Tips Wisatawan Belanja di Pasar Tradisional Papua: Tak Menawar, tapi Dapat Bonus

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Minggu, 6 Desember 2020 11:36 WIB

Suasana Pasar Mama-mama Papua, Kota Jayapura, Papua, Sabtu, 31 Agustus 2019. Aktivitas jual beli di pasar ini pun kembali aktif setelah sebelumnya ditutup pascakerusuha. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Berwisata belum lengkap rasanya jika tidak blusukan ke pasar tradisional. Setiap pasar tradisional punya ciri khas berbeda. Barang yang dijual para pedagang dan metode jual beli yang berlaku menjadi cermin kebudayaan masyarakat setempat. Begitu juga dengan pasar tradisional di Papua.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan wisatawan yang datang ke pasar tradisional di Papua akan menemui mama-mama Papua menjual berbagai hasil bumi dan kerajinan tangan buatan sendiri. Di sana wisatawan bisa mengamati apa saja barang yang dijual, bagaimana mereka melakukan transaksi jual beli, hingga interaksi sosial sesama masyarakat, khususnya perempuan Papua.

"Ciri khas pasar tradisional di Papua adalah mama-mama Papua berjualan lesehan beralaskan karung bekas," kata Hari Suroto kepada Tempo, Minggu 6 Desember 2020. Mereka menjual hasil kebun sendiri, seperti ubi, keladi, buah-buahan, sayuran, noken, ikan, hingga binatang hasil buruan, seperti kuskus. "Semua hasil sendiri."

Pada pagi hari, mama-mama Papua pergi ke kebun untuk memanen apa yang bisa mereka bawa ke pasar. Selesai urusan di kebun, mereka membawa hasil tani ke pasar yang terletak di kota dengan berjalan kaki. Mereka membawa semua barang dengan menggunakan noken.

"Hasil kebun yang dipanen hari itu, dijual pada hari itu juga," kata Hari Suroto. "Mereka membawa barang ke pasar seperlunya saja, sesuai kemampuan mereka memuat dalam noken." Esok pagi pergi ke kebun lagi dan sore ke pasar. Begitu aktivitas keseharian mereka.

Advertising
Advertising

Sejumlah pembeli berjalan di Pasar Tradisional Tolikelek, Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Kamis, 10 Oktober 2019. ANTARA

Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih menambahkan, masyarakat Papua menolak pengepul atau pedagang besar yang membeli hasil kebun mereka langsung di kebun. "Mama-mama Papua lebih suka membawa dan menjual hasil kebunnya sendiri ke pasar," kata Hari Suroto.

Berjualan di pasar tradisional bukan sekadar bentuk aktivitas ekonomi, namun juga sosial. Selain berjualan, mama-mama Papua bertemu dengan teman dan sanak saudara yang tempat tinggalnya berjauhan. Di sana mereka berbagi cerita dan bersosialisasi satu sama lain.

Mengenai metode berjualan, mama-mama Papua menata hasil kebun mereka dengan cara ditumpuk. "Dan hasil kebun itu dijual pertumpuk," kata Hari Suroto. Contoh, satu tumpuk mangga berisi lima buah atau satu tumpuk terdiri dari tiga mangga. Adapun sayur dijual per ikat.

Wisatawan yang berkunjung ke pasar tradisional bisa membeli barang dagangan mama-mama Papua ini. Hanya saja, jangan coba-coba menawar. Menurut Hari Suroto, mama-mama Papua yang berjualan akan bertahan pada harga yang dia patok. "Malah terkadang pembeli yang diomeli karena dianggap tidak menghargai usaha mereka yang susah payah menanam, merawat hingga panen, memanggul hasil panen dengan noken, dan tentu saja berjalan kaki dari kampung sampai ke pasar di kota," ucap Hari Suroto.

Kendati pembeli dilarang menawar, wisatawan bisa menyentuh hati mama-mama Papua yang memiliki jiwa sosial tinggi. Perlu diketahui, Hari Suroto melanjutkan, jika ada barang dagangan yang tidak bertahan lama, seperti hasil kebun atau ikan, tersisa, mereka akan mengantarkan barang itu kepada keluarga yang tinggal di kota ketimbang berat-berat membawanya kembali ke rumah.

Jadi, wisatawan memang tak sepatutnya menawar barang dagangan mama-mama Papua. Hanya saja, wisatawan bisa meminta bonus dan pasti diberikan dengan senang hati. Misalkan, ketika membeli satu tumpuk mangga seharga Rp 30 ribu, memang wisatawan tak dapat meminta harganya turun. Namun, wisatawan bisa meminta satu atau dua buah mangga lagi yang ukurannya lebih kecil sebagai bonus. "Bonus lainnya, wisatawan bisa berfoto dengan penjual," kata Hari Suroto.

Berita terkait

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

3 jam lalu

Polres Yahukimo Tangkap 5 Tersangka Pembunuhan Bripda Oktavianus Buara, Polisi: Dua Masih Dikejar

TPNPB-OPM menyatakan bertanggung jawab atas pembunuhan seorang polisi Bripda Oktovianus Buara di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan.

Baca Selengkapnya

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

15 jam lalu

TPNPB Serang Polsek Homeyo di Intan Jaya, Klaim Tewaskan Satu Intel

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, dan menewaskan satu orang

Baca Selengkapnya

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

1 hari lalu

KKB Intan Jaya Papua Serang Polsek Homeyo, 1 Warga Tewas

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno membenarkan KKB Intan Jaya menyerang Polsek Homeyo, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

1 hari lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

2 hari lalu

Peneliti BRIN: Otsus Papua Tidak Selesaikan Masalah

Otsus Papua bukan merupakan penyelesaian atau resolusi konflik Papua.

Baca Selengkapnya

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

2 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Iuran Wisata untuk Siapa

2 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?

Baca Selengkapnya

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

2 hari lalu

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

Lettu Inf Muhammad Fardhana tunangan pedangdut Ayu Ting Ting, pimpin pemasangan aliran listrik Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

2 hari lalu

Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

2 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya