Akademisi ITB - Petani Siapkan Wisata Petik Kopi Gugeuls di Sumedang Jawa Barat

Minggu, 12 September 2021 18:03 WIB

Kebun kopi Gunung Geulis, Sumedang, Jawa Barat, jadi destinasi wisata baru di lereng gunung. Dok.Istimewa

TEMPO.CO, Bandung - Komunitas Petani Kopi Gunung Geulis (Koppi Gugeuls), Sumedang, Jawa Barat, menyiapkan wisata petik kopi bersama tim akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Rencananya, wisatawan yang berminat akan diantar ke kebun kopi di lereng barat gunung Geulis dengan berjalan kaki. Selanjutnya mereka memetik buah-buah kopi yang siap panen.

Acara tersebut dikemas dengan nama Wisata Petik Kopi di Kebun atau Wistikobun. Saat panen kopi pada Mei 2021 berlangsung uji coba wisata petiknya. Lantaran masih dalam pandemi Covid-19, tamu wisata untuk kalangan terbatas, yakni belasan dosen dari tim Program Pengabdian Masyarakat di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati di Institut Teknologi Bandung (ITB). "Pintu masuknya dari Desa Jatiroke," kata ketua tim program Yayat Hidayat, Jumat, 10 September 2021.

Dari sana, pengunjung berjalan kaki sejauh sekitar satu kilometer ke kebun kopi. Tujuannya, kata Yayat, agar tubuh pengunjung sehat sambil menikmati pemandangan alam sekitar. Dari gunung yang puncaknya setinggi 1.281 meter dari permukaan laut (mdpl) itu, lokasi kebun kopi berada di ketinggian sekitar 800-an mdpl di bawah naungan pepohonan seperti pinus dan mahoni.

Panen kopi Gunung Geulis, Jawa Barat, pada Mei 2021. Dok.Istimewa

Selain itu, wisatawan akan melihat demonstrasi pengolahan kopi seperti yang dilakukan leluhur, menikmati sensasi seruput kopi Gugeuls, dan menyantap nasi liwet. Tujuan lain dari wisata itu, kata Yayat, untuk menerapkan strategi promosi dan pemasaran hasil produk agroforestri kopi Gunung Geulis. Masa pandemi Covid-19 membawa masalah, yaitu penurunan harga kopi.

Menurut Yayat, panen kopi di Gunung Geulis itu bisa dua kali setahun, yaitu pada awal dan tengah tahun sesuai waktu penanamannya. Adapun jenis kopi yang ditanam adalah robusta dan arabika. Kopi arabika punya cita rasa yang unik di gunung itu. "Masyarakat ingin menanam arabika di ketinggian kurang dari 1.000 mdpl dan akhirnya berbuah bisa dipanen," katanya.

Advertising
Advertising

Idealnya tanaman kopi arabika, menurut dosen di Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan ITB itu, berada di ketinggian lebih dari 1.000 mdpl. Sementara robusta bisa kurang dari 1.000 mdpl. Perkebunan kopi di daerah zona penyangga itu merupakan hasil peralihan petani dari tanaman sayur, seperti kacang tanah, kol, dan tomat. Tujuan utamanya, kata Yayat, mencegah bencana longsor ke permukiman penduduk.

Baca juga:
ITB dan Kopi Gugeuls Cegah Longsor Lereng Gunung Geulis

Berita terkait

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

1 jam lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

5 jam lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

7 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

1 hari lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

1 hari lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

1 hari lalu

Wisata Karang Boma Cliff: Harga Tiket, Lokasi, dan Cara Menuju Kesana

Weekend ini bisa agendakan untuk melancong ke Wisata Karang Boma Cliff. Tempat ini cocok bagi para sunset seekers atau pencari matahari terbenam.

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

2 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

2 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

2 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya