Harga Tiket Museum Bank Indonesia, Cara Beli, Jam Buka dan Sejarahnya

Reporter

Tempo.co

Selasa, 6 Juni 2023 16:36 WIB

Museum Bank Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memang memiliki cikal bakal dari kolonial Belanda sehingga tidak heran jika arsitektur Neo-klasik Eropa bisa Anda kenali di sini. Lantainya berubin lawas yang dingin dengan dominasi cat putih dan keasrian pepohonan yang mengelilingi sepanjang kemegahan gedung museum ini.

Untuk mengunjungi wisata plat merah Museum Bank Indonesia (MuBI), Anda perlu mengeluarkan biaya tiket masuk Rp 5.000. Namun, Anda bisa mendapatkan layanan kunjungan secara gratis bersyarat. Alamatnya ada di Jalan Lada 3, RT 3/RW 6, Pinangsia, Taman Sari, Jakarta Barat, DKI Jakarta, 11110. Tidak seperti museum lainnya yang buka dari pagi hingga sore tanpa istirahat.

Jadwal Museum Bank Indonesia (MuBI), tutup sementara pada pukul 12.00 - 13.00 WIB. Museum tetap buka setiap Selasa hingga Jumat di luar tanggal merah nasional, pukul 08.00 - 15.00 WIB.

Syarat-Syarat dan Cara Beli Tiket Kunjungan ke Museum Bank Indonesia (MuBI)

Cara membeli tiket kunjungan ke Museum Bank Indonesia (MuBI) tidak memerlukan JakCard. Namun, Anda disarankan untuk membelinya langsung di tempat atau menghubungi pihak admin.

Kunjungan Umum dan Pelajar

Advertising
Advertising

Untuk kunjungan walk-in, Anda perlu datang langsung ke loket MuBI dan membayar Rp5.000. Jika Anda seorang pelajar, gunakanlah kartu identitas untuk mendapatkan pelayanan wisata gratis di sini.

Kunjungan Rombongan

Sebagai koordinator rombongan, Anda wajib menghubungi untuk mendapatkan tiket masuk MuBI.

  • WhatsApp resmi MuBI : 0812-9157-3940
  • Email : museum@bi.go.id

Tiga sesi pemanduan wisata

  • Pukul 08:00-10.00 WIB
  • Pukul 10:00-13.00 WIB
  • Pukul 13:00-15.00 WIB

Apa yang harus Anda lakukan selanjutnya?

  • Mengisi data pada link formulir

pendaftaran online setelah pesan Anda dibalas oleh admin WhatsApp MuBI

  • Unggah surat permohonan kunjungan yang resmi dari instansi/sekolah/komunitas
  • Simpan bukti pendaftaran yang dikirim otomatis setelah selesai mengisi formulir pendaftaran online. Bawa surat asli dan cetak ini saat kunjungan tiba.

Jika rombongan Anda telah terkonfirmasi, maka akan mendapat tiket gratis sesuai permintaan yang tertera di surat yang diunggah. Lalu, mendapatkan layanan pemandu wisata gratis, dan menonton teater MuBI.

Fasilitas Wisata Museum Bank Indonesia (BI)

1. Museum Tour

Mengunjungi MuBi dengan pemandu wisata adalah kegiatan museum tour yang menyenangkan. Jangan lupa siapkan kamera terbaik Anda! Di sini Anda akan dimanjakan dengan segudang koleksi bersejarah dari dunia perbankan negara Indonesia. Dari mata uang itu sendiri hingga dokumen-dokumen penting sejarah masa lalu.

2. Perpustakaan dan Koleksi Lain

Kemudian, ada fasilitas perpustakaan. Terdapat jual-beli dengan kios besar di Museum Bank Indonesia ini. Fasilitas koleksi lain adalah koleksi uang kertas dan logam dengan informasi unik yang melatarbelakanginya. Bahkan, koleksi uang kertas Oeang Republik Indonesia atau disingkat ORI dan uang sen logam akan tampil di sini.

Sekilas Sejarah Museum Bank Indonesia (BI)

  1. 1600

Tahun 1600 adalah tahun bangsa Eropa ke Asia Tenggara dan mengemban misi mencari rempah-rempah. Terutama di Indonesia yang telah eksis banyak kerajaan dengan mata uang pemerintahannya sendiri. Di tahun ini pula, beredar mata uang asing seperti Picis dari Tiongkok yang mendominasi.

  1. 1746-1818

Bank pertama di Indonesia Bank van Courant untuk menunjang kegiatan perdagangan melalui barang-barang berharga seperti emas pada 1746. Pada tahun 1752, Bank van Courant disempurnakan menjadi De Bank van Courant en Bank van Leening, khusus VOC. Kemudian, Bank van Courant en Bank van Leening ditutup karena krisis keuangan 1818.

1828 menjadi cikal bakal Bank Indonesia. Di mana pada tahun 1828, pemerintah Kerajaan Belanda memberikan octroi atau hak-hak istimewa kepada De Javasche Bank (DJB) untuk bertindak sebagai bank sirkulasi; mencetak dan mengedarkan uang Gulden di Hindia Belanda. Sekaligus menjadi bank sirkulasi pertama di Asia.

  1. 1829-1870

Rentang tahun 1829-1870, DJB melakukan ekspansi dengan membuka kantor cabang, seperti di Semarang (1829), Surabaya (1829), Padang (1864), Makassar (1864), Cirebon (1866), Solo (1867), dan Pasuruan (1867).

  1. 1870-1942

Rentang tahun 1870-1942, De Javasche Bank kembali membuka kantor cabang, seperti di Yogyakarta (1879), Pontianak (1906), Bengkalis (1907), Medan (1907), Banjarmasin (1907), Tanjungbalai (1908), Tanjungpura (1908), Bandung (1909), Palembang (1909), Manado (1910), Malang (1916), Kutaraja (1918), Kediri (1923), Pematang Siantar (1923), Madiun (1928).

  1. 1942

Pemerintahan militer Jepang, membuat DJB dilikuidasi. Tugas DJB sebagai bank sirkulasi di Indonesia digantikan oleh Nanpo Kaihatsu Ginko (NKG).

  1. 1951-1953

Pada tahun 1951, pemerintah Indonesia mendirikan bank sentral kedaulatan ekonomi Republik Indonesia dengan membentuk Panitia Nasionalisasi DJB. Disusul pada 1 Juli 1953 dengan disahnya UU Nomor 11 Tahun 1953 tentang Pokok Bank Indonesia. Itu pun mengatur penggantian DJB Wet 1922. Bertepatan pada 1 Juli 1953, Bank Indonesia secara resmi berdiri sebagai Bank Sentral Republik Indonesia.

  1. 2011

DPR mengesahkan UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengalihkan fungsi pengaturan dan pengawasan perbankan dari Bank Indonesia ke OJK. Kemudian, membuat pengaturan dan pengawasan makroprudensial menjadi tanggung jawab BI untuk stabilitas keuangan.

Pilihan editor: Utang Luar Negeri Indonesia Meningkat di Awal 2023

ALFI MUNA SYARIFAH

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

20 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

22 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

4 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

5 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya