Peringatan Maulid Nabi Muhammad, Saat Sultan Yogyakarta Kembali Sebar Udhik-Udhik

Minggu, 9 Oktober 2022 19:54 WIB

Momen Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X kembali hadir dalam prosesi Miyos Gongso dan menyebar udhik-udhik di Masjid Gedhe Kauman dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Jumat petang, 7 Oktober 2022. Dok. Pemda DIY

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kembali digelar secara terbuka oleh Keraton Yogyakarta tahun ini. Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pun turut kembali hadir, terutama saat prosesi Miyos Dalem yang dipusatkan di Masjid Gedhe Kauman, Jumat petang, 7 Oktober 2022.

Hadirnya Sultan dalam prosesi itu untuk menyebar udhik-udhik atau simbol sedekah raja kepada rakyat, yang terdiri dari beras, bunga dan uang logam. Udhik-udhik itu disebarkan kepada masyarakat dan pengrawit Gamelan Sekati di Masjid Gedhe.

"Pembagian udhik-udhik oleh Ngarsa Dalem (Sultan HB X) dilakukan di Pagongan Kidul, Pagongan Lor dan di dalam Masjid Gedhe," kata Utusan Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Widyacandra Ismayaningrat.

Hadirnya Sultan dalam prosesi Miyos Gongso untuk menyebar udhik-udhik ini menjadi momen pertama yang dilakukannya semenjak pandemi Covid-19 melanda DIY. Sebab, sejak Covid-19 menerjang Yogyakarta Maret 2020, segala prosesi tradisi Keraton tak digelar untuk umum dan hanya dilakukan simbolis terbatas di dalam Keraton demi mencegah penularan virus meluas.

Setelah menyebar udhik-udhik itu, Sultan mendengarkan pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW dengan mengenakan sumping bunga melati di telinga. Pengenaan sumping ini sebagai perlambang seorang raja atau pemimpin akan selalu mendengarkan keluh kesah rakyatnya.

Advertising
Advertising

Dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Keraton Yogyakarta itu juga digelar berbagai prosesi, termasuk Paringan Dalem Ubarampe Pareden (pemberian hasil bumi gunungan) pada Sabtu, 8 Oktober pagi di Pendapa Wiyatapraja, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Ubarampe tersebut terdiri dari dua bokor (kendi) yang diterima secara simbolis Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji.

"Total jumlah pareden yang dibagikan Keraton ada 2.800 pareden, yang telah dibagikan kepada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta juga Pura Pakualaman," kata Aji.

Aji menuturkan pemberian pareden tersebut sebagai lambang tanda cinta raja kepada masyarakat. Pareden yang dibagikan tersebut sejatinya hanya sebagai simbolisasi, berbeda dengan pelaksanaan Garebeg pada umumnya.

“Karena masih dalam suasana Covid-19, pareden ini untuk simbolisasi sebagai wujud dari berkah, berbeda dengan wujud pareden (gunungan utuh) yang sesungguhnya, hanya maknanya tetap sama,” kata Aji.

Selain itu, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini, masyarakat bisa kembali melihat prosesi khusyuk seperti tradisi Kondur Gangsa di Masjid Gedhe Kauman pada 7 Oktober 2022. Prosesi ini menjadi penanda berakhirnya Hajad Dalem Sekaten yang telah dimulai Keraton sejak Sabtu, 1 Oktober 2022.

Dalam prosesi Kondur Gangsa ini abdi dalem Keraton memanggul Gamelan Sekati (Kanjeng Kiai Gunturmadi dan Kanjeng Kiai Nagawilaga) dari Masjid Gedhe Kauman untuk dikembalikan ke dalam keraton dan diletakkan kembali di Kagungan Dalem Bangsal Trajumas. Terdapat lima bregada prajurit yang mengiringi prosesi Kondur Gangsa ini yakni Wirabraja, Patangpuluh, Ketanggung, Mantrijero dan Nyutra.

Wakil Penghageng Kawedanan Keprajuritan Keraton Yogyakarta KRT Wiraningrat mengatakan para bregada itu berfungsi untuk mengontrol kerumunan. “Selain mengiringi prosesi keluar masuknya gamelan, para bregada ini juga bertugas menjaga keamanan dan mengatur kerumunan masyarakat agar prosesi berjalan tertib dan lancar,” kata dia.

Wiraningrat mengatakan tahun ini ada beberapa perubahan tatanan, khususnya pada paraga dan pengageman atau pakaian adat prosesi. Sebelumnya, paraga untuk mengusung gangsa (gamelan) atau kanca gladag dan kanca bekaken yang membawa lilin biasanya dari masyarakat umum. Namun tahun ini, paraga-nya diganti menjadi prajurit bregada. Selain itu, untuk kapten atau wedana yang biasanya memakai busana peranakan dan iket/udeng, sekarang diubah menjadi memakai busana beskap hitam dan kuluk.

Baca juga: Pawai Bunga Rampai Meriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW di Natuna

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu

Berita terkait

Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

7 hari lalu

Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

10 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

10 hari lalu

Digelar Tujuh Hari, Tradisi Seblang Olehsari di Banyuwangi Dipadati Pengunjung

Seblang merupakan salah satu tradisi adat suku Osing di Banyuwangi dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.

Baca Selengkapnya

Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

10 hari lalu

Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

12 hari lalu

Ribuan Warga Mengantre dari Pagi Demi Bisa Salami Sultan HB X Saat Open House

Ribuan warga tampak berbaris mengular untuk bertemu Sultan HB X untuk open house sejak pagi hingga jelang tengah hari, Selasa 16 April 2024

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

14 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

16 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

16 hari lalu

Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

Lebaran Topat tahun ini akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2024

Baca Selengkapnya

Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

19 hari lalu

Berbagai Tradisi Lebaran di Luar Negeri, dari Arab Saudi hingga Senegal

Setiap negara punya tradisi unik dalam merayakan hari raya Idulfitri atau Lebaran. Di Indonesia, Lebaran dirayakan pada 10 April 2024.

Baca Selengkapnya