persen dari Transaksional

Koalisi masyarskat sipil Sumbar menggelar diskusi "Sumatra Barat Melawan Politik Uang dan Politik Dinasti". Apa saja

Baca Selengkapnya

Perlunya Kreativitas Keluarga Mengolah Pangan Lokal agar Tak Tergantung pada Mi

21 hari lalu

Perlunya Kreativitas Keluarga Mengolah Pangan Lokal agar Tak Tergantung pada Mi

Masyarakat diminta kreatif mengelola pangan lokal dan tidak tergantung pada produk-produk hasil olahan gandum seperti mi instan.

Baca Selengkapnya

Enam Spesies Primata di Mentawai Terancam Punah, Universitas Andalas Gelar Pendidikan Konservasi

23 hari lalu

Enam Spesies Primata di Mentawai Terancam Punah, Universitas Andalas Gelar Pendidikan Konservasi

Universitas Andalas memberi pendidikan konservasi untuk beberapa area di Kepulauan Mentawai. Mengantisipasi kepunahan 6 spesies primata endemik.

Baca Selengkapnya

Empat Komunitas Pemuda Bentuk Gerakan Dukung Pangan Lokal

31 hari lalu

Empat Komunitas Pemuda Bentuk Gerakan Dukung Pangan Lokal

Empat komunitas pemuda membentuk program yang mendukung penguatan pangan lokal.

Baca Selengkapnya

7 PTN yang Tidak Menaikkan UKT, Siapa Lagi Selain Universitas Andalas dan Unpad?

39 hari lalu

7 PTN yang Tidak Menaikkan UKT, Siapa Lagi Selain Universitas Andalas dan Unpad?

Kenaikan UKT di sejumlah kampus atau PTN dianggap tak wajar. Tapi, ada PTN yang tak naikkan UKT

Baca Selengkapnya

Unand Tak Naikkan UKT Tahun ini, Begini Penjelasan Rektor

42 hari lalu

Unand Tak Naikkan UKT Tahun ini, Begini Penjelasan Rektor

Di tengah polemik kenaikan UKT di sejumlah PTN yang menuai protes, Unand memilih tidak menaikkan UKT.

Baca Selengkapnya

Soal RUU Penyiaran, Pakar Ilmu Komunikasi Unand Soroti Pasal-pasalnya: Ancam Kemerdekaan Pers

43 hari lalu

Soal RUU Penyiaran, Pakar Ilmu Komunikasi Unand Soroti Pasal-pasalnya: Ancam Kemerdekaan Pers

RUU Penyiaran mendapat respons pakar ilmu komunikasi Unand. "Pengekangan dan pelanggaran atas kemerdekaan pers," kata Dalmenda.

Baca Selengkapnya

Manuskrip Tuanku Imam Bonjol yang Ditulis Putranya Naali Sutan Chaniago Jadi Memory of the World UNESCO, Ini Isinya

44 hari lalu

Manuskrip Tuanku Imam Bonjol yang Ditulis Putranya Naali Sutan Chaniago Jadi Memory of the World UNESCO, Ini Isinya

UNESCO tetapkan naskah Tambo Tuanku Imam Bonjol sebagai Memory of the World. Manuskrip ini ditulis Naali Sutan Chaniago, putranya.

Baca Selengkapnya

Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

48 hari lalu

Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

Manuskrip atau naskah Tombo Tuanku Imam Bonjol yang ditulis anaknya ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

49 hari lalu

Kenaikan UKT di Sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Picu Aksi Protes Mahasiswa, Apa Itu PTNBH?

Kebijakan sejumlah Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum dalam menaikkan biaya UKT memicu aksi protes mahasiswa. Apa itu PTNBH?

Baca Selengkapnya