Kolaborasi Sanggar Seni, Kafe dan Warung Soto di Yogyakarta Lawan Pandemi

Sabtu, 27 Maret 2021 20:49 WIB

Soto masuk kafe menjadi terobosan pelaku industri wisata kuliner yang menggandeng sanggar seni untuk bisa bertahan di masa pandemi. Tempo/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelaku industri wisata di Yogyakarta tak henti mencari akal dan terobosan agar bisa tetap bertahan menghadapi sulitnya perekonomian di masa pandemi Covid-19 yang sudah setahun berlangsung.

Pandemi di Yogyakarta telah membuat para seniman kehilangan panggungnya, kafe-kafe kehilangan pasar mahasiswanya dan warung atau restoran kolaps tak ada wisatawan berkunjung.

Upaya mengandalkan layanan daring sudah ditempuh, namun belum bisa mengembalikan kondisi yang diharapkan. Terlebih, bagi mereka yang biasa bergerak menjual jasa secara langsung ke konsumen untuk dinikmati.

Akhirnya, sebuah upaya kolaborasi ditempuh tiga sekawan Ison Satriyo, Tedi Wintoko dan Silvester Alvon. Mereka menggarap konsep kuliner bernama SSN atau Saben Seloso Nyoto (Setiap Selasa Makan Soto) di kafe Kabar Baik Eatery yang berlokasi di Kecamatan Ngaglik, Sleman Yogyakarta.

Ison merupakan pendiri kafe Kabar Baik itu. Sedangkan Tedi Wintoko adalah pencetus kuliner Soto Kenanga atau Soto Empal Kerbau di Kalasan Sleman. Adapun Alvon merupakan pendiri Sanggar Seni Notoyudan yang merupakan sanggar musik gratis di Yogyakarta. Ketiganya disatukan karena berasal dari satu sekolah yang sama, SMA Kolese de Britto Yogyakarta meski saling berbeda angkatan.

Advertising
Advertising

"Kolaborasi ini mengajak masyarakat khususnya wisatawan lokal yang ke Yogya, menikmati hidangan soto unik di pagi atau siang hari di sebuah kafe yang nyaman dan mendapat pertunjukkan musik akustik enak," ujar Ison, Sabtu, 27 Maret 2021.

Kolaborasi kulineran pagi-siang ini sekaligus mendobrak mindset bahwa kafe adalah ruang eksklusif, yang terbatas untuk makan berat atau hanya cocok disambangi kalangan usia dan latar sosial tertentu saja. "Soto masuk kafe ini menjadi pemikiran kami bahwa soto bisa naik kelas dan dinikmati di ruang apapun sambil berbagi dengan pelaku wisata lain bangkit bersama di masa pandemi," ujar Ison yang merupakan alumni SMA de Britto 1991 itu.

Konsep berbagi yang dimaksud Ison, dari kolaborasi ini mereka bisa memberi tempat para murid dan seniman Sanggar Seni Notoyudan tampil berkala menghibur pengunjung yang tengah menikmati soto di kafe itu. Ia percaya para seniman lebih merasa dihargai martabatnya melalui pemberian ruang itu, bukan sekedar diberi bantuan uang tanpa melakukan apa-apa.

Sudah setahun pandemi ini, ratusan murid dan seniman sanggar musik itu kehilangan panggungnya. Untuk sementara, para musisi dari sanggar itu dijadwalkan tampil setiap Selasa di kafe itu dari mulai pukul 06.00-13.00 WIB.

“Sebesar 25 persen dari total omzet penjualan soto di hari tertentu dialokasikan untuk pengembangan sanggar seni itu agar terus bertahan,” kata Ison.

Tedi Wintoko mengatakan kolaborasi kulineran soto masuk kafe ini dilatari karena budaya ngopi pagi di kafe itu sejauh ini belum terbangun di Yogya. Yang ada adalah budaya nyoto atau makan soto pagi. Maka Ruang kosong di kafe saat pagi coba dimanfaatkan agar soto bisa dinikmati di kafe dengan waktu pagi hingga siang.

"Jadi ketika soto masuk kafe itu pada pagi hari itu tak mengganggu pasar kafe yang biasanya pasarnya mulai siang sampai malam hari," kata Tedi yang merupakan alumni SMA de Britto angkatan 1996 itu.

Pendiri Sanggar Seni Notoyudan Silvester Alvon mengatakan sanggar musik yang didirikannya memang bergerak di ranah sosial dan bukan mencari untung. Siapapun yang belajar di sanggar itu, termasuk kalangan tak mampu atau pengamen jalanan yang ingin lebih mahir bermusik, gratis kapan saja menimba ilmu.

Hidupnya sanggar itu selama ini berasal dari aktivitas anggotanya, khususnya para guru yang mendapat order mengisi event. "Tapi setahun pandemi ini kami down, baru kali ini bisa mendapat panggung dari kolaborasi ini," kata Alvon yang satu angkatan dengan Tedi.

Alvon bersyukur saat event pertunjukan sangat minim, sebanyak 100 lebih siswa di sanggarnya kembali bisa mendapatkan tempat manggung secara bergiliran. Panggung menjadi harta paling tak ternilai bagi profesi seniman, berapapun jasa mereka dihargai bukan soal utama.

"Pandemi ini saat paling menyakitkan bagi seniman di manapun, adanya kolaborasi ini kami senang sekali karena kemampuan yang kami miliki lewat musik itu bisa tersalurkan," kata Alvon.

Adapun selain tempat yang nyaman, harga soto di Yogyakarta yang ditawarkan dari konsep kolaborasi ini sangat terjangkau. Satu porsi soto hanya Rp 9.000, sedangkan harga empal kerbau, sapi dan babat Rp 25 ribu. Untuk nasi dijual terpisah dengan harga Rp 3.000, gorengan Rp 2.000 dan minum berkisar Rp 5.000-8.000. Sedangkan jika menginginkan paket berisi soto, nasi, empal dan minum dibanderol Rp 37 ribu.

Baca juga: Larangan Mudik Lebaran, Yogyakarta Perketat Masuk Desa hingga Awasi Bandara

Berita terkait

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

8 jam lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

10 jam lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

1 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

2 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

2 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

3 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

3 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

3 hari lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

3 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya