Filosofi di Balik Motif Tenun Ikat Pulau Maringkik, Mengungkap Sejarah Keberadaan Warga Desa

Reporter

Ayu Cipta

Minggu, 19 Februari 2023 18:45 WIB

Penenun Desa Pulau Maringkik menjemur benang setelah diwarnai, Sabtu 11 Februari 2023. TEMPO/AYU CIPTA

TEMPO.CO, Mataram - Tenun ikat Pulau Maringkik menjadi tenun khas di Nusa Tenggara Barat (NTB). Menilik sejarahnya tenun ini dibuat pertama kali oleh Suku Bugis, Sulawesi Selatan dan Mandar Sulawesi Barat.

Koordinator Kelompok Tenun Pulau Maringkik, Abdul Kohar mengatakan Bugis-Mandar merupakan suku pertama yang datang ke Pulau Maringkik. Kedatangan mereka menjadi tonggak awal terbentuknya Desa Pulau Maringkik. Desa ini berada di pulau terluar di tengah laut, merupakan pecahan Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak, Kabupaten Lombok Timur, NTB.

"Suku Bugis-Mandar adalah suku pertama yang mempraktikan keterampilan menenun," kata Abdul Kohar ditemui Tempo di Balai Desa Pulau Maringkik, Sabtu, 11 Februari 2023 lalu.

Tenun ikat Pulau Maringkik dianggap warisan leluhur maka sejarah tenun dan motif itu dipasang di papan halaman kantor Desa Pulau Maringkik. Jadi siapa pun pengunjung bisa mengetahui tentang cerita di balik motif tenun ikat tersebut.

Berikut Nama-Nama Corak Tenun Ikat Pulau Maringkik

1.Motif Bugis-Mandar

Tenun ikat Pulau Maringkik corak Bugis-Mandar sering digunakan untuk prosesi pernikahan. Ini menjadi warisan nenek moyang mereka.

2.Motif Gerintik

Advertising
Advertising

Corak Gerintik menjadi motif tenun ikat Pulau Maringkik yang digunakan dalam proses adat pernikahan untuk sembilan keluarga utama dari kedua mempelai. Dinamai Gerintik karena bentuknya bintik-bintik hitam, titik-titik itulah menyerupai rintik-rintik air hujan.

3.Motif Lohong

Motif Lohong merupakan perpaduan antara motif Bunga Para serta benang abu-abu dan hitam. Warna dominan pada kain tenun ikat jenis ini adalah hitam. Maka kain tenun motif Lohong kerap dipakai kaum lelaki di Desa Pulau Maringkik.

Penenun Desa Pulau Maringkik menjemur benang setelah diwarnai, Sabtu 11 Februari 2023. FOTO; AYU CIPTA I TEMPO

4.Motif Sepak

Disebut Sepak atau pembatas bunga satu dengan bunga lain. Motif tenun ikat ini sering dipakai oleh orang terdahulu yang memiliki ilmu supranatural agar ilmunya tidak tawar/campah oleh orang lain.

Motif Sepak ini memiliki arti ketaatan warga Pulau Maringkik dalam mempertahankan agama dan budaya adat yang dianut serta sebagai pertahanan diri dari pengaruh asing atau orang luar.

5.Motif Bunga Para

"Motif Bunga Para ini dicetuskan oleh penenun Desa Pulau Maringkik. Ibu Naimah namanya adalah sesepuh tenun di sini," kata Abdul Kohar.

Motif Bunga Para memiliki filosofi cantik luar dalam. Tak hanya kecantikan paras perempuan Pulau Maringkik. Namun kecantikan hati yang tulus dan ikhlas saat menenun. Tak hanya itu kesabaran menenun dan mendidik anak para perempuan Maringkik tergambar dalam corak tenun ikat Bunga Para ini.

6.Motif Catur

Corak Catur digunakan oleh muda-mudi Desa Pulau Maringkik untuk mengiring pengantin usai akad nikah.

7.Motif Mira Cabi

Motif Mira Cabi sebenarnya masuk kategori motif Sepak. Kenapa dinamakan Mira Cabi karena benang yang ditenun didominasi warna merah seperti warna cabai (cabi).

8.Motif Kuneh Kunyi

Motif Kuneh Kunyi menggunakan dominasi benang warna hijau keemasan. Arti warna itu bagi warga Pulau Maringkik adalah jalan kemewahan. Maknanya jika tenun corak Kuneh Kunyi dipakai maka akan mengangkat derajat si pemakainya.

9.Motif Gabu Ijo

Motif Gabu Ijo karena didominasi tenunan warna benang hijau dengan kombinasi warna gabu (biru) gambar bunga dan variasi layar kapal nelayan.

10.Motif Timbaq Layar

Motif Timbaq Layar sejalan dengan
kehidupan warga Pulau Maringkik yang bermata pencaharian nelayan. Corak ini menggambarkan layar kapal tradisional yang mengandalkan angin sebagai tenaga penggeraknya.

Nenek moyang warga Pulau Maringkik sebagai pelaut ulung yang memiliki tekad kuat sekeras baja menjadi dasar motif tenun Timbaq Layar. Kain tenun motif ini umumnya dipakai nelayan untuk melaut.

11. Motif Polos

Motif tenun polos ini melambangkan kesederhanaan warga Pulau Maringkik dalam bermasyarakat. Menjunjung tinggi nilai gorong royong, berjiwa sosial. Mereka meyakini segala sesuatu jika dikerjakan dengan iklhas maka pekerjaan menjadi ringan dan mudah. Motif tenun polos juga kerap dipakai pada hari raya agama Islam.

Pilihan Editor: Tenun Badui Makin Dilirik Konsumen Lokal dan Internasional

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

7 hari lalu

Angkat Tenun Bima, Festival Rimpu Mantika jadi Daya Tarik Turis Mancanegara

Festival Rimpu Mantika tidak hanya pawai semata, selain tradisi busana, juga disuguhkan kekayaan keindahan budaya Bima dan ekonomi kreatif.

Baca Selengkapnya

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

7 hari lalu

Pawai Rimpu Mantika di Bima Diikuti Puluhan Ribu Peserta, Ada Fashion Show

Pawai rimpu merupakan acara puncak dari Festival Rimpu Mantika Kota Bima 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

7 hari lalu

Mengenal Kain Tenun Bima, Ada Tembe Mee yang Dipercaya Bisa untuk Pengobatan Penyakit Kulit

Kain tenun Bima yang sudah ada sejak sebelum Islam masuk ke Bima ini memiliki ciri khas, misalnya warna hitam pada tenun Donggo.

Baca Selengkapnya

Ganjar Datang ke Kota Ruteng, Berikut Keistimewaan Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai NTT

31 Januari 2024

Ganjar Datang ke Kota Ruteng, Berikut Keistimewaan Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai NTT

Ganjar Pranowo datangi Kota Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT. Apa saja keistimewaannya?

Baca Selengkapnya

Wakil Lampung dan Jawa Timur jadi Pemenang Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2023

19 Desember 2023

Wakil Lampung dan Jawa Timur jadi Pemenang Putra Putri Tenun Songket Indonesia 2023

Putra Putri Tenun Songket Indonesia bertugas melestarikan dan mengembangkan wastra Nusantara.

Baca Selengkapnya

Jalanan di Bawah Pohon Kenari Jadi Catwalk Kenari Fashion Street 2023

18 November 2023

Jalanan di Bawah Pohon Kenari Jadi Catwalk Kenari Fashion Street 2023

Kenari Fashion Street yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, sepanjang pagi- siang Sabtu 18 November 2023 berjalan meriah

Baca Selengkapnya

Women From Rote Island Menang FFI 2023, Kain Tenun Ikat dari Pulau Rote Mendapat Perhatian

18 November 2023

Women From Rote Island Menang FFI 2023, Kain Tenun Ikat dari Pulau Rote Mendapat Perhatian

Women from Rote Island menang di FFI 2023, para pemain dan kru menerima Piala Citra kenakan motif tenun ikat Pulau Rote. Ini istimewanya tenun itu

Baca Selengkapnya

Angkat Tenun Tradisional Sasambo, Nusa Tenggara Barat Gelar Kenari Fashion Street

17 November 2023

Angkat Tenun Tradisional Sasambo, Nusa Tenggara Barat Gelar Kenari Fashion Street

Selain merayakan HUT ke-65 Nusa Tenggara Barat, acara ini juga diharapkan dapat menghidupkan ekosistem UMKM dan industri kreatif.

Baca Selengkapnya

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

10 November 2023

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI Cerita Bangkitkan Tenun Khas Tidore yang Punah

Tim Pengabdian Masyarakat FIB UI menyampaikan pengalaman mereka dalam membangkitkan eksistensi tenun khas Kesultanan Tidore yang sudah punah.

Baca Selengkapnya

Produk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika

14 September 2023

Produk Tenun Desa Wedani Gresik Berhasil Tembus Pasar Afrika

Desa Wedani di Kecamatan Cerme, Gresik menjadi sentra produksi kain tenun di Jawa Timur.

Baca Selengkapnya