Mengenal Tari Zapin, Seni Melayu Punya Ragam Sebutan di Nusantara

Reporter

Tempo.co

Selasa, 15 Maret 2022 08:01 WIB

Tari Zapin. thesundaily.my

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu Tari Tradisional yang paling populer ialah Tari Zapin. Tarian ini sangat terkenal di kawasan masyarakat Melayu, tidak hanya di Indonesia tapi juga negara-negara tetangga yang mempunyai populasi Melayu. Tari Zapin memiliki banyak sekali ciri khusus, mulai dari gerakan, cari berpakain, sampai adab dan sikap saat menari.

Melansir dari encyclopedia.jakarta-tourism.go.id sebagai kesenian Melayu, Tari Zapin awalnya hanya untuk hiburan setelah mengaji dan ungkapan kegembiraan. Mereka menari melalui gerakan yang didominasi oleh kecepatan langkah kaki dengan iringan musik khas Arab, Marawis atau Marwas dan Gambus atau 'Ud. Kata Zapin berasal dari bahasa Arab yakni Zaffan berarti penari dan Al-Zapin artinya gerak kaki.

Hampir dijumpai di seluruh pesisir Nusantara, Tari Zapin memiliki julukan yang berbeda-beda. Di pesisir timur Sumatera Utara, Riau dan kepulauan sekitarnya disebut Zapin. Di Jambi, Sumatera Selatan, dan Bengkulu disebut Dana. Di Lampung disebut Bedana, Di Jakarta dan Jawa disebut Japin atau Zafin. Di Kalimantan disebut Jepin, Di Sulawesi (Selatan, Tengah, dan Gorontalo) disebut Jippeng. Di Maluku (Ternate, Ambon) disebut Jepen, dan di Nusa Tenggara (Mataram, Sumbawa) disebut Dana-Dani.

Kesenian Zapin mulai berkembang di Kerajaan Johor, Siak Sri Indrapura, dan Lingga pada tahun 1824. Ketika Zapin masuk ke dalam kawasan kerajaan, tarian ini cepat berkembang dan berakulturasi dengan budaya Melayu. Tapi Zapin akhirnya menjadi seni hiburan di istana dan sering dimunculkan dalam acara seremonial kerajaan sampai mendapat julukan Zapin Istana.

Sebagai tari kelompok, awalnya Zapin hanya boleh ditarikan oleh penari laki-laki dan pernah dijadikan sebagai salah satu indikator memilih menantu. Mereka menari di atas tikar madani dengan posisi tidak boleh bergeser sedikitpun. Kemudian dalam perkembangannya, penari perempuan diizinkan untuk menari Zapin, baik terpisah atau berpasangan.

Advertising
Advertising

Pola gerakan Tari Zapin sangat sederhana, banyak gerakan yang terinspirasi dari keseharian manusia dan lingkungannya yang dilakukan berulang-ulang. Semua gerakan Tari Zapin penuh akan makna dan filosofi. Perbedaan tari antara laki-laki dan perempuan hanya dalam bentuk gerakan tangan. Gerakan Tari Zapin meliputi:

Pertama, tahto yang merepresentasikan sikap merendah dan menghargai. Kedua, bebas. Ketiga, shut yang mendahulukan sikap adil dan sabar dengan keseimbangan. Keempat, siku keluang yang melambangkan kehidupan dinamis. Kelima, mata angin. Keenam, titik batang yang merepresentasikan keteguhan hati dan keterampilan dalam menghadapi cobaan.

Mengenal Tari Zapin

Tari Zapin mempunyai aturan yang sangat ketat terkait gerak, isi syair, kesatuan para penari dalam berpakaian dan adab. Busana penari laki-laki terdiri atas baju kurung Melayu cekak musang atau teluk belanga sebagai atasan, bawahannya seluar, memakai kain sampin atau samping yang terdiri dari kain pelekat atau kain songket (tenun Siak) yang disesuaikan dengan keadaan, kopiah, dan Bros.

Kain tenun Siak dipakai saat berhadapan dengan kalangan istana atau tamu khusus, dan kain pelekat digunakan untuk pementasan hiburan biasa. Pakaian penari perempuan terdiri atas kebaya labuh, kain samping (saring pelekat atau songket Siak), dan selendang tundung Manto penutup kepala. Rambut disanggul Melayu (sanggul lipat pandan dan conget), dengan hiasan kepala berupa bunga sanggul, atau kembang goyang. Anting dan kalung sebagai aksesoris lainnya.

Sebagai properti dalam beberapa variasi Tari Zapin, penari perempuan menggunakan sampur atau selendang. Pengaturan pemakaian kain harus sesuai dengan falsafah Tari Zapin yaitu alua jo patuik, alua ialah aspek logika, etika, dan estetika, dan patuik yakni pantas atau tidaknya kain yang digunakan untuk menari. Sesuai dengan elemen budaya yang mempengaruhinya, Tari Zapin diiringi oleh dua kelompok musik yang tidak sama.

Musik pengiring tari tradisional ini hanya Marwas atau Gambus jika murni budaya Arab, sementara biasanya yang berakulturasi dengan budaya Melayu terdapat alat musik tambahan lain seperti akordeon, gitar, biola, gendang, atau gong. Syair Islam dengan berbagai pesan moral turut mengiringi Tari Zapin, seperti ciptaan seniman terkenal Tengku Mansor yakni Ya Salam dan masih banyak lagi yang lainnya. Biasanya, Zapin hanya ditarikan dalam acara pernikahan, khitanan, syukuran, pesta desa, peringatan hari besar Islam, dan perhelatan lainnya.

PUSPITA AMANDA SARI

Baca: Pemerintah Berusaha Melestarikan Tarian Zapin Labuhan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

16 hari lalu

Perhatikan Jumlah Tanduk Kambing di Atap Rumah Limas Palembang, Ini Filosofinya yang Penuh Makna

Rumah Limas dibangun dengan perencanaan matang dan penuh dengan pesan moral dan filosofi yang dapat diambil hikmahnya. Salah satunya, di bagian atap rumah Limas terdapat ornamen menyerupai tanduk kambing dengan jumlah beragam.

Baca Selengkapnya

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

17 hari lalu

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

Polda Riau menciduk seorang pria di Rokan Hilir Riau karena mengedit suara hakim MK soal putusan sengketa pilpres. Ada narasi jogetin aja.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

20 hari lalu

Libur Lebaran 2024: 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pekanbaru dan Sekitarnya

Pekanbaru dan sekitarnya menawarkan pengalamanbaru bagi para wisatawan libur Lebaran 2024. Antara lain Istana Siak dan Asia Farm Pekanbaru.

Baca Selengkapnya

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

27 hari lalu

Satu Anak Gajah Sumatera Lahir di Pusat Konservasi Gajah Riau

Satu anak Gajah Sumatera lahir di Pusat Konservasi Gajah Provinsi Riau, Sabtu 6 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

40 hari lalu

Pulau Balang Tidak Masuk IKN, Otorita Klaim Lebih mudah Jaga Dugong dan Pesut

Tetap saja pembangunan IKN dinilai akan membuat tekanan terhadap habitat satwa liar. Dan bukan hanya dugong dan pesut, tapi 23 spesies.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

41 hari lalu

Polisi Tangkap Mahasiswa Pelaku Persetubuhan Anak di Bawah Umur di Riau

Mahasiswa yang menyetubuhi anak di bawah umur diciduk polisi Riau. Terungkap setelah korban cerita ke orang tua.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi 139 Titik Panas di Pulau Sumatra, Riau dan Sumbar Terbanyak

45 hari lalu

BMKG Deteksi 139 Titik Panas di Pulau Sumatra, Riau dan Sumbar Terbanyak

Provinsi Riau menjadi lokasi terbanyak, yakni 40 titik panas, diikuti Sumatra Barat 32 titik.

Baca Selengkapnya

Hari Dongeng Sedunia, Memahami Kedaulatan Pangan Nusantara melalui Folklor Dewi Padi

45 hari lalu

Hari Dongeng Sedunia, Memahami Kedaulatan Pangan Nusantara melalui Folklor Dewi Padi

Buku Manifestasi Folklor Dewi Padi: Simbol Kearifan tentang Keberlanjutan Pangan, dirilis bertepatan momentum Hari Dongeng Sedunia

Baca Selengkapnya

Mengenal Bubur Lambuk, Menu Buka Puasa Khas Malaysia yang Kaya Rempah

46 hari lalu

Mengenal Bubur Lambuk, Menu Buka Puasa Khas Malaysia yang Kaya Rempah

Legenda bubur lambuk dimulai pada pertengahan abad ke-20, ketika seorang imigran Pakistan membawa resep bubur nasi khasnya ke Malaysia.

Baca Selengkapnya

BMKG Deteksi 119 Titik Panas di Sumatera, Terbanyak di Riau

47 hari lalu

BMKG Deteksi 119 Titik Panas di Sumatera, Terbanyak di Riau

BMKG mendeteksi 119 titik panas di Sumatera. Provinsi Riau menjadi lokasi terbanyak, yakni 51 titik panas.

Baca Selengkapnya