Pembukaan Atraksi Glow Kebun Raya Bogor Ditunda, Tunggu Kajian Ahli

Reporter

Antara

Kamis, 7 Oktober 2021 07:37 WIB

Glow Kebun Raya Bogor. dok. Kebun Raya

TEMPO.CO, Jakarta - Atraksi baru wisata malam hari di Kebun Raya Bogor yang diberi nama Glow Kebun Raya masih belum bisa dibuka untuk umum. Pembukaan atraksi itu masih menunggu hasil kajian dari ahli Institut Pertanian Bogor (IPB) University dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Makanya diperkuat kajiannya, disampaikan ke masyarakat," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A. Rachim, Rabu, 6 Oktober 2021.

Rencana pembukaan atraksi Glow itu sebelumnya mendapat kritik dari empat mantan kepala Kebun Raya Bogor. Mereka menilai penggunaan cahaya buatan di tempat konservasi tumbuhan tersebut dapat mengganggu biota malam.

Dalam atraksi tersebut, pengunjung memang akan menikmati keindahan lampu-lampu yang dipasang sedemikian rupa di Kebun Raya Bogor. Pengunjung juga bisa melihat tanaman yang disinari cahaya dan memiliki nama menurut jenisnya, terekam secara digital menggunakan akses QR barcode. Penamaan pohon secara digital itu diperkenalkan sebagai KTP pohon.

Dedie menyarankan pengelola perlu gencar menyosialisasikan maksud dan jangkauan program Glow tersebut. "Yang kedua kami minta ada langkah-langkah komprehensif untuk menyampaikan ke masyarakat agar tidak terjadi miskomunikasi, misalnya apa benar kegiatan Glow itu di seluruh Kebun Raya atau hanya sebagian," kata dia.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Kepala Konservasi Mitra Kebun Raya Bogor Junaedi menyebutkan dari lahan seluas 87 hektare, Glow hanya memakai 10 persen atau 1,2 kilometer. Pengunjung juga dibatasi 50 orang per sesi dan maksimal sekitar 500 orang dengan durasi sekitar tiga jam dari pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.

Menurut Junaedi, program wisata malam Glow itu juga hanya dibuka pada akhir pekan Sabtu dan Minggu dengan lima rute mulai dari pintu masuk ke Taman Pandan, Meksiko, Taman Akuatik, Lorong waktu di Wilayah Kenari II dan Taman Astrid. Setiap taman memiliki keunikan tersendiri, menyuguhkan berbagai tanaman dengan pola tanam dan perawatan berbeda.

Junaedi menjelaskan program Glow berada di lingkungan tumbuhan yang memerlukan cahaya di malam hari untuk tumbuh atau berbunga. "Bahkan program Glow akan menjadi bahan penelitian baru mengenai aspek-aspek cahaya terhadap tumbuhan," ujarnya.

Operator dari atraksi Glow Kebun Raya Bogor juga menyatakan bahwa pembukaan wisata malam itu ditunda dari rencana pembukaan akhir September lalu. "Sampai saat ini destinasi wisata Glow di Kebun Raya belum bisa beroperasi sebelum ada jawaban dari hasil kajian yang akan dilakukan," kata Komisaris Utama PT Mitra Natura Raya, Ery Erlangga, Selasa, 28 September 2021.

Baca juga: Siap-siap, Kebun Raya Bogor Segera Sajikan Atraksi Spesial di Malam Hari

Berita terkait

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

3 hari lalu

Pemburu Liar Tembak Mati 6 Badak Jawa, Terancam Hukuman Penjara 5 Tahun dan Denda Rp 100 Juta

Direskrimum Polda Banten mengungkap tindak pidana perburuan badak bercula satu atau badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Apa ancaman hukumannya?

Baca Selengkapnya

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

3 hari lalu

Badak Jawa Semakin Terancam Punah, Terbaru Kematian 6 Badak Bercula Satu di Ujung Kulon

Sebanyak enam badak Jawa atau badak bercula satu mati ditangan pemburu liar di Ujung Kulon. Berikut profil dan konservasi badak Jawa.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

6 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

10 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

15 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

15 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Rekreasi Hemat, Kulineran Mantap di Bogor Bersama Traveloka

15 hari lalu

Rekreasi Hemat, Kulineran Mantap di Bogor Bersama Traveloka

Tersedia promo liburan hingga Rp 2 juta khusus liburan ke Jabodetabek

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran, Pengunjung Kebun Raya Bogor Tembus 10 Ribu dalam Sehari

19 hari lalu

Libur Lebaran, Pengunjung Kebun Raya Bogor Tembus 10 Ribu dalam Sehari

Pengunjung Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, saat lebaran atau libur Idul Fitri 1445 Hijriah mengalami lonjakan signifikan.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

32 hari lalu

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

33 hari lalu

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus mendorong tercapainya target 30 persen perluasan kawasan konservasi di tahun 2045.

Baca Selengkapnya