2 Tahun Pandemi Covid-19, Satu Bagian Pariwisata di Yogyakarta Ini Tak Terdampak
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Rini Kustiani
Jumat, 11 Maret 2022 06:42 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sektor pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta nyaris terdampak pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir. Imbas yang paling dirasakan tentunya akibat kebijakan pembatasan yang membuat kunjungan wisatawan merosot hingga terseoknya berbagai turunan usaha jasa pariwisata.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, di antara berbagai bagian atau turunan dari aktivitas pariwisata, ada satu yang tidak terlau terpengaruh pandemi Covid-19. "Sektor yang tidak terpengaruh pandemi itu adalah kuliner," kata Heroe di Yogyakarta pada Kamis, 10 Maret 2022.
Kesimpulan itu berdasarkan laporan transaksi antar-jemput makanan dengan layanan daring di Kota Yogyakarta selama dua tahun terakhir. Heroe menjelaskan, bahkan ada satu operator layanan antar-makanan daring yang mencatat transaksi total sekitar Rp 30 miliar dan operator lainnya sekitar Rp 13 miliar.
"Artinya, pelaku ekonomi di bidang kuliner di Kota Yogyakarta tidak begitu terpukul karena pesanan sangat tinggi," ujar Heroe. Kondisi sektor kuliner di Yogyakarta yang cenderung berjaya ini berbeda dengan induknya, pariwisata. Heroe mengatakan, pendapatan asli daerah Kota Yogyakarta dari pariwisata belum pulih seratus persen.
"Melihat laporan geliat pariwisata, baik dari kunjungan ke destinasi wisata dan lainnya, pemulihannya baru berkisar 70 sampai 80 persen," katanya. "Dalam dua-tiga minggu ini, saat kasus Covid-19 naik lagi, mulai ada tren penurunan (aktivitas pariwisata) lagi."
Selain pariwisata, penggerak perekonomian di Kota Yogyakarta adalah sektor pendidikan. Saat ini, sektor pendidikan di Yogyakarta belum pulih karena perguruan tinggi banyak yang belum menjalankan kegiatan belajar mengajar secara penuh. "Hanya saja sejumlah kampus memperkirakan, kasus Covid-19 kembali menurun di bulan April-Mei akan menjalankan kegiatan belajar mengajar tatap muka, sehingga potensi ekonomi bisa tumbuh lagi," kata dia.
Heroe yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Penanganan Covid-19 itu mengakui, membangkitkan ekonomi di Kota Yogyakarta tidak mudah sekalipun wilayah itu menyandang predikat destinasi wisata utama. Musababnya, saat pandemi, kemampuan ekonomi wisatawan juga melemah, sehingga pembelanjaan mereka juga berkurang..
Dari pemerintah, Heroe melanjutkan, juga terdapat keterbatasan dana karena pandemi dan ada pemotongan anggaran dari pemerintah pusat. Pemerintah turut berupaya memulihkan sektor pariwisata, salah satunya dengan menghapus tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan.
Sekretaris Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, penghapusan tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan tidak berpengaruh signifikan pada jumlah kedatangan wisatawan ke Yogyakarta. "Sebab selama ini wisatawan ke Yogyakarta yang lewat bandara dan naik kereta api tidak terlalu dominan," kata dia. Sebagian besar wisatawan yang datang ke Yogyakarta menggunakaan kendaraan pribadi.
Baca juga:
Awan Panas Gunung Merapi 5 Kilometer, Destinasi Wisata Rawan Langsung Tutup
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.