Wisatawan Belajar Hidup Sederhana dari Suku Baduy, Tetap Cukup di Masa Pandemi

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 22 Januari 2021 21:10 WIB

Sejumlah wisatawan berkeliling di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa, 7 Juli 2020. Permohonan penghapusan wilayah Baduy sebagai tujuan wisata karena Suku Baduy merasa terganggu kedatangan wisatawan yang mencemari lingkungan sekitar. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas

TEMPO.CO, Jakarta - Kegiatan berwisata tak hanya menikmati keindahan alam, wisata kuliner, bermain, dan lainnya. Wisatawan dapat mempelajari kearifan lokal masyarakat di destinasi wisata. Seperti wisata ke permukiman Suku Baduy di Banten.

Sejumlah wisatawan yang datang ke permukiman Suku Baduy belajar bagaimana masyarakat di sana hidup sederhana. Suku Baduy memilih hidup seperti leluhur mereka dan menjauh dari modernisasi. Mereka tinggal di rumah-rumah panggung dengan dinding bilik bambu. Tak ada toilet atau kamar mandi di dalamnya.

Tidak ada barang elektronik di dalam rumah Suku Baduy, tiada sambungan listrik, tanpa kendaraan, dan mereka juga menolak pembangunan jalan. Sehari-hari masyarakat Suku Baduy bekerja di kebun dan menikmati hasilnya. Mereka menjaga alam dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak memakai sabun, dan segala sesuatu yang dapat mencemari lingkungan.

Seorang wisatawan asal Bayah, Kabupaten Lebak, Banten, Tati datang ke perkampungan Suku Baduy dan memperhatikan bagaimana kehidupan masyarakat berjalan meski pandemi Covid-19. Ketika sebagian orang kebingungan karena penghasilan berkurang, kehilangan pekerjaan, dan geliat ekonomi di berbagai sektor turun, masyarakat Suku Baduy selamat dari semua itu.

Perempuan Baduy menyortir gabah sebelum proses pengeringan saat menggelar Ritual Kawalu di desa Kanekes, di Lebak, Banten, 28 April 2020. REUTERS/Willy Kurniawan

Advertising
Advertising

Baca juga:
Suku Baduy Tolak Jadi Objek Wisata, Solusi Kementerian Pariwisata

"Kami senang berwisata ke permukiman Suku Baduy. Kehidupan mereka sangat damai, sederhana, dan mencintai alam," kata Tati pada Jumat, 22 Januari 2021. Tati mengamati sistem ketahanan pangan masyarakat Suku Baduy, sehingga mereka berkecukupan. Tati melihat hasil produksi bahan pangan Suku Baduy yang melimpah. Di antaranya padi, pisang, dan umbi-umbian.

Wisatawan lain asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, Kodir kagum dengan kearifan lokal Suku Baduy. Selama ini, pria 40 tahun itu, hanya mengetahui kehidupan Suku Baduy dari media massa. "Masyarakat Suku Baduy menjaga hutan dengan baik," katanya. Tak hanya mengamati kehidupan masyarakat Suku Baduy, wisatawan dapat menikmati pemandangan alam dan wisata kuliner durian.

Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Desa Kanekes, Hudri mengatakan wisatawan berkunjung ke Baduy harus mematuhi protokol kesehatan. Mereka wajib memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan untuk mencegah penularan Covid-19. Hudri melanjutkan, selama ini kawasan permukiman Suku Baduy terbebas dari berbagai ancaman penyakit, termasuk Covid-19.

Berita terkait

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

14 jam lalu

Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.

Baca Selengkapnya

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

21 jam lalu

Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

1 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

1 hari lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 4,8 mengguncang wilayah Banten dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 15.27 WIB.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Sidak Pabrik Baja Ilegal di Cikande Serang, Tak Sesuai SNI Senilai Rp 257 Miliar

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Sidak Pabrik Baja Ilegal di Cikande Serang, Tak Sesuai SNI Senilai Rp 257 Miliar

Zulhas menyebut pabrik itu memproduksi sebanyak 3.608.263 batang baja seberat 27.078 ton.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

3 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

4 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

4 hari lalu

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

5 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya