Piknik Jangan Bawa Piring Styrofoam, Ganti ke Piring Pelepah Ramah Lingkungan

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 28 Agustus 2021 08:28 WIB

Ilustrasi Styrofoam. curbed.com

TEMPO.CO, Jakarta - Piring menjadi salah satu peralatan piknik yang mesti dibawa. Menggelar tikar di lapangan hijau atau tepi pantai, duduk bersama, membuka bekal dalam kotak makanan, dan meletakkan hidangan di atas piring, kemudian makan bersama.

Sebagian orang memilih membawa piring styrofoam ketika piknik. Alasannya simpel, langsung buang setelah memakainya. Padahal styrofoam termasuk salah satu limbah yang sulit terurai di alam. Butuh satu juta tahun agar styrofoam benar-benar hancur. Itu pun harus di tempat pembuangan sampah yang tanpa udara dan tanpa cahaya. Yang tak kalah berbahaya adalah serpihan styrofoam yang kerap termakan oleh binatang.

Komunitas Konservasi Indonesia - Warung Informasi Konservasi atau KKI Warsi mengenalkan satu piring alternatif pengganti styrofoam yang dibuat oleh warga Desa Sinar Wajo dan Desa Sungai Beras di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Fasilitator Komunitas dan Kabupaten KKI Warsi, Ayu Shafira mengatakan, pelepah pinang bisa menjadi bahan wadah praktis yang ramah lingkungan.

"Ketika inovasi piring pelepah pinang dikembangkan, petani untung karena mereka tidak harus membersihkan area perkebunan dari pelepah yang setiap hari berjatuhan dan mengotori kebun," kata Ayu dalam keterangan tertulis KKI Warsi yang diterima Tempo, Jumat 17 Agustus 2021. Perajin tinggal mengambil dan memanfaatkan limbah pelepah sebagai bahan baku. Tak perlu membayar sepeser pun.

Piring dari pelepah pinang. Dok. KKI Warsi

Ayu menjelaskan, jika petani membiarkan pelepah pinang berserakan di kebun sampai kering, maka di musim kemarau, sampah pelepah itu mudah terbakar. Ini berbahaya karena bisa memicu kebakaran lahan. Di sisi lain, perajin yang tinggal mengambil pelepah pinang yang berjatuhan di kebun bisa mendapatkan penghasilan.

Advertising
Advertising

Untuk membuat piring, pelepah pinang yang baru jatuh sekitar satu-dua hari diambil, lalu dicuci dengan sabun pencuci piring yang aman untuk bahan makanan. Pelepah pinang itu kemudian dijemur sekitar 3 sampai 4 jam. Setelah pelepah kering, piring dicetak dengan alat mesin molding hot press dengan suhu 120 derajat Celcius. Satu menit kemudian, piring siap digunakan.

Dalam proses pembuatannya, perajin tidak menggunakan bahan kimia sama sekali. Karakter piring pelepah pinang ini, menurut Ayu, lebih kokoh ketimbang piring kertas karena pelepah pinang memang tebal dan berlapis lilin. "Piring ini juga tahan lama. Jika sudah dijemur hingga benar-benar kering, ia tidak akan berjamur sama sekali, meski disimpan di dalam lemari tertutup," kata Ayu. "Ketika sudah digunakan atau rusak, piring bisa dibuang ke tempat sampah dan akan terurai di alam tanpa merusak lingkungan."

Piring dari pelepah pinang. Dok. KKI Warsi

Piring dari pelepah pinang ini juga bisa digunakan ulang sampai delapan kali. Proses pencuciannya cukup dibasuh dengan air, jangan direndam, dan tidak pula digosok. "Kalau direndam, piring akan melunak karena air masuk ke celah-celah serat piring," kata Ayu. Makanan kering, gorengan, sampai makanan berkuah panas, seperti bakso, juga dapat berwadah piring ini.

Sejak mulai menekuni usaha piring pelepah pinang pada November 2020 hingga April 2021, warga Desa Sinar Wajo dan Desa Sungai Beras sudah menjual sekitar 400 buah piring. Harga satu piring sekitar Rp 5.000 sampai Rp 6.000. Saat piring ramah lingkungan ini kian populer dan permintaan meningkat, maka ongkos produknya bisa lebih rendah dan harga jualnya murah.

Satu lagi yang menarik dari piring pelepah pinang ini adalah coraknya. Ayu mengatakan, ada tiga jenis piring pelepah pinang yang tersedia, yakni Grade A yang nyaris tanpa corak atau polos, Grade B setengah bermotif, dan Grade C banyak motif. "Warna dan coraknya benar-benar tergantung pada pelepah pinang yang didapat," katanya.

Baca juga:
Tips dan Trik Merapikan Dapur yang Selalu Berantakan

Berita terkait

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

5 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

6 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

7 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

11 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

11 hari lalu

Berkunjung ke Sustain Market di Kota Padang dan Mengenal Gaya Hidup Ramah Lingkungan

Selain barang-barang ramah lingkungan, di acara ini juga terdapat jualan buku bekas.

Baca Selengkapnya

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

12 hari lalu

Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

12 hari lalu

Hari Kartini, Jumlah Pelaku Usaha Perempuan di Sejumlah Wilayah Naik 2,5 Kali Lipat

Hari Kartini diperingati masyarakat dalam berbagai cara. Semakin tingginya jumlah pelaku usaha perempuan, bisa jadi cara apresiasi perjuangan Kartini.

Baca Selengkapnya

Bandara Soekarno-Hatta Sekarang Punya Bus Listrik Ramah Lingkungan

23 hari lalu

Bandara Soekarno-Hatta Sekarang Punya Bus Listrik Ramah Lingkungan

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) bersama PT Gapura Angkasa meluncurkan bus listrik ramah lingkungan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Baca Selengkapnya

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

25 hari lalu

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

27 hari lalu

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.

Baca Selengkapnya