1 Muharram: Malam 1 Suro Tanpa Tradisi Mubeng Beteng di Yogyakarta

Reporter

Tempo.co

Senin, 9 Agustus 2021 17:22 WIB

Mubeng Beteng merupakan tradisi tahunan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang telah ada sejak zaman Sri Sultan Hamengkubowono I untuk menyambut Tahun Baru Islam atau 1 Suro. Foto: @ibonugro_

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi meniadakan tradisi budaya Mubeng Beteng. Tradisi ini dilakukan guna memperingati tahun baru Jawa, 1 Suro Alip 1955 menjelang Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah. Peniadaan tradisi ini dilakukan guna meminimalisir penyebaran Covid-19 di Yogyakarta, sebagaimana disampaikan melalui akun media sosial twitter resmi Kraton Yogyakarta @kratonjogja pada 7 Agustus 2021.

Tradisi Mubeng Beteng atau mengitari benteng dilakukan setiap tahunnya oleh Keraton Yogyakarta bersama seluruh masyarakat guna memperingati tahun baru penanggalan Jawa 1 Suro yang bertepatan pula tahun baru Islam 1 Muharram. Biasanya, ritual ini dilaksanakan pada dinihari, tepatnya pukul 00.00 WIB. Akan tetapi, masyarakat bersama para abdi dalem Keraton Yogyakarta sudah mempersiapkan diri sejak pkl. 20.00 dengan berkumpul di beteng Keraton. Serangkaian acara seperti tahlil, pembagian makanan berkah, dan tembangan macapat Jawa dilakukan hingga prosesi mubeng beteng dimulai.

Mubeng Beteng sudah ada sejak masa kepemimpinan Sultan Hamengku Bowono II pada 1919. Tradisi ini dilaksanakan dengan berjalan kaki tanpa berbicara sepatah kata pun sepanjang menyusuri Beteng Keraton Yogya. Rute awal dimulai dari pelataran Kamandungan Lor (Keben) - Ngabean - Pojok Beteng Lor Kulon - Pojok Beteng Kulon - Jalan MT Haryono (lewat selatan Plengkung Gading-Pojok Beteng Wetan- Jl. Brigjen Katamso, Jl. Ibu Ruswo- Alun -Alun Utara- Kamandungan lor.

Cara jalan sembari membisu ini merupakan bentuk simbolis sarat filosofis yang mendalam. Sebagaimana dikutip dari Skripsi yang tertera di laman UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, digilib.uin-suka.ac.id, perubahan tahun hendaknya disambut dengan penuh keprihatinan dan intropeksi diri atas segala hal yang telah terjadi di tahun sebelumnya. Tak hanya itu, melalui ritual ini warga mendekatkan diri kepada Sang Pencipta seraya memohon atas kehidupan yang lebih baik di tahun yang baru. Oleh karena itu, tradisi ini juga dikenal dengan nama Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng.

Tidak hanya Lampah Budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng, dalam menyambut Tahun Baru malam 1 Suro Alip 1955/1 Muharram 1443 juga dilaksanakan tradisi pembersihan barang-barang pusaka Keraton Yogyakarta, atau yang dikenal dengan nama Hajad Dalem Jamasan Pusaka Alip 1955. Namun, untuk tahun ini, pelaksanaan tradisi ini dilakukan secara tertutup untuk umum.

Advertising
Advertising

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Pemerintah Geser Mundur Hari Libur Tahun Baru Islam dan Maulin Nabi Muhammad SAW

Berita terkait

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

11 jam lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

1 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

3 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

3 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

4 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

4 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

4 hari lalu

Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

4 hari lalu

Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.

Baca Selengkapnya

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

6 hari lalu

Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

6 hari lalu

Nekat Susuri Jalur Jip Lava Tour, Mobil Wisatawan Terjebak di Sungai Lereng Merapi

Sebuah mobil berjenis sport utility vehicle (SUV) milik wisatawan terjebak di jalur jip wisata Lava Tour sungai Kalikuning lereng Gunung Merapi, Sleman Yogyakarta pada Minggu 21 April 2024.

Baca Selengkapnya