Mengenal Busana Masyarakat Papua: Sali, Yokal, Koteka, dan Aksesori Pemantik Api

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 26 Desember 2020 12:33 WIB

Sejumlah anak pria memainkan alat musik tradisional saat mengiringi para penari anak perempuan di rumah seni Sawinggrai, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat, 22 November 2019. Sanggar Tari juga menjadi wadah mempertahankan budaya asli anak Papua melalui tarian. TEMPO/Fardi Bestari

TEMPO.CO, Jakarta - Jika para pria yang tinggal di pegunungan tengah Papua memiliki pakaian tradisional bernama koteka, perempuan Papua juga punya busana tradisional seperti rok. Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan, pakaian bawahan tradisional perempuan Papua ini disebut sali atau yokal, tergantung siapa yang mengenakan.

"Sali adalah rok yang terbuat dari rumput atau serat pakis," kata Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu 26 Desember 2020. Sali biasanya dipakai oleh perempuan yang belum menikah. Sedangkan wanita yang sudah menikah mengenakan yokal.

Sali atau yokal ini dikenakan dalam acara adat atau festival budaya dan saat beraktivitas sehari-hari. Sekarang, sebagian perempuan Papua mengenakan rok modern yang mereka beli di pasar. Sementara koteka memiliki makna dan fungsi yang lebih beragam dari sekadar busana tradisional.

Hari Suroto menjelaskan, koteka memiliki bentuk yang berbeda tergantung dari mana pemakainya berasal. Suku Dani misalkan, memakai koteka yang lebih kecil, sementara Suku Yali memakai koteka panjang dan ramping yang diikat pada pinggang menggunakan sabuk rotan. Ada pula Suku Lani yang memakai koteka lebih besar dan pendek.

Masyarakat Suku Yali melengkapi koteka dengan tali rotan yang dililitkan ke badan. Bahan koteka Suku Yali adalah buah labu panjang yang dikosongkan isinya kemudian dikeringkan dengan dijemur di atas perapian. Setelah kering, labu tersebut dipasang di atas kemaluan pria, lalu diikat dengan tali rotan halus dan dililitkan ke pinggang hingga perut.

Advertising
Advertising

Devio Basten Tekege gunakan koteka ketika berada dalam ruang kuliah - (Devio For Jubi)/Teras.id

Banyaknya lingkaran tali rotan di perut menunjukkan tingkat keberanian dan status seorang pria Suku Yali. Sebab, menurut Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, rotan hanya tumbuh di luar daerah Suku Yali. Dan masyarakat Suku Yali menganggap rotan hanya tumbuh di daerah musuh, sehingga harus menempuh risiko untuk mendapatkannya.

Bagi Suku Yali, lingkaran tali rotan dan koteka juga bukan sekadar pakaian dan perhiasan. Ada manfaat lain, yakni untuk membuat api. Para pria dari Suku Yali membuat api dengan menggunakan sebuah tali rotan yang melilit di pinggangnya sebagai korek api.

Caranya, ambil seutas tali rotan dengan panjang sekitar 60 sentimeter. Lilitkan tali rotan itu pada sepotong kayu yang diletakkan di atas tanah dan dikelilingi rumput serta dahan kering. Lalu, lelaki itu berdiri dengan masing-masing kaki menginjak ujung kayu.

Dengan tangan, pria Suku Yali akan menarik tali rotan yang dililitkan tadi dengan cepat, naik turun bergesekan dengan kayu hingga keluar asap dan api mulai menyala. Jika tali rotan terputus, artinya api sudah muncul dan membakar tali tersebut. Setelah itu, tutup sumber api di kayu tadi dengan rumput dan pria tersebut akan meniup sampai api membesar.

Berita terkait

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

8 jam lalu

TNI-Polri Evakuasi Jenazah Warga Sipil yang Dibunuh TPNPB-OPM di Kampung Pogapa

Aleksander Parapak tewas ditembak kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua

Baca Selengkapnya

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

10 jam lalu

Usai Serangan TPNPB-OPM, Polda Papua Tambah Personel dan Kirim Helikopter untuk Pengamanan di Intan Jaya

Polda Papua akan mengirim pasukan tambahan setelah penembakan dan pembakaran SD Inpres oleh TPNPB-OPM di Distrik Homeyo Intan Jaya.

Baca Selengkapnya

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

11 jam lalu

Kopassus dan Brimob Buru Kelompok TPNPB-OPM Setelah Bunuh Warga Sipil dan Bakar SD Inpres di Papua

Aparat gabungan TNI-Polri kembali memburu kelompok TPNPB-OPM setelah mereka menembak warga sipil dan membakar SD Inpres di Intan Jaya Papua.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 hari lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

1 hari lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

1 hari lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

1 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

1 hari lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

2 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya