Mengenal Suku Bauzi, Pemburu Buaya di Tepi Sungai Memberamo Papua

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 30 Januari 2021 16:36 WIB

Permukiman Suku Bauzi di tepi Sungai Memberamo, Papua. Foto: Hari Suroto

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap suku di Papua memiliki karakter berbeda. Suku Dani di Lembah Baliem, Papua, hidup dengan bercocok tanam, beternak babi, dan berburu di hutan. Ada penduduk Suku Asmat yang piawai membuat kerajinan ukiran kayu, warga Suku Abar yang pandai membuat kerajinan gerabah, dan banyak lagi ciri khas dari setiap suku di Papua.

Suku Bauzi yang tinggal di tepi Sungai Memberamo Raya juga memiliki karakter berbeda. Sungai Memberamo yang merupakan sungai terpanjang dan terlebar di Papua menjadi sumber kehidupan bagi Suku Bauzi. "Sungai ini menjadi sarana transportasi sekaligus habitat alami buaya," kata peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu 29 Januari 2021.

Suku Bauzi terkenal sebagai pemburu buaya dan ular. Bagi mereka, daging buaya dan ular adalah makanan terbaik di dunia. Rasanya lezat, lembut, dan gurih. Daging buaya dan ular ini biasanya dimasak dengan cara dipanggang di atas perapian, dimakan bersama sagu, pisang bakar, atau sukun.

Dalam berburu buaya, pria Suku Bauzi akan merajut dan menjalin tali berbahan serat pohon melinjo. Tali ini dibuat dengan simpul seperti tali laso. Setelah tali siap, mereka naik perahu menuju bagian Sungai Mamberamo yang diperkirakan menjadi sarang buaya.

Perburuan buaya berlangsung pada siang hari, tepat saat matahari berada di atas kepala. Setiba di sekitar habitat buaya, seorang pria Suku Bauzi turun dari perahu dan berenang sambil membawa beberapa utas tali. "Dia mencari bayangan buaya di dasar sungai," kata Hari Suroto.

Advertising
Advertising

Suku Bauzi yang tinggal di sepanjang Sungai Memberamo, Papua. Foto: Hari Suroto

Baca juga:
Tradisi Makan Papeda di Kampung Abar Papua, Belum Habis Tak Boleh Pulang

Jika melihat seekor buaya, maka dengan hati-hati dia menyelam dan mendekati buaya dari belakang. Pemburu itu berenang ke arah kepala buaya untuk memastikan apakah matanya terbuka atau tertutup. Jika mata buaya terbuka, maka dia akan mundur secepatnya karena artinya buaya itu terjaga dan berbahaya.

Apabila mata buaya tertutup, dengan secepat kilat pemburu tersebut melingkarkan seutas tali pada moncong buaya dan tali lainnya di kedua kaki depan buaya. Lantas pemburu itu berenang dengan cepat ke tepi sungai. Ujung-ujung tali tadi diserahkan ke pemburu lain yang sudah menunggu di tepi sungai. Mereka kemudian beramai-ramai menarik buaya itu ke darat.

Suku Bauzi di Papua memanfaatkan seluruh bagian buaya hasil buruan. Dagingnya dimakan, kulitnya dijual, tengkorak dan giginya dipakai sebagai hiasan.

Berita terkait

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

5 jam lalu

Polisi Sebut KKB Serang Jemaat Gereja yang Sedang Ibadah Minggu di Pegunungan Bintang Papua

Polisi menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata menyerang jemaat gereja yang tengah ibadah minggu di Distrik Borme, Pegunungan Bintang Papua.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

1 hari lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

1 hari lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

1 hari lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

2 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

2 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

2 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

2 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

2 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya