Turbulensi Makin Parah karena Perubahan Iklim, Ini yang Harus Dilakukan Maskapai

Reporter

Tempo.co

Editor

Yunia Pratiwi

Rabu, 22 Mei 2024 09:00 WIB

Interior pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 digambarkan setelah pendaratan darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, di Bangkok, Thailand 21 Mei 2024. Obtained by Reuters/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Turbulensi parah yang menimpa penerbangan Singapore Airlines dari London ke Singapura menyebabkan satu penumpang meninggal dan sejumlah penumpang lainnya luka-luka.

Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ321 berangkat dari Bandara Heathrow London, Inggris, pada Senin, 20 Mei 2024. Pesawat yang mengangkut 211 penumpang dan 18 awak itu seharusnya mendarat di Bandara Changi Singapura. Namun pilot meminta pendaratan darurat setelah mengalami turbulensi parah dan dialihkan ke Thailand pada Selasa, 21 Mei 2024 dini hari waktu setempat.

Menurut situs web pelacakan maskapai penerbangan mencatat bahwa pesawat tersebut sempat turun hingga ketinggian 1.800 meter selama tiga menit, saat melintas di luar Teluk Benggala. Kondisi udara saat itu sedang tidak bersahabat.

Penyebab turbulensi

Paul Williams, Profesor Ilmu Atmosfer di University of Reading mengatakan turbulensi bisa disebabkan oleh badai, gunung, dan kuatnya arus udara yang disebut jet stream. Menurut dia, dalam kasus terakhir ini disebut turbulensi udara jernih, dan sulit dihindari karena tidak muncul pada radar cuaca di dek penerbangan.

“Analisis terperinci mengenai keadaan meteorologi dan jenis turbulensi tertentu yang menyebabkan kematian ini akan memakan waktu lama," katanya.

Perubahan iklim memperburuk turbulensi

Advertising
Advertising

Menurut sebuah penelitian ahli meteorologi di Universisity of Reading Inggris, perubahan iklim menyebabkan langit 55 persen lebih bergelombang dibandingkan empat dekade lalu. Udara yang lebih hangat akibat emisi karbon dioksida mengubah arus udara di aliran jet, memperburuk turbulensi udara jernih di Atlantik Utara dan secara global.

Para ilmuwan menemukan total durasi turbulensi parah di wilayah Atlantik Utara, salah satu rute penerbangan tersibuk di dunia, mengalami peningkatan sebesar 55 persen antara tahun 1979 dan 2020. Selama periode itu, turbulensi udara jernih meningkat dari 17,7 jam pada tahun 1979 menjadi 27,4 jam pada tahun 2020 untuk titik rata-rata di Atlantik Utara.

Sedangkan turbulensi sedang di wilayah tersebut meningkat sebesar 37 persen dari 70,0 menjadi 96,1 jam, dan turbulensi ringan meningkat 17 persen dari 466,5 menjadi 546,8 jam.

Selain Atlantik Utara yang mengalami peningkatan turbulensi terbesar, rute penerbangan sibuk lainnya di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan Atlantik Selatan juga mengalami peningkatan turbulensi yang signifikan.

Paul William yang ikut menulis penelitian itu mengatakan, diperlukan investasi sistem prakiraan dan deteksi turbulensi yang lebih baik. Hal ini untuk mencegah udara yang lebih kasar berubah menjadi penerbangan yang lebih bergelombang dalam beberapa dekade mendatang.

Maskapai penerbangan juga perlu berpikir tentang bagaimana mengatasi peningkatan turbulensi karena hal inu juga berpotensi menimbulkan kerugian. “Setiap menit tambahan yang dihabiskan dalam perjalanan melalui turbulensi akan meningkatkan kerusakan pada pesawat, serta risiko cedera pada penumpang dan pramugari," kata Mark Prosser, ahli meteorologi yang memimpin penelitian itu.

EURONEWS

Pilihan editor: Cemas dengan Turbulensi saat Naik Pesawat Lakukan 4 Hal Ini

Berita terkait

WNI Ceritakan Dampak Topan Yagi di Hong Kong

10 jam lalu

WNI Ceritakan Dampak Topan Yagi di Hong Kong

Seorang WNI menceritakan otoritas Hong Kong juga menerbitkan pengumuman T8, yang artinya topan sangat kencang sehingga warga dilarang beraktivitias.

Baca Selengkapnya

Terkini: Faisal Basri Pernah Kritik 3 Menteri Jokowi yang Jadi Saksi Sengketa Pilpres, Paus Fransiskus Lanjutkan Perjalanan ke Papua Nugini Naik Garuda Indonesia

1 hari lalu

Terkini: Faisal Basri Pernah Kritik 3 Menteri Jokowi yang Jadi Saksi Sengketa Pilpres, Paus Fransiskus Lanjutkan Perjalanan ke Papua Nugini Naik Garuda Indonesia

Ekonom senior UI Faisal Basri pernah mengkritik tiga menteri kabinet Presiden Jokowi yang menjadi saksi dalam sidang sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Ini Tipe Pesawat Garuda Indonesia yang Terbangkan Rombongan Paus Fransiskus ke Papua Nugini

1 hari lalu

Ini Tipe Pesawat Garuda Indonesia yang Terbangkan Rombongan Paus Fransiskus ke Papua Nugini

Garuda Indonesia mengoperasikan Airbus A330-900neo untuk menerbangkan rombongan Pemimpin Umat Katolik Sedunia, Paus Fransiskus ke Papua Nugini.

Baca Selengkapnya

Informasi Penerbangan Member ENHYPEN Bocor, Agensi Tindak Tegas Penggemar Sasaeng

2 hari lalu

Informasi Penerbangan Member ENHYPEN Bocor, Agensi Tindak Tegas Penggemar Sasaeng

ENHYPEN sempat mengalami kesulitan saat ingin kembali ke Korea Selatan usai tampil di CIna, karena ulang sasaeng

Baca Selengkapnya

Cegah Koper Hilang saat Traveling, Informasi Ini Perlu Dicantumkan pada Label Bagasi

2 hari lalu

Cegah Koper Hilang saat Traveling, Informasi Ini Perlu Dicantumkan pada Label Bagasi

Jika koper itu nyasar atau hilang, petugas penerbangan bisa mengembalikan ke pemiliknya berdasarkan informasi di label bagasi.

Baca Selengkapnya

Tiga Fasilitas Penting Bagi Wisatawan saat Memilih Maskapai Penerbangan

2 hari lalu

Tiga Fasilitas Penting Bagi Wisatawan saat Memilih Maskapai Penerbangan

Menurut studi terbaru ada tiga hal yang menjadi prioritas utama bagi wisatawan saat memilih maskapai penerbangan

Baca Selengkapnya

Eks Presiden Korea Selatan Terjerat Kasus Nepotisme Carikan Jabatan untuk Menantu, Ini Profil Moon Jae In

4 hari lalu

Eks Presiden Korea Selatan Terjerat Kasus Nepotisme Carikan Jabatan untuk Menantu, Ini Profil Moon Jae In

Mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae In menjadi tersangka karena membantu menantunya meraih posisi strategis di perusahaan penerbangan.

Baca Selengkapnya

Hindari Pilih Kursi Pesawat di Bagian Belakang

4 hari lalu

Hindari Pilih Kursi Pesawat di Bagian Belakang

Baik itu penerbangan jarak pendek atau jarak jauh, ada kursi pesawat yang dianggap di bawah standar

Baca Selengkapnya

Perbedaan Layanan Maskapai Penerbangan Bertarif Rendah dan Layanan Penuh

4 hari lalu

Perbedaan Layanan Maskapai Penerbangan Bertarif Rendah dan Layanan Penuh

Selain harga yang bersaing, berikut ini beberapa perbedaan maskapai penerbangan bertarif rendah dengan maskapai penerbangan layanan penuh.

Baca Selengkapnya

Waspada Mpox, Maskapai Penerbangan Minta Penumpang dari Luar Negeri Isi Aplikasi SatuSehat

5 hari lalu

Waspada Mpox, Maskapai Penerbangan Minta Penumpang dari Luar Negeri Isi Aplikasi SatuSehat

Pengisian SatuSehat merupakan bentuk kewaspadaan terhadap penyebaran virus Mpox atau cacar monyet.

Baca Selengkapnya