Sejarah Kereta Cepat di Berbagai Negara

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Senin, 24 Januari 2022 06:19 WIB

Kereta cepat shinkansen bertemakan Hello Kitty saat diluncurkan di Stasiun JR Shin Osaka di Osaka, Jepang, 30 Juni 2018. Kereta cepat ini akan diuji coba selama tiga bulan untuk melayani perjalanan pergi-pulang setiap hari antara Stasiun Shin dan Osaka di Prefektur Osaka dan Stasiun JR Hakata di Fukuoka. (Kyodo News via AP)

TEMPO.CO, Jakarta - Kereta cepat termasuk moda transportasi mutakhir perkeretaapian di dunia. Mengutip situs web Environmental and Energy Study Institute, kereta cepat yang menjadi tren pertama kali adalah Shinkansen di Jepang.

Shinkansen meluncur dengan perlintasan pertama Tokyo menuju Osaka pada 1 Oktober 1964. Saat itu bersamaan momentum Olimpiade. Waktu itu panjang lintasan yang ditempuh Shinkansen, 514 kilometer dengan kecepatan 322 kilometer per jam.

Mengutip situs web Pusat Teknologi Sistem dan Prasarana Transportasi, salah satu komponen penting dalam peningkatan kecepatan kereta Shinkansen adalah bogie. Adapun bogie merupakan struktur di bawah kereta yang digunakan sebagai tempat gandar dan roda. Ada pula sistem suspensi untuk menumpu beban kereta.

Di Eropa kereta cepat pertama, Train a Grande Vitesse (TGV). Kereta itu berkecepatan hingga 380 kilometer per jam. TGV memiliki kecepatan yang lebih kencang daripada Shinkansen.

Kereta cepat TGV dikembangkan oleh perusahaan perkeretaapian Alstom dan Société nationale des chemins de fer français (SNCF) sejak tahun 1974. Kereta TGV mulai beroperasi di Prancis, pada 27 September 1981. Saat itu perlintasan yang dilewati Paris menuju Lyon. Beberapa tahun selanjutnya, berbagai negara Eropa membangun jaringan kereta cepat yang terhubung lintas negara.

Advertising
Advertising

Cina pun meluncurkan kereta cepat. Layanan kereta api cepat milik Cina mulai beroperasi pada 2008 dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam dengan perlintasan dari Beijing ke Tianjin, jaraknya 117 kilometer. Saat ini perkembangan kereta cepat makin mutakhir. Pengembangan kereta Maglev Shanghai milik Cina mampu melaju hingga kecepatan 643 kilometer per jam.

Di Indonesia, kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional untuk infrastruktur transportasi. Mengutip situs web Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan generasi terbaru, CR400AF, yang merupakan hasil pengembangan tipe CRH380A oleh CRRC Qingdao Sifang. Presiden Joko Widodo telah menyampaikan, bahwa target kereta cepat beroperasi pada Juni 2023.

RISMA DAMAYANTI

Baca: Spesifikasi CR400AF Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Berita terkait

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

22 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

23 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

1 hari lalu

Kereta Cepat Whoosh Buka 48 Perjalanan per Hari, Tarif Mulai 150 Ribu

Beroperasinya 48 perjalanan harian Whoosh didasarkan pada hasil evaluasi periode sebelumnya yang menunjukan kebutuhan penambahan perjalanan reguler.

Baca Selengkapnya

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

5 hari lalu

Yen Merosot, Kunjungan Wisatawan Asing ke Jepang Makin Tinggi

Pemerintah Jepang pun optimistis bakal bisa melampaui target 2025 yaitu 32 juta pengunjung asing pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kantong Hitam Berisi Rp 50 Juta Tertinggal di Kereta Cepat Whoosh, KCIC: Kami Kembalikan ke Pemilik

5 hari lalu

Kantong Hitam Berisi Rp 50 Juta Tertinggal di Kereta Cepat Whoosh, KCIC: Kami Kembalikan ke Pemilik

KCIC mengembalikan kantong hitam berisi uang Rp 50 juta yang tertinggal di Kereta Cepat Whoosh ke pemiliknya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Waktu Tempuh Kereta Cepat Jakata-Surabaya, Bea Cukai Tukang Palak Berseragam

5 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Waktu Tempuh Kereta Cepat Jakata-Surabaya, Bea Cukai Tukang Palak Berseragam

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Senin, 29 April 2024, dimulai dari waktu tempuh perjalanan kereta cepat Jakarta - Surabaya.

Baca Selengkapnya

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Lebih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

6 hari lalu

Menghitung Waktu Tempuh dari Rumah ke Surabaya: Lebih Singkat Mana Pesawat dengan Kereta Cepat?

Untuk warga di timur Jakarta, seperti Bekasi dan Depok, naik kereta cepat ke Surabaya bisa jadi lebih menghemat waktu daripada naik pesawat dari Soeta

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

7 hari lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

8 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

8 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya