Penonton MotoGP Mandalika Mesti Tengok Kampung Suku Sasak, Penduduk Asli Lombok

Senin, 17 Januari 2022 06:21 WIB

Suasana di Dusun Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. TEMPO | Supriyantho Khafid

TEMPO.CO, Mataram – Penonton MotoGP Mandalika mesti menyempatkan diri berkunjung ke perkampungan penduduk asli Lombok, yakni Suku Sasak. Mereka tinggal di Dusun Sade, Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Jarak Dusun Sade sekitar 13,4 kilometer dari Pertamina Mandalika International Street Circuit di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika. Untuk sampai ke sana, perlu berkendara sekitar 29 menit. Penonton MotoGP Mandalika dapat meluangkan waktu di sela agenda balapan pada 18 - 20 Maret 2022.

Di Dusun Sade, wisatawan dapat mengenal budaya Suku Sasak. Mulai dari konstruksi bangunan yang masih asli, yakni beratap alang-alang, dinding anyaman bambu, lantai rumah beralaskan tanah, dan tidak menggunakan paku. Penduduk Dusun Sade juga mempertahankan tradisi kuliner, busana, dan segala tuntunan adat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Seorang pengusana bungalow Achor Bed & Bread, Mathias Pettersen yang sudah 3,5 tahun di Kuta Mandalika mengatakan, Dusun Sade adalah tempat dia mempelajari budaya Suku Sasak. Pria asal Oslo, Norwegia, itu tinggal di Lombok bersama istri dan dua anak. "Kehidupan sehari-hari warga Desa Sade sangat akrab dan saling membantu. Ini berbeda dengan di negeri luar yang sangat individual," kata Pettersen kepada Tempo, Ahad, 16 Januari 2022.

Atraksi Peresaean di Dusun Sade Kabupaten Lombok Tengah, Kamis 20 Oktober 2016. TEMPO/SUPRIYANTO KHAFID

Di Dusun Sade pula, Mathias Pettersen yang sebelumnya bekerja sebagai guru di Norwegia, mendapatkan pengetahuan tentang Merarik atau tata cara pernikahan Suku Sasak. Sebab itu, setiap ada tamu yang menginap di hotelnya, dia merekomendasikan untuk berkunjung ke Dusun Sade.

Achor Bed & Bread memiliki enam bungalow yang dibangun di atas lahan seluas 30 are di Dusun Sekar Kuning, Kuta Mandalika, Lombok. Mathias Pettersen mengaku semua kamar tersebut sudah dipesan sejak empat bulan lalu untuk perhelatan MotoGP Mandalika. Dia salut dengan pembangunan Sirkuit Mandalika yang mampu melambungkan nama Indonesia ke dunia internasional.

Advertising
Advertising

Ketua Kelompok Sadar Wisata Budaya Sakti, Sanah Ardinata mengatakan, akhir-akhir ini mulai banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Dusun Sade. Pada Kamis, 13 Januari 2022, sebanyak delapan wisatawan asal Norwegia datang ke sana untuk menyaksikan acara Begawe atau hajatan yang melibatkan seluruh penduduk desa. "Mereka senang sekali melihat tradisi dan kebersamaan masyarakat," kata Sanah kepada Tempo, Ahad pagi, 16 Januari 2022.

Di Dusun Sade terdapat 115 rumah tradisional Suku Sasak dengan 187 kepala keluarga. Satu rumah hanya boleh dihuni empat orang. Jika anggota keluarganya lebih dari itu, maka mereka harus tinggal di rumah lain di luar kampung tersebut. Salah satu ciri khas kediaman Suku Sasak adalah pintu masuk rumah yang rendah, yakni 1,5 meter, sehingga harus menunduk saat masuk.

Suasana di Dusun Sade, Desa Rembitan, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. TEMPO | Supriyantho Khafid

Setelah melewati pintu masuk, pengunjung akan mendapati Sesangkok atau serambi seluas 3 - 4 meter persegi. Fungsinya sebagai ruang keluarga atau tempat kumpul, makan, dan tempat tidur bagi kaum pria. Ada pula bagian rumah yang disebut bale atau dapur dan bale dalem untuk tempat tidur perempuan, sekaligus tempat menyimpan barang.

Di Dusun Sade juga terdapat bangunan yang disebut Berugak Sekenam dan Sekepat. Berugak Sekenam adalah bagunan dengan enam tiang, sedangkan Sekepat adalah bangunan dengan empat tiang. Bangunan ini menjadi tempat penduduk bercengkerama.

Sanah Ardinata menjelaskan, selama pandemi Covid-19, mayoritas pengunjung yang datang ke Dusun Sade adalah wisatawan domestik. Dalam beberapa waktu terakhir, yang datang kian banyak. Ada rombongan wisatawan yang jumlahnya mencapai 100 orang atau datang dengan dua bus besar. Ada pula rombongan kecil sekitar 40 - 50 orang yang naik kendaraan kecil. Menurut Sanah, kedatangan mereka membantu menambah penghasilan warga Dusun Sade yang sebagian besar hidup dari bertani.

Kedatangan wisatawan juga menambah pendapatan penduduk di 21 dusun di sekitar Dusun Sade. Mereka memanfaatkan potensi wisata itu dengan berjualan kerajinan dan menjadi pemandu wisata. Sementara warga Dusun Sade menggelar berbagai atraksi saat menyambut kedatangan wisatawan. Kegiatan itu antara lain bermain Peresaean berupa adu ketangkasan memainkan tongkat dan tameng kulit ternak, hiburan jenaka oleh Amaq Tempengos atau penghibur raja pada zaman dulu, dan aneka tarian. Ada tari Gendang Beliq yang menggunakan gendang ukuran besar dan tari Belancaran yang merupakan simulasi sepasang muda-mudi naik sampan.

Baca juga:
3 Keunikan Desa Sade, Perkampungan Suku Sasak di Lombok Tengah

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

14 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

3 hari lalu

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

3 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

4 hari lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

5 hari lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

5 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Satgas Pasti Diminta Berantas Pinjol Ilegal, Ada Diskon 50 Persen Tiket MotoGP Mandalika

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Satgas Pasti Diminta Berantas Pinjol Ilegal, Ada Diskon 50 Persen Tiket MotoGP Mandalika

YLKI minta Satgas Pasti berantas pinjol ilegal sampai ke akarnya.

Baca Selengkapnya

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

5 hari lalu

Harga Tiket MotoGP Mandalika Didiskon 50 Persen Selama 26 April hingga 5 Mei 2024

Harga tiket ajang MotoGP di Sirkuit Pertamina Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, didiskon 50 persen selama periode early bird.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

7 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya