Cara Para Pelaku Wisata NTB Bertahan di Tengah Pandemi
Reporter
Supriyantho Khafid (Kontributor)
Editor
Ninis Chairunnisa
Kamis, 1 Juli 2021 07:57 WIB
TEMPO.CO, Mataram - Tidak sedikit anggota Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia yang akhirnya nyambi jualan makanan dan sembako. Para pelaku wisata harus melakukan itu demi melanjutkan hidup karena usaha wisata mereka terpuruk.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (DPP ASPPI) Safor Madianto mengatakan kondisi bisnis pariwisata di Nusa Tenggara Barat sangat terpuruk. ''Akibatnya mereka yang bisa memasak tidak sedikit yang banting setir bikin restoran,'' kata dia di Hotel Jayakarta Lombok, Rabu, 30 Juni 2021.
Contohnya bekas Ketua DPD ASPPI NTB Ahmad Ziadi yang mengelola PT Lombok Go Holiday Di lahan rumahnya, ia membuka usaha sembako. ''Ya sambilan menunggu situasi membaik, saya jualan sembako di rumah,'' ujarnya.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengatakan pihaknya melonggarkan pungutan pajak kepada para pelaku usaha pariwisata di daerahnya karena situasi sulit yang dialami mereka. ''Yang terpenting tidak terjadi pemutusan hubungan kerja karyawannya,'' ujarnya.
Fauzan bersyukur para pelaku usaha pariwisata di Lombok Barat dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini bersikap kolaboratif dan kooperatif. Padahal tak jarang mereka saling bersaing di musim ramai wisatawan. "Kebersamaan pelaku pariwisata ini terlihat sejak adanya Covid-19,'' ujarnya.
Di sisi lain, saat pandemi ini, para pelaku wisata yang tergabung dalam ASPPI berkesempatan memberikan pendampingan peningkatan sumber daya manusia desa wisata. Ada 244 desa wisata rintisan di Indonesia yang akan didampingi peningkatan SDMnya. ''Ini berkahnya di tengah pandemi. Wisatawan banyak kembali berkunjung ke alam,'' ujar Safor.
Di NTB, pelaku wisata ASPPI mendapatkan jatah pendampingan 11 desa wisata rintisan yang meliputi 14 kegiatan. ''Ini kegiatan pengobat hiburan,'' ujar Safor.
Baca juga: Vaksinasi untuk Pelaku Wisata dan Pegawai Hotel di Lombok Barat Dikebut