Sejarah Keris, Sudah Tergambar di Relief Candi Borobudur

Sabtu, 17 September 2022 19:35 WIB

Ilustrasi keris. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Asal usul keris sebenarnya belum sepenuhnya terbongkar dengan pasti. Sebab, sampai sekarang tidak ada sumber tertulis deskriptif mengenai keris dari sebelum abad ke-15, walaupun istilah keris telah tercantum dalam prasasti dari abad ke-9 Masehi.

Namun, telah diperkirakan bahwa asal usul istilah keris merupakan singkatan dari bahasa Jawa, yaitu mlungker-mlungker kang bisa ngiris yang berarti (benda) berliku-liku bisa mengiris atau membelah (sesuatu), sebagaimana dikutip dari Traditional Weapons of the Indonesian Archipelago.

Untuk mengetahui lebih rinci mengenai sejarah perkembangan keris, simak pembagian periode keris berikut ini.

Model asli keris

Model asli keris terdapat dalam salah satu panel relief Candi Borobudur (abad ke-9) yang menggambarkan seseorang sedang memegang benda seperti keris, tetapi belum memiliki derajat kecondongan dan pegangan benda tersebut (hulu) masih menyatu dengan bagian bilah.

Advertising
Advertising

Pada abad yang sama, prasasti Karangtengah di Temanggung, Jawa Tengah sejak 824 Masehi telah menyebut istilah keris dalam daftar peralatan. Prasasti Poh yang ada sejak 904 Masehi juga telah menggunakan istilah keris sebagai alat dari sesaji yang harus dipersembahkan pada leluhur. Kendati demikian, istilah keris yang telah tercantum dalam beberapa prasasti belum diketahui secara pasti apakah keris tersebut mengacu benda yang dikenal sekarang.

Asal mula keris datang dari pengaruh India-Tiongkok

Mengutip dari The Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, terdapat senjata tajam dengan bentuk yang diduga menjadi sumber inspirasi dalam pembuatan keris ditemukan pada peninggalan-peninggalan perundagian dari kebudayaan Dongson dan Tiongkok selatan.

Dugaan pengaruh kebudayaan Tiongkok Kuno ini dalam pembuatan senjata tradisional sebagai asal-mula benda yang disebut keris, dimungkinkan benar melalui kebudayaan Dongson (Vietnam). Kebudayaan ini merupakan jembatan masuknya pengaruh kebudayaan Tiongkok ke Nusantara. Pengaruh kebudayaan ini terlihat dari sejumlah keris masa kini untuk keperluan sesajian (sesajen) yang memiliki pegangan berbentuk manusia (tidak distilir, seperti keris modern) sama dengan belati asal Dongson karena menyatu dengan bilahnya.

Keris modern

Pada abad ke-15, terdapat salah satu relief di Candi Sukuh yang merupakan tempat pemujaan para leluhur dari masa akhir kerajaan Majapahit menunjukkan seorang empu sedang membuat keris. Pada sebelah kiri relief, terdapat gambar Bhima sebagai personifikasi empu sedang menempa besi, Ganesha di bagian tengah, dan Arjuna sedang memompa tabung peniup udara untuk tungku pembakaran. Dinding di belakang empu menampilkan berbagai benda logam hasil tempaan, salah satunya adalah keris.

Lalu, pada 1416 berdasarkan catatan Ma Huan, terdapat salah seorang anggota ekspedisi yang menyebutkan bahwa orang Majapahit selalu menggunakan pu-la-t’ou. Alat itu diselipkan di ikat pinggang oleh orang-orang Majapahit. Alat ini hampir mirip dengan belati dan karena keris merupakan senjata peperangan kala itu seperti belati maka pu-la-t’ou merepresentasikan sebuah keris.

Kemudian, dalam naskah Sundah yang telah ada sejak 1518 Masehi, menyebutkan pula bahwa keris adalah senjata Prabu (raja atau ksatria). Selain dari sumber asal Indonesia yang menunjukkan eksistensi keris ketika itu, para penjelajah asing pun menunjukkan keberadaan senjata tradisional ini.

Penjelajah Portugis, Tome Pires sejak abad ke-16 sudah menyinggung kebiasaan penggunaan keris oleh orang Jawa, khususnya laki-laki. Penemuan keris Pires sama seperti yang dijelaskan dalam catatan Ma Huan satu abad sebelumnya. Selain itu, sebaran berita Prancis dan Portugis sejak abad ke-17 telah menunjukkan penggunaan keris yang sudah meluas ke seluruh daerah Nusantara. Mulai dari sinilah, keris semakin terkenal dan memunculkan dirinya dalam UNESCO pada 2005.

RACHEL FARAHDIBA R

Baca: Yogyakarta Siapkan Pameran Keris Terbesar Akhir Pekan Ini, Ada Koleksi Langka Era Majapahit

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

3 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

4 hari lalu

Pekan ini, Venesia Mulai Menerapkan Biaya Masuk untuk Wisatawan Harian

Kamis ini, yang merupakan hari libur di Italia, pengunjung Venesia diharuskan membeli tiket masuk seharga Rp87 ribu. Tidak berlaku untuk tamu hotel.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

5 hari lalu

Bamsoet Dukung Kerja Sama Wirausahawan Muda Indonesia-Tiongkok

Bambang Soesatyo mendukung rencana para pengusaha muda China yang tergabung dalam China International Youth Exchange Center dalam membangun kerjasama wirausahawan muda Indonesia - Tiongkok.

Baca Selengkapnya

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

5 hari lalu

10 Geopark di Indonesia yang Masuk Jejaring UNESCO, Geopark Kebumen Menyusul?

Indonesia berpotensi menambah daftar geopark yang masuk jejaring UNESCO

Baca Selengkapnya

Bulan RA Kartini: Sejarah Jepara dalam Catatan Penulis Portugis Tome Pires

5 hari lalu

Bulan RA Kartini: Sejarah Jepara dalam Catatan Penulis Portugis Tome Pires

April sebagai bulan RA Kartini, ketahui asal mula Kota Jepara tanah kelahirannya. Termasuk dalam catatan penulis Portugis Toem Pires.

Baca Selengkapnya

Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

6 hari lalu

Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal

Baca Selengkapnya

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

6 hari lalu

Hari Buku Sedunia Diperingati Setiap 23 April, Apa Saja Hari Penting Tentang Buku dan Literasi?

Ada sejumlah hati penting tentang buku dan literasi. Di tingkat internasional, ada hari buku sedunia setiap 23 April

Baca Selengkapnya

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

7 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

7 hari lalu

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.

Baca Selengkapnya

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

10 hari lalu

Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.

Baca Selengkapnya