Apa Penyebab Turbulensi seperti yang Dialami Singapore Airlines?
Reporter
Tempo.co
Editor
Mila Novita
Kamis, 23 Mei 2024 10:21 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Singapore Airlines SQ321 yang terbang dari London menuju Singapura mengalami turbulensi parah pada Selasa, 21 Mei 2024. Insiden itu membuat satu orang tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka. Pesawat Singapore Airlines Boeing 777-300ER mengalami turbulensi hebat hingga terpaksa mendarat darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, pada pukul 15.45 waktu setempat.
Turbulensi menjadi salah satu hal yang ditakuti dalam penerbangan jarak jauh. Fenomena alam ini bisa lebih dari sekadar mengganggu karena terbukti memakan korban.
Turbulensi hebat dapat menggetarkan pesawat dengan sangat keras hingga pesawat naik dan turun sebanyak 100 kaki (30 m) meter dalam satu waktu. Insiden ini tidak dapat diprediksi karena terkait dengan cuaca. Para ahli memperingatkan bahwa perubahan iklim yang juga mengubah pola cuaca membuat turbulensi parah mungkin akan lebih sering terjadi.
Mengenal turbulensi
Turbulensi dirasakan sebagai guncangan di dalam kabin yang tingkatnya beragam. Pada tingkat yang parah, ini bisa membuat barang-barang-barang berjatuhan, penumpang terpelanting, dan masker oksigen darurat keluar.
Dilansir dari Daily Mail, David Birch, kepala Pusat Aerodinamika & Aliran Lingkungan di Universitas Surrey, mengatakan bahwa ini semua disebabkan oleh aliran udara.
“Ketika Anda mengalami turbulensi di sebuah pesawat, hal ini terjadi karena pesawat tersebut terbang ke wilayah udara yang terganggu, dipenuhi pusaran air," katanya, seperti dikutip Selasa, 21 Mei 2024.
Jika kapal di laut menerjang ombak, pesawat didorong oleh udara yang bergerak. Gangguan tersebut diurutkan berdasarkan skala dari ringan, yang menyebabkan sedikit perubahan ketinggian yang tidak menentu, hingga parah, di mana pesawat terombang-ambing dengan keras dan hampir tidak mungkin dikendalikan.
Hal ini tidak hanya membuat penerbangan menjadi tidak nyaman, namun juga dapat menyebabkan kerusakan struktural pada pesawat dan bahkan membahayakan penumpang.