Luhut Pandjaitan Cari Orang Batak Jadi Direktur Utama Badan Otorita Danau Toba

Reporter

Mei Leandha

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 20 Desember 2020 08:59 WIB

Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan dan Menparekraf Wishnutama Kusubandio sedang bersantai di Kaldera Danau Toba, pada Selasa, 3 Maret 2020. Dok. Kemenparekraf

TEMPO.CO, Medan - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan mencari orang dari suku Batak untuk memimpin Badan Pelaksana Otorita Danau Toba atau BPODT. Pemilihan orang dari suku Batak ini, menurut Luhut, merupakan aspirasi dari masyarakat dan tokoh adat setempat.

"Saat ini Badan Pelaksana Otorita Danau Toba belum ada ketuanya. Kami sedang mencari dan saya berharap kalau ada orang Batak juga," kata Luhut pada Jumat, 18 Desember 2020. "Banyak aspirasi mengatakan, 'masak enggak bisa orang Batak?' Kita lihat mungkin ada anak muda Batak dari sekolah bagus yang bisa mengelola semua ini dengan baik."

Posisi direktur utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba atau BPODT saat ini kosong. Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengangkat direktur sebelumnya, Arie Prasetyo menjadi Direktur Operasi dan Inovasi Bisnis PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) pada 13 November 2020.

Luhut Pandjaitan menjelaskan Danau Toba masuk dalam lima destinasi wisata prioritas bersama Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Mandalika di Nusa Tengga Barat, Borobudur di Jawa Tengah, dan Likupang, di Sulawesi Utara. Sebab itu, penting untuk menerapkan pariwisata yang aman di masa pandemi Covid-19 sekaligus tetap menyuguhkan kenyamanan, keindahan alam, dan fasilitas memadai.

Danau Toba, Sumatera Utara menjadi salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP) yang diusung pemerintah. Untuk menunjang lokasi wisata itu, telah dibangun The Kaldera Toba Nomadic Escape, di atas lahan Zona Otorita Kabupaten Toba Samosir. Pemerintah pun telah menganggarkan biaya Rp2,2 triliun untuk meningkatkan potensi wisata di danau tersebut. TEMPO/Tony Hartawan

Advertising
Advertising

Bagi masyarakat Batak, Luhut Pandjaitan, berpesan agar disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, giat bekerja, dan lebih ramah terhadap pendatang. "Kalau kita tidak ramah, orang tidak akan mau datang. Kalau kampung ini tidak bersih, orang tidak mau datang. Kalau orang melihat kita tidak setia pada protokol kesehatan, orang juga tidak mau datang," kata Luhut.

Dengan begitu, menurut dia, semua kembali pada masyarakat Batak. Jika mereka ingin wisatawan datang, perekonomian bergulir, lapangan pekerjaan terbuka, dan hidup sejahtera, maka, kata Luhut Pandjaitan, jangan hanya bertanya ke pemerintah. "Tanya diri sendiri, apakah kau sudah memberikan kontribusi untuk membuat orang mau datang ke tempat kita?" kata Luhut.

Mengenai pandemi Covid-19, Luhut mengatakan pemerintah berupaya mengurangi kasus dan korban Covid-19, seraya mendatangkan vaksin. "Saya kira kasus Covid-19 di tanah Batak ini relatif kecil dibandingkan tempat-tempat lain," kata Luhut Pandjaitan. "Ini harus dipelihara dan jangan sampai berkembang."

Pemandangan Danau Toba yang terlihat dari The Caldera Toba Nomadic Escape. TEMPO | Iil Askar Mondza

Luhut Pandjaitan menambahkan ihwal kerja sama Indonesia dengan Cina dalam agenda Indonesia - China Tourism and Investment Forum for 5 Key Super Priority Tourism Destinations di The Kaldera – Toba Nomadic Escape di Desa Sibisa Pardamaian, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatera Utara. Acara ini merupakan rangkaian peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Cina. Pemerintah telah membebaskan lahan di Desa Sibisa di sisi Danau Toba, untuk pembangunan fasilitas wisata. Menurut Luhut, sejumlah pengusaha telah menyampaikan keinginan untuk membangun hotel di sana.

Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Cina, Zhang Xu sepakat terus bekerja sama untuk memulihkan perekonomian akibat pandemi Covid-19. "Saling mendorong ekonomi dan perdagangan kedua negara, terutama mendukung pariwisata," katanya.

Berita terkait

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

20 jam lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

1 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

2 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

2 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

3 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya