Asal-usul Sate Maranggi dan Lokasi Awal Penyebarannya di Purwakarta

Jumat, 31 Mei 2024 19:30 WIB

Sate maranggi yang telah matang ditempatkan di dalam wadah baskom beralas daun pisang untuk disajikan ke pembeli. TEMPO/ANWAR SISWADI

TEMPO.CO, Bandung - Sate maranggi yang populer sebagai kuliner khas daerah Purwakarta kini telah menyebar ke berbagai daerah seperti Cianjur dan Bandung. Berdasarkan hasil penelitian Irvan Setiawan, peneliti utama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat, sate maranggi telah dikenal sejak 1960.

"Orang yang pertama kali membuat itu namanya Mak Anggi di Plered tapi kita nggak tahu inisiatifnya dulu itu apa,” kata dia, Senin 27 Mei 2024.

Sebagai orang asal Purwakarta, Irvan tergerak mengangkat kuliner khas daerahnya itu sebagai kajian riset. Setelah topiknya disetujui atasan, dia melakukan riset mandiri selama 3,5 tahun hingga makalahnya terbit di jurnal Patanjala pada 2017. Bahan kajiannya itu juga digunakan untuk pengusulan sate maranggi sebagai warisan budaya takbenda nasional yang kemudian ditetapkan pemerintah pada 2023.

Asal-usul Sate Maranggi

Sebutan sate maranggi berasal dari nama Mak Anggi, penjual sate asal Jawa Tengah yang menggunakan tenda sebagai tempatnya berjualan di daerah Cianting. Kemudian di Plered pada 1962 sate maranggi, dijual Bustomi Sukmawirdja alias Mang Udeng, selanjutnya pada 1970 diolah Mak Unah di daerah Wanayasa. Saat itu sebutannya sate panggang, menggunakan daging sapi atau kerbau. Setelah itu sate maranggi ada yang menggunakan daging kambing.

Dijajakan Keliling

Menurut Irvan, sate maranggi dulu juga dijajakan berkeliling oleh lelaki dewasa hingga tua. Waktunya dari pagi sampai sore setelah disiapkan segala bahan jualannya pada malam hari. Sambil berjalan kaki, mereka memikul kotak yang berisi bahan makanan dan peralatan. Bahannya antara lain sate yang telah siap dipanggang di atas wadah berisi arang, kecap, dan nasi yang dibungkus daun pisang.

Advertising
Advertising

Sate maranggi yang telah dipanggang atau dibakar kemudian ditempatkan dalam wadah tampah beralas daun pisang. Pembeli tinggal mengambil sesuka hati berapa tusuk. "Tapi tusuknya tidak boleh dibuang untuk menghitung harga sate yang dimakan," kata Irvan.

Penjual biasanya menyajikan minuman air teh tawar dari teko aluminium. Peralatan lain seperti kipas tangan, piring, gelas, dan ember berisi air untuk mencuci peralatan makan. Kotak dagangan sate yang terbuat dari kayu, papan, dan rotan, masih kerap dipakai oleh penjual di kiosnya. Kemudian sejak 6 April 2016 dibentuk komunitas penjual sate maranggi yang berjualan di Kampung Maranggi. Jumlahnya waktu itu menurut Irvan sebanyak 120 pedagang yang berlokasi di dekat Stasiun Plered.

ANWAR SISWADI

Pilihan Editor: Sate Maranggi khas Purwakarta Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia

Berita terkait

5 Alasan Wajib Mengunjungi Pasar Malam di Bangkok

4 hari lalu

5 Alasan Wajib Mengunjungi Pasar Malam di Bangkok

Pasar malam menjadi bagian penting kota Bangkok, tempat di mana warga dan wisatawan dapat makan, berbelanja, dan menyelami budaya lokal

Baca Selengkapnya

7 Kuliner Populer yang Digemari Gen Z

6 hari lalu

7 Kuliner Populer yang Digemari Gen Z

Dari manis hingga pedas, Gen Z paling gemar mengonsumsi ini.

Baca Selengkapnya

Dari Mana Modal Kaesang hingga Mampu ke AS dengan Menggunakan Jet Pribadi?

10 hari lalu

Dari Mana Modal Kaesang hingga Mampu ke AS dengan Menggunakan Jet Pribadi?

Nama Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep masih menjadi sorotan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Profil Anne Ratna Mustika, Diusung Golkar Maju Pilkada Purwakarta Ternyata Penggemar Sepak Bola

12 hari lalu

Profil Anne Ratna Mustika, Diusung Golkar Maju Pilkada Purwakarta Ternyata Penggemar Sepak Bola

Golkar masih merahasiakan nama bakal calon pasangan Anne Ratna Mustika di Pilkada Purwakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Ketika Golkar Purwakarta Resmi Usung Anne Ratna Mustika di Pilkada 2024

12 hari lalu

Ketika Golkar Purwakarta Resmi Usung Anne Ratna Mustika di Pilkada 2024

Golkar masih merahasiakan nama bakal calon pasangan Anne Ratna Mustika di Pilkada Purwakarta 2024.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Lobster Roll, Roti Viral Erina Gudono yang Harganya Rp400 Ribu

16 hari lalu

Fakta tentang Lobster Roll, Roti Viral Erina Gudono yang Harganya Rp400 Ribu

Unggahan roti ini membuat Erina Gudono dinilai tone deaf alias tidak peka terhadap situasi yang terjadi saat ini.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Menawarkan Pengalaman Bersantap di Bawah Gemerlap Bintang

20 hari lalu

Selandia Baru Menawarkan Pengalaman Bersantap di Bawah Gemerlap Bintang

Aktivitas ini sebagai strategi baru Tourism New Zealand untuk meningkatkan kunjungan ke Selandia Baru sepanjang tahun

Baca Selengkapnya

Alasan Festival Kuliner Tak Pernah Sepi Pengunjung

20 hari lalu

Alasan Festival Kuliner Tak Pernah Sepi Pengunjung

Beberapa kali penyelenggaraan festival kuliner tidak pernah gagal dan selalu dipadati pengunjung. Apa saja yang menjadi daya tarik?

Baca Selengkapnya

Festival Kuliner Dua Generasi di Pura Mangkunegaran: Padukan Keindahan Budaya dan Kenikmatan Kuliner

20 hari lalu

Festival Kuliner Dua Generasi di Pura Mangkunegaran: Padukan Keindahan Budaya dan Kenikmatan Kuliner

Suasana Pamedan Pura Mangkunegaran Solo semarak dengan gelaran Festival Kuliner Dua Generasi yang dibuka mulai Sabtu, 17 Agustus

Baca Selengkapnya

PergiKuliner Festival Nusantara Pertama di Depok: Sajikan Kelezatan Kuliner dalam Semangat Kemerdekaan

20 hari lalu

PergiKuliner Festival Nusantara Pertama di Depok: Sajikan Kelezatan Kuliner dalam Semangat Kemerdekaan

PergiKuliner Festival Nusantara memulai debut pertama mereka di Depok.

Baca Selengkapnya