Ikon Lebaran, Ini 5 Fakta Menarik Soal Ketupat di Indonesia

Selasa, 9 April 2024 10:35 WIB

Ilustrasi buka puasa/ketupat. Robertus Pudyanto/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan hari raya Idul Fitri atau lebaran rasanya kurang lengkap tanpa kehadiran ketupat sebagai teman makan bersama dengan keluarga besar.

Ketupat bahkan sudah ada sejak abad ke-15 hingga 16 Masehi yang lalu untuk memperingati hari besar keagamaan Islam. Di Jawa sendiri ketupat memiliki makna filosofi karena melalui perjalanan sejarah yang luar biasa. Berikut 5 fakta menarik tentang keberadaan ketupat di Indonesia.

1. Diadopsi oleh Sunan Kalijaga untuk Menyambut Hari Raya Idul Fitri

Melansir dari diskominfo.kaltimprov.go.id Sunan Kalijaga disebut sebagai tokoh Islam pertama yang mempelopori adanya ketupat di Indonesia saat lebaran. Sekitar 15-16 Masehi lalu Sunan Kalijaga melakukan syiar Islam untuk masyarakat Jawa. Di masa tersebut umat Islam Jawa memiliki adat perayaan lebaran sebanyak dua kali, yang pertama bakda lebaran yaitu idul fitri itu sendiri, dan lebaran kedua disebut bakda ketupat dirayakan seminggu setelah idul fitri.

2. Makna Kata Ketupat, "Laku Papat"

Advertising
Advertising

Kata ketupat merupakan akronim dari kata 'ngaku lepat' dan 'laku papat', ngaku lepat artinya meminta maaf dan laku papat artinya empat tindakan. Empat tindakan yang dimaksud yaitu lebaran (berakhirnya waktu puasa), luberan (melimpahnya rezeki yang harus dizakatkan), leburan (meleburnya dosa dan kesalahan), dan laburan (menjaga kesucian lahir dan batin setelah lebaran). Inilah mengapa keberadaan ketupat sangat sakral di momentum lebaran.

3. Sudah Ada Sejak Zaman Hindu-Buddha

Dikutip dari indonesia.go.id sejarawan menyebut sebenarnya ketupat di Indonesia berasal dari zaman yang lebih lama yaitu Hindu-Buddha Nusantara. Ketupat sudah dimanfaatkan untuk makanan oleh masyarakat pra-Islam, sebagai contoh Bali yang hingga saat ini menggunakan ketupat untuk ritual peribadatan. Ketupat akhirnya menyebar di Asia Tenggara dan berbagai daerah di Indonesia dengan ciri khas penyajian dan rasa berbeda.

4. Anyaman Indah dan Rumit

Jika diperhatikan secara detail bungkus ketupat yang menggunakan janur kuning memiliki bentuk anyaman yang indah namun rumit. Mengutip dari kedungboto.desa.id ternyata anyaman tersebut bukan sekadar hiasan tetapi ada makna yang merepresentafkan mengenai dosa manusia yang tempatnya salah. Ketika ketupat dibelah yang terlihat adalah warna putih, itu didapat manusia setelah menuntasman ibadah saat bulan suci Ramadan.

5. Ragam Ketupat di Nusantara

Ketupat yang tersebar luas di penjuru Indonesia memiliki jenis ketupat yang berbeda-berbeda, sesama Pulau Jawa saja bahkan berbeda. Di Tegal terdapat jenis ketupat glabed, blegong, dan bongko. Sedangkan di Solo terkenal akan ketupat cabuk rambaknya, Betawi punya ketupat bebanci, dan Minang miliki ketupek katan kapau. Dan ketupat sangat cocok disajikan dengan kuliner apa pun mulai dari hidangan kering hingga hidangan berkuah.

Pilihan Editor: Selalu Menghiasi Makan Saat Lebaran, Apa Makna Filosofi Ketupat?

Berita terkait

Pejabat Kementerian Perhubungan Dilaporkan Istrinya karena Injak Alquran

7 jam lalu

Pejabat Kementerian Perhubungan Dilaporkan Istrinya karena Injak Alquran

Seorang pejabat Kementerian Perhubungan diduga melakukan penistaan agama karena mengInjak Alquran saat bersumpah tidak selingkuh

Baca Selengkapnya

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

2 hari lalu

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

10 hari lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

12 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

12 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

13 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

13 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

14 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

14 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya