Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Senin, 15 April 2024 13:41 WIB

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato

TEMPO.CO, Jakarta - Sepasang suami istri Thailand mendapat kritik publik karena mengungkapkan tanda cinta mereka di sebuah jembatan tujuan wisata populer di Jepang. Pasangan itu menuliskan nama mereka dengan tanda hati yang dianggap merusak fasilitas publik.

Insiden tersebut menarik perhatian netizen online setelah seorang pria Thailand awal pekan ini membagikan gambar grafiti tulisan tangan "Beer Love MayVy 2024," dengan "Love" yang ditunjukkan dengan tanda hati. Pria itu mengatakan dia berpose untuk foto tersebut di distrik Nakameguro, Tokyo. Ternyata, ini bukan pertama kali mereka menulis namanya di situ.

“Kembali ke jembatan ini lagi, tapi nama kami yang ditulis tahun 2022 sudah hilang. Kami menulisnya lagi tahun ini, 2024. Kami lihat apakah akan bertahan hingga 2025 atau tidak. #Memori Kita2022.”

Postingannya telah mendapat lebih dari 7.000 suka dan 700 kali dibagikan. Netizen Thailand mengatakan bahwa pembuat grafiti tersebut diyakini sebagai buatan orang Thailand karena "Beer" adalah nama panggilan umum bagi orang Thailand, sedangkan "Mayvy" adalah nama panggilan populer wanita Thailand, menurut laporan The Thaiger.

Netizen lainnya mengkritik perilaku pasangan tersebut karena mencemarkan nama baik Thailand.

Advertising
Advertising

"Ini memalukan bagi warga Thailand," tulis seorang warganet.

“Pasangan tidak boleh menulis grafiti di fasilitas umum mana pun, terutama di Jepang yang masyarakatnya sangat disiplin,” komentar yang lain.

Masalah ini menjadi viral di media sosial, sehingga seorang pria Thailand yang tinggal dan bekerja di Jepang untuk maju dan menjadi sukarelawan membersihkan jembatan. Dia membagikan video di Facebook yang menunjukkan upayanya menghilangkan pesan tersebut dari jembatan.

Hukuman menulis di properti publik

Menulis di properti publik dianggap merusak. Berdasarkan hukum Jepang, menulis di properti publik akan mengakibatkan hukuman penjara hingga tiga tahun dan denda hingga 300.000 yen atau sekitar Rp31,4 juta.

Ini bukan pertama kalinya turis asing kedapatan merusak objek wisata populer. Tahun lalu, seorang turis Inggris tertangkap mengukir nama dia dan pacarnya di dinding bagian dalam Colosseum Romawi dengan kunci, menurut Business Insider. Dia dikritik dan dipaksa untuk meminta maaf kepada publik.

Di Jepang, seorang remaja dari Kanada ketahuan mengukir namanya di sebuah tiang di kuil kuno Kota Nara. Seorang turis lain melihat aksinya, lalu melapor kepada petugas. Dia tidak hanya dihujat, tetapi juga didenda sebesar Rp32 juta.

VN EXPRESS | THAIGER

Pilihan Editor: Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

Berita terkait

Turis Inggris Ditahan di Thailand setelah Dituduh Buat Review yang Bikin Rating Restoran Anjlok

13 jam lalu

Turis Inggris Ditahan di Thailand setelah Dituduh Buat Review yang Bikin Rating Restoran Anjlok

Menurut polisi Thailand, motifnya bermula dari konflik pribadi turis Inggris itu dengan pemilik restoran

Baca Selengkapnya

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

1 hari lalu

Ini Perkiraan Gaji TKI di Jepang dan Rincian Upah Minimumnya

Berikut ini perkiraan gaji TKI di Jepang berdasarkan UMR masing-masing prefektur serta untuk pemagang. Ketahui informasinya sebelum mendaftar.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Masaki Yasushi Beri Penghargaan kepada Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang

1 hari lalu

Duta Besar Masaki Yasushi Beri Penghargaan kepada Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang

Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA) Jawa Barat telah berkontribusi mempromosikan hubungan persahabatan antara Jepang dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

1 hari lalu

Proyek MRT Jakarta Jalur Tomang-Medan Satria Dapat Kucuran Pinjaman Jepang Rp 14,5 Trilun

Jepang berikan pinjaman 140,699 miliar Yen atau sekitar Rp 14,5 triliun untuk pembanguan MRT di Jakarta. Rencana pembangunan mulai Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

2 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Jepang Gelontorkan Utang Rp14 T, Ini Pengembangan MRT dari Lebak Bulus ke Ancol dan Cikarang ke Balaraja

3 hari lalu

Jepang Gelontorkan Utang Rp14 T, Ini Pengembangan MRT dari Lebak Bulus ke Ancol dan Cikarang ke Balaraja

Pemerintah Indonesia dan Jepang menandatangani pertukaran nota pinjaman sekitar Rp14,5 triliun untuk proyek MRT Jalur Timur-Barat.

Baca Selengkapnya

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

3 hari lalu

Jepang Perkenalkan Pemesanan Online untuk Mendaki Gunung Fuji

Sistem pemesanan online untuk jalur paling populer Gunung Fuji diumumkan pada Senin 13 Mei 2024 oleh otoritas Jepang

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Pinjaman Rp14 Triliun ke Indonesia untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

3 hari lalu

Jepang Kucurkan Pinjaman Rp14 Triliun ke Indonesia untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Jepang dan Kementerian Luar Negeri menandatangani pertukaran nota atau E/N senilai Rp14 triliun untuk Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

3 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

Baca Selengkapnya