Lebaran, Keraton Yogyakarta Bagi Gunungan Syawal dan Ngabekten Terbatas

Selasa, 3 Mei 2022 13:38 WIB

Keraton Yogyakarta membagikan ubarampe gunungan sebagai bagian dari prosesi Garebeg Syawal. Pembagian urarampe berlangsung di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada Selasa, 3 Mei 2022. Dok. Pemerintah DI Yogyakarta

TEMPO.CO, Yogyakarta - Keraton Yogyakarta masih meniadakan tradisi Garebeg Syawal untuk masyarakat pada Idul Fitri tahun ini. Meski begitu, Keraton Yogyakarta tetap membagikan ubarampe gunungan ke berbagai pihak secara simbolis pada Selasa, 3 Mei 2022.

Pembagian ubarampe berupa rengginang sebanyak 2.700 buah, itu diberikan kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta, Puro Pakualaman, dan perwakilan aparatur sipil negara (ASN) di Kompleks Kepatihan. "Pembagian ubarampe gunungan secara terbatas ini simbol sedekah Ngarsa Dalem (Raja Keraton Sri Sultan Hamengku Buwono X) kepada rakyat," kata wakil Keraton Yogyakarta yang juga menantu Sultan Hamengku Buwono X, Kanjeng Pangeran Hario (KPH) Purbodiningrat.

Pandemi Covid-19 sejak 2020 silam hingga sekarang membuat peringatan Garebeg Syawal yang berlangsung setiap lebaran terhenti. Garebeg Syawal dilakukan dengan kirab gunungan untuk dibagikan dengan cara dirayah atau direbut masyarakat.

Sejak pandemi melanda, praktis tak adanya kirab gunungan ini dan tiada pula arak-arakan prajurit dan alunan perkusi khasnya yang biasanya turut dinanti masyarakat dan wisatawan di pinggir jalan Yogyakarta. "Pembagian pareden gunungan ini sejatinya tak menghilangkan makna Garebeg Syawal," kata Purbodiningrat.

Keraton Yogyakarta membagikan ubarampe gunungan sebagai bagian dari prosesi Garebeg Syawal. Pembagian urarampe berlangsung di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada Selasa, 3 Mei 2022. Dok. Pemerintah DI Yogyakarta

Advertising
Advertising

Kendati kasus Covid-19 relatif landai dan destinasi wisata boleh beroperasi selama libur lebaran, Keraton Yogyakarta memutuskan prosesi tetap dilaksanakan terbatas.Penerimaan ubarampe kepada aparatur sipil negara di Kompleks Kepatihan itu diwakili Sekretaris DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji.

Ubarampe gunungan dibawa utusan Dalem Keraton, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Widyacandra Ismayaningrat dan KRT Wiraguna. "Kami berharap pareden gunungan dari Keraton Yogyakarta ini dapat membawa berkah bagi keluarga besar Pemerintah DI Yogyakarta serta menjadi motivasi dalam melayani masyarakat lebih baik lagi," kata Aji.

Pejabat tertinggi atau Paniradya Pati Keistimewan Yogyakarta, Aris Eko Nugroho mengatakan, tradisi Garebeg Syawal yang dicirikan dengan pembagian pareden gunungan merupakan wujud keistimewaan Yogyakarta. "Dalam undang-undang keistimewaan ada lima unsur keistimewaan yang salah satunya melembagakan peran Kasultanan Yogyakarta," kata dia.

Keraton Yogyakarta membagikan ubarampe gunungan sebagai bagian dari prosesi Garebeg Syawal. Pembagian urarampe berlangsung di Kompleks Kepatihan Yogyakarta pada Selasa, 3 Mei 2022. Dok. Pemerintah DI Yogyakarta

Selain tetap membagikan ubarampe gunungan, Keraton Yogyakarta juga menggelar tradisi ngabekten atau sungkeman secara terbatas pada Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ngabekten berlangsung dalam dua tahap, yakni Ngabekten Kakung dan Ngabekten Putri selama dua hari.

Ngabekten Kakung digelar pada Selasa, 3 Mei 2022 diikuti semua bupati/wali kota dan para wakilnya, termasuk para pangeran dengan jumlah total 80 orang. Termasuk juga para penghageng (kepala lembaga), wakil penghageng, carik (sekretaris), dan hartakan (bendahara) dari masing-masing tepas (lembaga) sebanyak lima orang perwakilan, serta beberapa perwakilan sentana (kerabat) kakung.

Adapun Ngabekten Putri akan berlangsung pada Rabu, 4 Mei 2022 sejak pagi hingga siang hari. Purbodiningrat menjelaskan, pelaksanan Ngabekten sangat terbatas dengan tetap menjaga jarak, wajib memakai masker, dan mengenakan alat pelindung diri.

Sebelum pandemi, tradisi ngabekten yang berlangsung di Keraton Yogyakarta dilakukan dengan ngaras jengku atau mencium lutut Sultan Hamengku Buwono X sebagai bentuk tanda bakti dan penghormatan. Kecuali kerabat yang berusia lebih tua dari Ngarsa Dalem, termasuk Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Pakualam X, sungkem pangabekten dilakukan dengan Sembah Karna, atau mengangkat kedua telapak tangan segaris lurus dengan daun telinga. Namun sejak pandemi, tata cara dalam tradisi ngabekten dilakukan dengan lampah dodok dan menghaturkan sembah kepada Sultan Hamengku Buwono X dari jarak satu meter.

Baca juga:
Sultan Yogyakarta Cerita Dilema Psikologis Malioboro, Presiden Jokowi Tertawa

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

7 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

11 jam lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

18 jam lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

20 jam lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

1 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya