Yogyakarta Minta Luhut Ubah Syarat Perjalanan, Sertifikat Vaksinasi tanpa PCR

Senin, 23 Agustus 2021 05:01 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara YIA di Kulon Progo Yogyakarta, Jumat 28 Agustus 2020. Dokumentasi Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta minta pemerintah pusat mengubah ketentuan perjalanan, terutama bagi pengguna jasa moda transportasi umum, seperti bus, kereta, dan pesawat. Wakil Gubernur DI Yogyakarta, Paku Alam X menyampaikan permintaan itu dalam Rapat Koordinasi Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi Sektor Transportasi dengan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan secara daring pada Minggu sore, 22 Agustus 2021

Paku Alam X menyampaikan dua permintaan. Pertama, melonggarkan persayaratan bagi pelaku perjalanan atau wisatawan, khususnya yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap. Selama ini semua pelaku perjalanan harus menunjukkan bukti tes Covid-19 -baik swab antigen maupun PCR, dengan hasil negatif, tanpa peduli mereka sudah divaksin atau belum.

Ke depannya, Paku Alam X mengusulkan agar wisatawan yang sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 lengkap tak perlu lagi menjalani tes Covid-19 baik swab antigen maupun PCT. "Tes itu mungkin dapat dihapus bagi pelaku perjalanan yang telah melaksanakan vaksinasi dua kali," katanya.

Permintaan kedua masih terkait syarat vaksinasi Covid-19 untuk pelaku perjalanan. Paku Alam X menyampaikan, selama ini petugas di fasilitas kesehatan Yogyakarta keteteran dalam mengecek penumpang yang sudah dan belum memenuhi berbagai syarat perjalanan.

Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara memeriksa suhu tubuh penumpang pesawat menggunakan thermo infrared di terminal kedatangan internasional Bandara Adisucipto, DI Yogyakarta. ANTARA FOTO

Pengecekan kesehatan penumpang sebagai syarat perjalanan selama ini hanya ditanggung Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP berstatus Kelas IV. Status dengan fasilitas yang belum memadai itu harus melayani kegiatan di dua bandara sekaligus, yakni Yogyakarta International Airport atau YIA di Kabupaten Kulon Progo dan Bandara Adi Sutjipto di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Advertising
Advertising

"Kami berharap pemerintah pusat menaikkan status kelas Kantor Kesehatan Pelabuhan agar memiliki sumber daya manusia dan fasilitas pengecekan kesehatan penumpang yang maksimal," ujar Raja Kadipaten Puro Pakualaman Yogyakarta, itu. Jika KKP naik kelas, maka lebih mudah menambah petugas, teknis pengecekan penumpang bisa lebih cepat, dan efisien.

Paku Alam X menyampaikan, lantaran kekurangan sumber daya manusia, salah satu kendala yang kerap dihadapi petugas adalah tidak langsung memasukkan data calon penumpang pesawat dan mencatatkan hasil tes laboratorium tes Covid-19 ke dalam sistem New All Records atau NAR Kementerian Kesehatan. Sementara sistem NAR ini terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi yang menjadi syarat perjalanan.

Akibatnya, data calon penumpang tidak segera muncul di aplikasi tersebut dan membuat keterlambatan dan pelayanan berikutnya kian lama. Sekretaris DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji telah meminta para petugas laboratorium KKP segera memasukkan data calon penumpang bandara ke sistem NAR secara real time.

Aplikasi PeduliLindungi. ANTARA/Zabur Karuru.

"Jadi, ketika calon penumpang membuka aplikasi PeduliLindungi sesaat setelah divaksin, sudah langsung muncul sertifikat vaksinasinya dan terpenuhi persyaratan perjalanan," kata Aji. Aplikasi PeduliLindungi kini wajib dipasang di semua perangkat selular karena menjadi salah satu syarat untuk mengakses layanan dan fasilitas tertentu, seperti saat hendak masuk mall atau melakukan perjalanan.

Dalam rapat tersebut, Menteri Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan pemerintah daerah memaksimalkan pemeriksaan menyeluruh terhadap pendatang atau wisatawan yang masuk wilayah masing-masing di Kantor Kesehatan Pelabuhan atau KKP. Pastikan juga pendatang itu sudah mengunduh aplikasi PeduliLindungi. "Kami ingin per 28 Agustus 2021 nanti, aplikasi PeduliLibdungi sudah terintegrasi dengan semua moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara," kata Luhut.

Luhut juga minta sentra vaksinasi di pelabuhan atau KKP bandara berjalan maksimal. Fungsinya, kata dia, ketika ada wisatawan yang hendak ke Bali tapi belum divaksin, maka petugas bandara jangan memintanya pulang. Calon penumang itu bisa mendapatkan vaksinasi di pelabuhan atau KKP bandara. "Kalau ada penumpang yang mau pergi dan belum vaksin, diminta untuk vaksinasi dulu," ujarnya.

Baca juga:
Luhut Minta Pasien Covid-19 Masuk Isolasi Terpusat: Jangan Malu Kalau Terkena

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

11 jam lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

14 jam lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

21 jam lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

22 jam lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

23 jam lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

1 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

1 hari lalu

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" Masuk Pemerintahan

Pesan Luhut ke Prabowo jangan bawa orang toxic ke pemerintahan

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

1 hari lalu

Anggota Komisi I DPR Sebut Kewarganegaraan Ganda Tak Boleh Semata karena Alasan Ekonomi

TB Hasanuddin mengatakan usulan pemberian kewarganegaraan ganda seperti disampaikan Luhut tidak bisa serta-merta hanya berdasarkan alasan ekonomi saja

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya