Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Jumat, 17 Mei 2024 16:59 WIB

Petugas pantai di Gunungkidul mengobati wisatawan tersengat ubur-ubur. Dok.istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi wisatawan yang hendak berkunjung ke Pantai Selatan Yogyakarta diperingatkan untuk waspada dengan munculnya ubur-ubur. Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Namun, medio April hingga pertengahan Mei ini, kasus wisatawan tersengat ubur-ubur di Pantai Selatan Yogyakarta telah terjadi beberapa kali. Marjono, Koordinator Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Gunungkidul, menyatakan bahwa kemunculan ubur-ubur yang lebih awal ini jenisnya berbeda dengan biasanya yang muncul saat puncak kemarau.

"Kalau libur panjang kemarin ada belasan (wisatawan) yang tersengat (ubur-ubur), sebelumnya akhir April ada sembilan laporan (tersengat)," kata Marjono, pada Selasa, 14 Mei 2024.

Terbaru, sejumlah wisatawan anak yang berkunjung di kawasan Pantai Sepanjang Gunungkidul Yogyakarta, tersengat ubur-ubur saat masa libur panjang kenaikan Isa Almasih 9-12 Mei 2024 lalu. Sebelumnya pada akhir April, sejumlah wisatawan juga dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul.

Marjono mengungkapkan ubur-ubur yang menyerang wisatawan ini berwarna merah muda, yang biasa disebut warga sekitar dengan ubur-ubur Leteh. Adapun ubur-ubur yang biasanya muncul dengan jumlah lebih banyak pada puncak kemarau umumnya berwarna biru dan disebut ubur-ubur impes.

Advertising
Advertising

"Jumlah ubur-ubur leteh yang muncul ini memang tidak sebanyak ubur-ubur impes, namun jika tersengat gejalanya sama, gatal, panas dan perih seperti terkena air cabai," kata Marjono.

Cara penanganan wisatawan yang terkena ubur-ubur ini pun hampir sama, yakni dibasuh menggunakan air tawar atau air cuka untuk meredakan rasa gatal, panas dan perih pada bagian kulit yang terkena.

"Kami imbau wisatawan yang berkunjung ke pantai dapat lebih waspada, terutama orang tua untuk mengawasi anaknya yang bermain air," kata dia. "Tidak perlu panik jika tersengat, yang terpenting langsung dibersihkan dengan air biasa atau air laut, dan menjaga agar tentakel ubur-ubur itu jangan sampai terus menempel," dia menambahkan.

Ubur-ubur bluebottle yang banyak terdampar di Pantai Pariaman, Sumbar, mempunyai bisa yang bisa mencederai kulit manusia, Oktober 2019. (ANTARA/ Aadiyat MS)

Bentuk dan warna hewan bertentakel itu memang biasanya menarik perhatian anak-anak yang bermain sehingga tanpa sengaja tiba-tiba sudah tersengat.

"Saat tersengat ubur-ubur, wisatawan juga bisa segera mencari posko atau petugas yang selalu berpatroli, karena obat pembersih selalu siap," kata dia.

Pada 2020, Sekretaris Search and Rescue atau SAR Satuan Perlindungan Masyarakat Wilayah II Gunungkidul, Yogyakarta, Surisdiyanto mengatakan selama sepekan uji coba buka kembali destinasi wisata pantai di selatan Yogyakarta, pascapandemi, tercatat puluhan wisatawan tersengat hewan transparan bertentakel, itu.

"Puluhan wisatawan itu tersengat ubur-ubur di Pantai Kukup," ujar Surisdiyanto, Rabu 1 Juli 2020.

Dia merinci, pada uji coba periode pertama, Rabu sampai Minggu, 24 - 28 Juni 2020, terdapat 47 wisatawan yang tersengat ubur-ubur di Pantai Kukup. Kemudian pada Selasa dan Rabu, 30 Juni dan Rabu 1 Juli 2020, jumlahnya bertambah lagi sebanyak 33 wisatawan.

"Semua wisatawan tersengat ubur-ubur di Pantai Kukup, bukan Pantai Baron," kata dia. Artinya dalam sepekan, ada 80 wisatawan yang tersengat ubur-ubur, tiga di antaranya dibawa ke puskesmas karena mengalami sesak napas. Sisanya merasa perih, panas, dan gatal-gatal.

Surisdiyanto menambahkan, kemunculan ubur-ubur di pantai selatan Yogyakarta hampir merata. Hanya saja, tidak ada fenomena ini di Pantai Baron karena diduga pantai itu memiliki muara aliran sungai air tawar.

Surisdiyanto mengimbau wisatawan yang berkunjung di pesisir pantai selatan Yogyakarta lebih berhati-hati saat bermain di air. "Yang penting saat melihat hewan berwarna biru, jangan disentuh atau tersentuh," ujarnya. Ubur-ubur atau oleh penduduk setempat disebut impes, itu memang memiliki bentuk yang unik seperti payung berumbai. Tak jarang wisatawan, khususnya anak-anak, tergoda untuk menyentuhnya.

MICHELLE GABRIELA | PRIBADI WICAKSONO
Pilihan editor: Inilah 5 Hewan Tak Memiliki Organ Otak

Berita terkait

Penyelenggara Event di Yogyakarta Harus Bisa Kelola Sampah Mandiri

1 jam lalu

Penyelenggara Event di Yogyakarta Harus Bisa Kelola Sampah Mandiri

Pengelolaan sampah mandiri menjadi satu syarat yang mesti dipenuhi penyelenggara event di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Empat Event Seru di Yogyakarta pada Juli yang Bisa Disambangi Mumpung Libur Sekolah

3 jam lalu

Empat Event Seru di Yogyakarta pada Juli yang Bisa Disambangi Mumpung Libur Sekolah

Dari Pasar Kangen hingga Keroncong Plesiran, nikmati event wisata yang digelar di Yogyakarta selama Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Sebaran SPKLU di 75 Titik, Yogyakarta dan Jawa Tengah Target Pasar Mobil Listrik

5 jam lalu

Sebaran SPKLU di 75 Titik, Yogyakarta dan Jawa Tengah Target Pasar Mobil Listrik

Keberadaan SPKLU di sejumlah daerah dinilai kalangan produsen otomotif turut mempengaruhi sasaran target pasar mobil listrik.

Baca Selengkapnya

Disambangi 30 Ribu Wisatawan Sepekan, Ini Tiga Zona Favorit di Taman Pintar Yogyakarta

7 jam lalu

Disambangi 30 Ribu Wisatawan Sepekan, Ini Tiga Zona Favorit di Taman Pintar Yogyakarta

Sejumlah zona di Taman Pintar seperti Zona Cuaca, Iklim dan Gempa Bumi menjadi favorit wisatawan.

Baca Selengkapnya

Yayasan Pendidikan Amien Rais Siapkan Kampus AI Pertama di Yogyakarta, Punya Tiga Prodi

20 jam lalu

Yayasan Pendidikan Amien Rais Siapkan Kampus AI Pertama di Yogyakarta, Punya Tiga Prodi

Kampus Politeknik AI di Sleman, Yogyakarta, itu ditargetkan mulai beroperasi pertengahan 2025 dengan tiga program studi.

Baca Selengkapnya

Mandiri Jogja Marathon 2024 Diharapkan Tingkatkan Pariwisata Indonesia

23 jam lalu

Mandiri Jogja Marathon 2024 Diharapkan Tingkatkan Pariwisata Indonesia

Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta dan Bank Mandiri berkolaborasi untuk mengangkat dan mempromosikan kekayaan budaya serta produk lokal

Baca Selengkapnya

Tokoh Inspiratif: Alfira Oktaviani Membangun Semilir Ecoprint Usung Konsep Ramah Lingkungan

1 hari lalu

Tokoh Inspiratif: Alfira Oktaviani Membangun Semilir Ecoprint Usung Konsep Ramah Lingkungan

Alfira Oktaviani berhasil memberdayakan produk lokal dari Bengkulu menggunakan ecoprint sampai mendunia. Begini kendala dan upayanya hingga sukses.

Baca Selengkapnya

39 Tahun Monumen Jogja Kembali, Apa Saja Koleksi Museum Bentuk Tumpeng Ini?

2 hari lalu

39 Tahun Monumen Jogja Kembali, Apa Saja Koleksi Museum Bentuk Tumpeng Ini?

Monumen Jogja Kembali telah berusia 39 tahun. Apa saja koleksinya sebagai museum dan destinasi sejarah di Yogyakarta?

Baca Selengkapnya

ArtJog 2024, Ada Apa Saja dan Harga Tiket Masuknya

3 hari lalu

ArtJog 2024, Ada Apa Saja dan Harga Tiket Masuknya

Festival seni kontemporer ArtJog kembali digelar mulai 28 Juni - 1 September 2024 di Jogja National Museum, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sanksi Bus Pariwisata yang Masa Uji KIR Habis saat Masuk ke Yogyakarta

3 hari lalu

Sanksi Bus Pariwisata yang Masa Uji KIR Habis saat Masuk ke Yogyakarta

Puluhan bus pariwisata ditilang petugas gabungan saat memasuki Kota Yogyakarta karena masa uji KIR habis

Baca Selengkapnya