Cerita Sultan HB X Soal Sumbu Filosofi Yogyakarta Yang Berhasil Jadi Warisan Budaya Dunia

Rabu, 20 September 2023 13:47 WIB

Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto: Dok. Pemda DIY.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia. Ketetapan itu dituangkan melalui Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage Committe (WHC) di Riyadh Arab Saudi pada Senin, 18 September 2023.

Ketatnya Penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia

Sumbu Filosofi Yogyakarta sah diterima sepenuhnya tanpa sanggahan menjadi Warisan Budaya Dunia sesuai dokumen penetapan WHC 2345.COM 8B. 39. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X sempat merasa was-was menyaksikan ketatnya proses sidang pengajuan Sumbu Filosofi dari Yogyakarta itu. Tak dinyana, justru Sumbu Filosofi itu yang proses sidangnya paling cepat alias nyaris tanpa interupsi.

"Penetapan sumbu filosofi itu ternyata tidak semudah seperti yang kita bayangkan," kata Sultan HB X di Yogyakarta, Selasa, 19 September 2023.

Sultan menuturkan, dalam sidang itu misalnya dari India saat menjadi yang pertama mengajukan usulan warisan dari negaranya, diwarnai interupsi dan perdebatan panjang di antara negara peserta sidang. "Tapi Alhamdulilah, saat yang kedua dari Indonesia ini, cepat selesai, saya sempat khawatir terjadi seperti yang dialami India, banyak interupsi, ternyata tidak ada," kata Sultan.

Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana di Sumbu Filosofi

Sultan menuturkan dengan penetapan tersebut, filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang selama ini terkandung dalam Sumbu Filosofi itu bisa dilestarikan dari generasi ke generasi. Sultan menuturkan, filosofi Hamemayu Hayuning Bawana secara substansial bermakna memperindah keindahan dunia.

Advertising
Advertising

"Dari UNESCO, mendefinisikan filosofi itu lebih luas yakni sustainable development (pembangunan berkelanjutan)," kata Sultan.

Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, kata Sultan, tercipta sejak 1755 atau sejak berdirinya Keraton Yogyakarta. Padahal konsep pembangunan berkelanjutan sendiri baru populer era 1990-an. "Ternyata Yogya sudah menggunakan filosofi itu sejak tahun 1755, sehingga konteksnya di situ, penetapan Sumbu Filosofi ini tidak hanya Yogyakarta untuk Indonesia, tapi juga (Yogyakarta) untuk dunia," ujarnya menambahkan.

Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad selaku ketua delegasi Indonesia pada sidang tersebut, berterima kasih kepada Komisi Warisan Dunia UNESCO atas penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta dalam Daftar Warisan Dunia (World Heritage List). “Kami merasa terhormat dapat menyumbangkan mutiara ini ke dalam Daftar Warisan Dunia, yang merupakan perpaduan indah antara warisan budaya benda dan tak benda,” ucapnya.

Tujuan Penetapan Sebagai Warisan Dunia

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan tujuan utama penetapan ini bukan semata untuk mendapatkan status Warisan Dunia yang dianggap banyak negara sangat bergengsi. "Tetapi lebih didorong untuk melestarikan warisan budaya jati diri Yogyakarta yang amat berharga. Sekaligus berbagi keistimewaan Yogyakarta dan dunia," kata dia.

Perjuangan mempertahankan status jauh lebih berat karena Sumbu Filosofi tidak hanya menjadi milik DIY-Indonesia tapi juga milik dunia. "Sehingga komitmen bersama untuk menjaga sesuai standar internasional menjadi sangat penting untuk dipahami," kata Dian.

Ia mengungkap Sumbu Filosofi Yogyakarta yang dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap the Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks, diakui sebagai warisan dunia karena dinilai memiliki arti penting secara universal. Konsep tata ruang yang kemudian dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18.

Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa. Berbentuk struktur jalan lurus yang membentang antara Panggung Krapyak di sebelah selatan, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Yogyakarta di sebelah utara.

Beragam tradisi dan praktik budaya Jawa, baik dalam pemerintahan, hukum adat, seni, sastra, festival, dan ritual, masih dilakukan di sekitar kawasan Sumbu Filosofi pada khususnya dan di Yogyakarta pada umumnya. Ini juga merupakan bukti akan peradaban Jawa dan tradisi budayanya yang masih terus dilestarikan sampai sekarang.

Sebelum pada akhirnya dinominasikan dan ditetapkan sebagai warisan dunia dalam sidang Komisi Warisan Dunia UNESCO, situs-situs warisan budaya telah melalui proses seleksi yang panjang. Sidang Komisi Warisan Dunia UNESCO dilakukan pertama kali pada 1972 dan bertujuan mempromosikan kerja sama antar negara untuk melindungi warisan budaya dan alam dari seluruh dunia yang memiliki Nilai Universal yang Luar Biasa (Outstanding Universal Values) sehingga konservasinya penting bagi generasi sekarang dan yang akan datang.

Dengan ditetapkannya Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO, Indonesia kini memiliki lima warisan budaya dunia, yaitu Candi Borobudur (ditetapkan 1991)
Candi Prambanan (ditetapkan 1991) Situs Sangiran (ditetapkan 1996) Subak Bali (ditetapkan 2012), Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (ditetapkan 2019, dan Sumbu Filosofi Yogyakarta (ditetapkan 2023).

Pilihan Editor: Mengenal Sumbu Filosofi Yogyakarta yang Resmi Ditetapkan UNESCO Sebagai Warisan Dunia

Berita terkait

Inilah Alasan Setiap 16 Mei Diperingati Sebagai Hari Cahaya Internasional

3 jam lalu

Inilah Alasan Setiap 16 Mei Diperingati Sebagai Hari Cahaya Internasional

Hari Cahaya Internasional diperingati setiap tanggal 16 Mei. Hal ini sebagai peringatan untuk momen penting penemuan cahaya laser.

Baca Selengkapnya

Geopark Natuna Minim Diketahui Masyarakat Setempat, Ternyata Ini Sebabnya

1 hari lalu

Geopark Natuna Minim Diketahui Masyarakat Setempat, Ternyata Ini Sebabnya

Natuna didaftarkan sebagai geopark untuk diplomasi

Baca Selengkapnya

SEVENTEEN dan UNESCO Bangun Dua Pusat Pembelajaran di Timor Leste

2 hari lalu

SEVENTEEN dan UNESCO Bangun Dua Pusat Pembelajaran di Timor Leste

Dua pusat pembelajaran yang dibangun SEVENTEEN dan UNESCO dari donasi SEVENTEEN Going Together

Baca Selengkapnya

Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

3 hari lalu

Amanat Tuanku Imam Bonjol kepada Sang Putra, Manuskripnya Ditetapkan sebagai Memory of the World UNESCO

Manuskrip atau naskah Tombo Tuanku Imam Bonjol yang ditulis anaknya ditetapkan UNESCO sebagai Memory of the World. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

5 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

6 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

7 hari lalu

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

Naskah Tuanku Imam Bonjol pernah tidak diketahui keberadaannya selama 23 tahun, ditemukan kembali pada 2014.

Baca Selengkapnya

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

7 hari lalu

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

Deretan beasiswa luar negeri S1, S2, dan S3 yang membuka pendaftaran pada Mei 2024

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

7 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

10 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya