Tentang Travel Bubble, Strategi Perjalanan Tanpa Karantina di Tengah Pandemi

Reporter

Tempo.co

Jumat, 11 Februari 2022 12:06 WIB

Wisatawan menikmati pantai Batam View Beach Resort. Resor ini menjadi salah satu tempat wisatawan menikmati liburan dengan skema travel bubble. TEMPO | Yogi Eka Sahputra

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi mereka yang memulai perjalanan internasional, biasanya diperlukan isolasi diri selama dua pekan untuk melihat apakah ada gejala Covid-19 yang muncul. Maka dari itu, muncul istilah travel bubble atau gelembung perjalanan yang dapat menghilangkan masa tunggu itu untuk sekelompok pelancong terpilih dari negara-negara tertentu.

“Dalam sebuah travel bubble, sekelompok negara setuju untuk membuka perbatasan mereka satu sama lain, tetapi tetap menutup perbatasan ke semua negara lain. Jadi, orang bisa bergerak bebas di dalam gelembung, tapi tidak bisa masuk dari luar,” kata Peneliti Universitas Oxford Bidang Mobilitas Sosial dan Metodologi, Per Block, dikutip dari Smithsonianmag.

Sementara kebanyakan orang berlindung di tempat dan banyak negara telah menutup perbatasan mereka untuk mencegah penyebaran virus, beberapa perjalanan penting telah diizinkan. Orang-orang bepergian untuk keadaan darurat keluarga, sementara dokter dan perawat pergi ke tempat-tempat penting untuk membantu merawat mereka yang membutuhkan.

Meskipun isolasi diri selama dua pekan telah berhasil bagi orang-orang yang kembali ke rumah atau tinggal di suatu tujuan dalam jangka panjang, menghabiskan waktu selama itu bukanlah liburan yang ideal bagi sebagian besar pelancong. Block mengatakan bahwa ide travel bubble ini adalah untuk memberikan kebebasan tambahan kepada orang-orang tanpa menyebabkan kerugian tambahan.

Gelembung perjalanan memang membutuhkan sejumlah keyakinan dan kepercayaan di negara-negara mitra dan kemampuan mereka untuk menahan virus, termasuk pengujian secara luas, pelacakan kontak dan karantina yang efektif. Itu sebabnya Block mencatat bahwa waktu termudah untuk membentuk gelembung adalah ketika dua negara tidak memiliki kasus lagi.

Advertising
Advertising

Dengan demikian, risikonya sangat rendah dalam mengizinkan pelancong dari negara lain lewat travel bubble. “Gelembung perjalanan juga masuk akal jika negara-negara tetangga memiliki jumlah kasus yang sama dan merespons pandemi dengan cara yang sama. Dalam hal ini, untuk kedua negara tidak perlu menutup perbatasan untuk ‘melindungi’ warganya dari insiden kasus yang lebih tinggi karena pelancong dari negara lain,” kata Block.

BERNADETTE JEANE WIDJAJA | SMITHSONIAN MAGAZINE

Baca juga: Thailand Bahas Rencana Travel Bubble dengan Cina dan Malaysia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

6 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

17 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

Kenali Pemicu Kesepian dan Atasi sebelum Merusak Kesehatan Mental

33 hari lalu

Kenali Pemicu Kesepian dan Atasi sebelum Merusak Kesehatan Mental

Kesepian paling banyak dialami usia 45-54 tahun dan 6 persen responden mengaku mengalami kesepian parah. Ada apa di baliknya dan cara mengatasi?

Baca Selengkapnya

Penelitian Menyebut Melajang dan Tak Bersosialisasi Berisiko Kematian Dini

36 hari lalu

Penelitian Menyebut Melajang dan Tak Bersosialisasi Berisiko Kematian Dini

Penelitian menemukan orang yang melajang atau tak punya pasangan lebih tua secara biologis dan kemungkinan kematian karena berbagai penyebab.

Baca Selengkapnya

Gaet Pelancong Indonesia, Taiwan Rilis Kantor Pariwisata di Jakarta

59 hari lalu

Gaet Pelancong Indonesia, Taiwan Rilis Kantor Pariwisata di Jakarta

Harapannya, kantor ini bisa memberikan informasi pariwisata Taiwan yang lebih ramah muslim kepada warga Indonesia.

Baca Selengkapnya

Resorts World One Perdana Akan Berlabuh di Jakarta, Ajak Wisatawan Liburan dengan Kapal Pesiar

21 Februari 2024

Resorts World One Perdana Akan Berlabuh di Jakarta, Ajak Wisatawan Liburan dengan Kapal Pesiar

Kapal pesiar Resorts World One berlabuh untuk pertama kali di Jakarta pada 16 Juni - 1 Juli 2024.

Baca Selengkapnya

Gagalkan Penyelundupan Satwa Liar, Karantina Bakauheni Serahkan 2.830 Burung ke BKSDA untuk Dilepasliarkan

17 Februari 2024

Gagalkan Penyelundupan Satwa Liar, Karantina Bakauheni Serahkan 2.830 Burung ke BKSDA untuk Dilepasliarkan

Petugas karantina memperoleh informasi dari masyarakat bahwa akan ada penyelundupan satwa jenis burung ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni.

Baca Selengkapnya

5 Kereta Mewah nan Eksklusif di Dunia, Berasa Hotel Bintang Lima Berjalan

7 Januari 2024

5 Kereta Mewah nan Eksklusif di Dunia, Berasa Hotel Bintang Lima Berjalan

Royal Scotsman merupakan kereta mewah di Skotlandia menawarkan pengalaman berkelas dengan interior tweed, selimut wol, dan produk kamar mandi Bamford.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Inilah yang Membuat Pelancong Disabilitas Terdiskriminasi dalam Industri Pariwisata

18 Desember 2023

Inilah yang Membuat Pelancong Disabilitas Terdiskriminasi dalam Industri Pariwisata

Penyandang disabilitas sering kali tidak mendapatkan tiga hal utama yaitu informasi baik, fasilitas memadai, dan sikap positif dari orang lain.

Baca Selengkapnya