Wisata Sejarah Batu Nisan Diduga dari Kerajaan Aceh di Tol Sigli-Banda Aceh
Reporter
Antara
Editor
Rini Kustiani
Jumat, 12 Februari 2021 08:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pekerja proyek jalan tol Sigli-Banda Aceh menemukan batu nisan yang diduga peninggalan Kerajaan Aceh. Penemuan batu nisan itu terletak di sekitar gerbang tol Sigli-Banda Aceh seksi 6 Kuta Baro - Baitussalam.
Jenis batu nisan yang ditemukan terdiri dari berbagai tingkatan, yakni ulama, raja-raja, ulee balang atau tokoh masyarakat, dan lainnya. Para ahli arkeologi masih mengidentifikasi apakah batu nisan tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Aceh dan periodisasinya.
Anggota DPR asal Aceh, Nasir Djamil mengatakan batu nisan yang ditemukan di proyek pembangunan jalan tol itu harus diselamatkan sebagai upaya pelestarian cagar budaya. "Ini akan menjadi warisan bagi anak cucu kita. Mereka tahu bahwa Aceh punya peninggalan," kata Nasir Djamil saat datang ke lokasi penemuan batu nisan di Kajhu, Kabupaten Aceh Besar, Kamis.
Temuan batu nisan tersebut, menurut dia, dapat menceritakan bagaimana kehidupan masyarakat pada masa lampau dan menjadi pembelajaran bagi generasi penerus. Nasir Djamil meminta elaborasi terhadap batu nisan tersebut tak berhenti di tangan para arkeolog, tapi terus dikembangkan dan dikemas menjadi destinasi wisata religi. "Pembangunan jalan tol terus dan cagar budaya juga selamat. Dua-duanya penting," ucapnya.
Kepala Bidang Pengadaan Tanah Kantor Wilayah Badan Pertanahan atau BPN Provinsi Aceh, Joko Suprapto mengatakan tidak semua titik pembangunan gerbang tol Sigli-Banda Aceh termasuk kawasan yang diduga makam Kerajaan Aceh masa lampau. BPN Aceh berkoordinasi dengan dinas terkait pelestarian cagar budaya untuk mengkaji temuan batu nisan tersebut untuk memastikan apakah betul itu adalah nisan ulama atau raja Aceh.
"Kami perlu memastikan bahwa apakah benar di sini adalah lokasi makam raja-raja dan ulama besar," kata Joko Suprapto. "Kalau nanti hasil kajian menunjukkan benar itu adalha batu nisan dari makam raja-raja, kami perlu duduk bersama dengan berbagai pihak untuk mendapatkan solusinya."
Saat pembebasan lahan beberapa waktu lalu, Joko Suprapto menjelaskan, tidak terdeteksi bahwa di lokasi tersebut terdapat makam yang diduga peninggalan Kerajaan Aceh karena kawasannya berupa semak-semak. "Semua lahan itu tertutup semak-semak, jadi dalam data nominatif tidak terinformasikan ada makam," ucapnya.
Baca juga:
Wisata Kuliner Aceh Kue Timpan Rasa Srikaya, Durian, Kelapa, Pisang