Jejak Panjang Sejarah Kuliner Bento di Jepang

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 8 Maret 2022 20:03 WIB

Menu Bento. shutterstock.com

TEMPO.CO, Tokyo -Bento tentu bukanlah makanan yang asing di telinga warga Indonesia dan banyak belahan lain dunia. Inilah menu yang punya akar kuat dalam kebudayaan Jepang.

Bento, menurut kamus Merriam Webster, adalah kotak multi kompartemen yang digunakan untuk berisi berbagai hidangan makan siang khas Jepang. Pada dasarnya, bento adalah makan siang yang dikemas untuk dimakan saat bepergian.

Dilansir dari laman us.emb-japan.go.jp, asal-usul bento sebenarnya masih diperdebatkan. Tapi banyak yang percaya ia muncul pada abad ke-5 di kalangan pemburu, petani, atau pejuang.

Pada periode Kamakura (1185–1333), mengutip dari laman All About Japan, nasi yang dimasak dan dikeringkan atau “hoshi-ii” mulai dikembangkan. Nasi kering ini dibawa dalam karung dan bisa dimakan langsung atau direbus dengan air untuk dimasak kembali menjadi nasi.

Pada zaman Azuchi-Momoyama (1573–1603), kotak kayu yang dipernis digunakan untuk menyimpan makanan. Kotak bento ini biasanya dimakan selama “hanami” (melihat bunga sakura) atau pada upacara minum teh di luar ruangan.

Advertising
Advertising

Panglima perang samurai, Oda Nobunaga, juga mempopulerkan bento dengan membagikan makanan individu sederhana untuk disajikan kepada staf kastilnya. Tak heran, istilah “bento” sering dikreditkan ke Nobunaga.

Pada zaman Edo (1603-1868), bento menjadi makanan penting untuk jalan-jalan. Ketika itu, wisatawan Jepang sering membawa “koshi bento” atau “bento pinggang” yang terdiri dari beberapa onigiri (bola nasi) yang dibungkus dengan daun bambu.

Sementara muncul juga “bento makunouchi” atau “bento antar adegan”. Ini adalah jenis bento paling populer untuk dikonsumsi di antara babak dari sebuah drama yang terdiri dari onigiri kecil yang ditaburi biji wijen, dan ditambah berbagai lauk pauk.

Bento makunouchi terus berkembang menjadi salah satu gaya bento paling populer. Versi modernnya biasanya dilengkapi nasi, ikan bakar, sayuran matang, tamagoyaki (telur panggang), dan acar.

Selanjutnya: Pada zaman Meiji...
<!--more-->

Pada zaman Meiji (1868-1912), industrialisasi terjadi dengan cepat dan muncul perjalanan kereta api. Inilah yang menyebabkan kebutuhan bento yang nyaman untuk dibawa bepergian. Akibatnya, “ekiben” atau “stasiun bento” menjadi populer.

Dilansir dari laman Google Arts & Culture, ekiben adalah makanan kotak atau bento yang dijual di stasiun kereta api supaya dapat dimakan di kereta. Ekiben dijual di seluruh Jepang, dari utara hingga selatan, tetapi rasanya sangat bervariasi tergantung pada wilayahnya.

Misalnya, mengutip dari laman Denver Post, bento Hokkaido menyajikan makanan laut, seperti cumi-cumi atau kepiting. Sedangkan, bento Sendai biasa menyuguhkan gyutan (lidah lembu), dan bento dari Prefektur Yamagata biasa menyajikan daging sapi.

Ekiben pertama dijual di stasiun Utsunomiya di prefektur Tochigi pada 1885. Isi ekiben pada saat itu hanya dua onigiri dan satu porsi takuan (acar lobak daikon) yang dibungkus dengan daun bambu.

Pada periode Taisho (1912–1926), kotak bento aluminium menjadi populer karena mudah dibersihkan dan tampilannya berkilau. Pada saat itu, bahan baru yang disebut Alumite dibuat dan digunakan untuk kotak bento.

Alumite ringan, tahan lama, dan tahan panas, sehingga menjadikan kotak makan siang sempurna untuk dibawa bekerja. Kotak makan berbahan alumite banyak digunakan sampai kotak bento plastik tersedia beberapa dekade kemudian.

Pada 1980-an di akhir periode Showa, bento mengalami ledakan popularitas. Sebagian besar disebabkan oleh popularitas konbini atau toko serba ada, dan penemuan oven microwave.

Bento buatan sendiri juga muncul kembali dan menjadi hal biasa, baik di sekolah maupun kantor di seluruh Jepang.

Pada era Jepang modern, bento tetap menjadi pilihan populer. Gaya hidup sibuk karyawan dan pelajar di Jepang menyebabkan toko serba ada menyediakan berbagai macam bento yang bisa langsung dimakan, bahkan bisa dipanaskan terlebih dahulu.

Baca juga: Mengenal 8 Jenis Tempura: Kuliner Khas Jepang Tiada Duanya

AMELIA RAHIMA SARI

Berita terkait

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

7 jam lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

12 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

16 jam lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

17 jam lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

17 jam lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

1 hari lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya