Orang Bajau Tak Hanya di Indonesia, Gipsi Laut Ini juga Ada di Tiga Negara Asia Tenggara

Reporter

Tempo.co

Editor

Mila Novita

Kamis, 31 Agustus 2023 06:00 WIB

Foto udara permukiman suku Bajau Torosiaje yang berada di atas laut, di Desa Torosiaje, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, 10 Agustus 2020. Suku Bajau terkenal sebagai suku pengembara laut dan nelayan ulung dalam mencari ikan, menyelam tanpa alat bantu dalam waktu yang lama serta kemampuan melihat tanda alam untuk mengetahui berbagai hal. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

TEMPO.CO, Jakarta - Selain suku Melayu, ada kelompok etnis lain di Asia Tenggara yang tersebar di beberapa negara. Mereka adalah Orang Bajau atau Suku Sama. Kelompok etnis ini banyak ditemukan di wilayah pesisir Indonesia, Malaysia, Filipina, bahkan Thailand

Meskipun mereka tersebar di negara-negara tersebut dan mungkin mengadaptasi budaya lokal, tapi sebenarnya mereka memiliki identitas budaya yang sangat kuat. Mereka memiliki hubungan yang dalam dan tidak dapat dipisahkan dengan laut. Jadi meski hidup nomaden alias berpindah-pindah, tempat tinggal mereka tetaplah di laut. Itulah yang membuat mereka swering disebut sebagai gipsi laut.

Sebuah rumah panggung dari kayu didirikan di atas laut dan perahu kecil yang mengantarkan mereka ke mana pun pergi adalah dua bagian penting budaya Bajau. Mereka bahkan banyak tinggal di rumah perahu.

Sejarah Orang Bajau

Secara historis, masyarakat Bajau adalah nelayan laut dalam dan penyelam mutiara. Menurut Britannica, suku ini sebagian besar tinggal di bagian selatan Kepulauan Sulu, di barat daya Filipina, meskipun populasi yang besar juga tinggal di sepanjang pantai timur laut Kalimantan, terutama di negara bagian Sabah, Malaysia.

Advertising
Advertising

Permukiman Bajau yang lebih kecil juga tersebar luas di wilayah pesisir Filipina tengah dan utara, serta di seluruh pulau di Indonesia bagian timur, khususnya Sulawesi. Perkiraan awal abad ke-21, jumlah suku ini berkisar antara 500.000 dan 950.000.

Para penyelam bebas

Karena gaya hidup mereka yang unik, mereka memiliki adaptasi khusus yaitu kemampuan menahan napas di bawah air setidaknya selama lima menit. Kemampuan ini sangat sulit dicapai, bahkan bagi penyelam terbaik sekalipun. Namun bagi masyarakat Bajau, hal ini seolah terjadi secara alami.

Masyarakat Bajau dikenal secara global karena keterampilan menyelam bebasnya. Ketika orang lain menyelam ke dalam air dengan membawa alat bantu pernapasan, masyarakat Bajau dengan mudah melakukan penyelaman bebas, mencari ikan, hewan laut lainnya, atau mutiara laut dalam.

Dampak perubahan lingkungan

Perubahan lingkungan seperti kenaikan suhu dan pencemaran yang berdampak langsung pada biota laut berdampak besar pada masyarakat Bajau. Sebab, laut adalah kehidupan mereka.

Tidak hanya itu, modernisasi juga terasa dalam praktik nomaden dan tradisional. Dengan fasilitas modern, lebih mudah untuk meninggalkan cara hidup tradisional dan beralih ke cara hidup modern. Namun Orang Bajau terus beradaptasi dan menjaga tradisi tetap hidup.

TIMES OF INDIA | BRITANNICA

Pilihan Editor: James Cameron Sebut Metkayina dalam Film Avatar 2 Terinspirasi dari Suku Bajo di Indonesia

Berita terkait

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

3 hari lalu

Luhut Takjub Melihat Kapal OceanX: Berharap Indonesia juga Punya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan takjub melihat kapal OceanX.

Baca Selengkapnya

Suhu Laut Naik Pulau Pling Thailand Ditutup

8 hari lalu

Suhu Laut Naik Pulau Pling Thailand Ditutup

Sebelum penutupan Pulau Pling, Teluk Maya di Thailand sempat ditutup selama enam bulan pada tahun 2018

Baca Selengkapnya

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

22 hari lalu

Pasukan Inggris Mungkin Ditugaskan Mengirimkan Bantuan dari Dermaga ke Gaza

Pasukan Inggris mungkin ditugaskan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dari dermaga lepas pantai yang sedang dibangun oleh militer Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

22 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

24 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

31 hari lalu

Bareskrim Polri Tangkap 5 Kurir Peredaran Sabu Lintas Laut Jaringan Malaysia-Aceh

Peredaran sabu itu dilakukan lintas laut dari jaringan Malaysia-Aceh.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

42 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

54 hari lalu

18 Warga Gaza Tewas Akibat Bantuan Via Udara, 12 Diantaranya Tenggelam di Laut

Setidaknya 12 warga Palestina tenggelam setelah mereka berenang ke Laut Gaza saat mencoba mendapatkan bantuan yang diterjunkan dari udara

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

19 Maret 2024

Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

World Central Kitchen mengkonfirmasi 200 ton bantuan kemanusiaan sudah tiba di utara Gaza pada Jumat, 15 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

KKP Umumkan Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut

15 Maret 2024

KKP Umumkan Lokasi Pembersihan Hasil Sedimentasi di Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengumumkan lokasi pembersihan hasil sedimentasi di laut.

Baca Selengkapnya